La Tahzan
Pagi ini seperti biasa seorang wanita cantik yang bernama Elvira Hafiza itu sedang sibuk memasak untuk sarapan. Elvira yang biasa dipanggil Vira itu menghentikan gerakan tangannya saat mendengar teriakan suaminya. Ia dengan cepat segera menyelesaikan masaknya dan setelah selesai, ia pun setengah berlari menuju kamarnya yang berada di lantai dua itu.
“Sayang!”
“Iya, ada apa Mas?”
“Dasiku belum dipasang,” sahut Yusuf dengan wajah kesalnya.
Vira geleng-geleng kepala, ia pun menghampiri suaminya. Vira sedikit berjinjit dan dengan cepat memakaikan dasi di leher suaminya itu. Vira memakaikan dasi sembari mengoceh tanpa henti.
“Mas itu seharusnya belajar memakai dasi sendiri, bagaimana kalau aku tidak ada? Terus, nanti siapa yang akan memakaikan dasi lagi?” cerocos Vira.
“Kok kamu ngomongnya seperti itu? Memangnya kamu sudah bosan hidup denganku?” kesal Yusuf.
“Astagfirullah, bukan begitu Mas. Maksudnya bagaimana kalau suatu saat nanti Allah memanggil aku duluan? Usia tidak ada yang tahu, Mas,” sahut Vira dengan merapikan kemeja suaminya itu.
Yusuf bukanya menanggapi ucapan Vira, dia justru langsung memeluk istrinya dengan sangat erat. Yusuf sangat mencintai Vira, dia sangat takut kalau sampai Vira meninggalkannya. Yusuf tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya tanpa Vira.
“Kamu jangan bicara seperti itu, aku belum siap kehilangan kamu pokoknya aku ingin kita hidup bersama-sama sampai tua nanti,” seru Yusuf.
Vira melepaskan pelukan suaminya dan menangkup wajah Yusuf sembari menyunggingkan senyumannya. “Kita tidak akan bisa menolak kehendak Yang Maha Kuasa, Mas.”
“Iya, tapi aku selalu berdo'a kepada Allah supaya Allah tidak memisahkan kita dulu karena aku ingin hidup selamanya denganmu,” seru Yusuf.
“Amin, semoga do'a Mas terkabul. Ya sudah, sekarang kita sarapan dulu mumpung masih panas kalau sudah dingin gak enak nanti,” seru Vira.
Keduanya pun berjalan beriringan menuju meja makan, Vira melayani suaminya dengan sangat baik. Vira dan Yusuf sudah mengarungi bahtera rumah tangga selama 7 tahun, namun sampai saat ini mereka belum juga dikaruniai keturunan. Tapi meskipun begitu, Yusuf mencintai Vira dengan sepenuh hatinya bahkan Yusuf tidak pernah mempermasalahkan semua itu.
“Mas, nanti siang aku ke kantor ya bawa Mas makan siang, habis itu kita ke rumah sakit soalnya hari ini waktunya kita ke dokter,” seru Vira.
“Oke, sayang.”
Seperti biasa, mereka sarapan dengan diselingi obrolan-obrolan ringan dan sampai saat ini kehidupan rumah tangga mereka sangat harmonis. Setelah selesai sarapan, Vira dengan sigap mengambil tas kerja Yusuf dan mengantarkan Yusuf sampai depan rumah. Yusuf menciumi seluruh wajah Vira, dan Vira pun mencium punggung tangan Yusuf.
“Hati-hati ya, Mas.”
“Iya, sayang.”
“Aku berangkat dulu, ya. Assalamualaikum,” seru Yusuf sembari masuk ke dalam mobilnya.
“Waalaikumsalam.”
Mobil Yusuf sudah tidak terlihat lagi, Vira pun masuk ke dalam rumah dan mulai membersihkan rumah. Yusuf merupakan salah satu pemilik perusahaan. Sebenarnya Vira bisa saja mempekerjakan beberapa asisten rumah tangga namun Vira memilih mengerjakan pekerjaan rumah sendiri apalagi Yusuf tidak mau makan jika bukan Vira yang memasak. Di rumah sebesar itu hanya ada satu asisten rumah tangga itu pun hanya untuk membantu Vira bersih-bersih rumah.
“Bu, diminum dulu,” seru Bi Ida.
“Apa ini, Bi?” tanya Vira.
“Ini teh kayu manis Bu, kata orang tua dulu teh kayu manis ini bisa menyuburkan dan kalau rutin minum ini, Insya Allah Ibu akan cepat hamil,” jelas Bi Ida.
“Iya kah?”
“Iya Bu, cobain deh.”
Vira mengerutkan keningnya, dia tidak mau minum itu tapi dia juga tidak mau mengecewakan asisten rumah tangganya yang sudah bekerja 5 tahun di rumah Vira dan Yusuf. Vira menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan perlahan. Vira pun mulai meminumnya, namun Vira hampir saja muntah karena rasanya yang sama sekali tidak enak.
“Ya Allah Bi, rasanya tidak enak sekali,” seru Vira sembari meringis.
“Namanya juga obat Bu, mana ada obat yang enak,” sahut Bi Ida.
Vira tidak sanggup harus menghabiskan minuman itu karena kalau dilanjutkan sudah dipastikan dia akan muntah. Ida memang sangat perhatian kepada Vira dan Vira sangat menghargai itu. Vira juga sudah menganggap Ida seperti Ibunya sendiri.
“Sudah ya Bi, soalnya aku takut muntah,” rengek Vira.
“Ya sudah gak apa-apa, yang penting ada yang masuk,” sahut Bi Ida.
“Aku ke kamar dulu ya, Bi.”
Vira pun masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Setelah Vira menikah dengan Yusuf, Yusuf memang tidak membiarkan Vira bekerja karena dia sangat mampu untuk menafkahi Vira. Tapi berbeda dengan Vira yang sangat ingin bekerja karena Vira merasa jenuh setiap hari harus diam di rumah tidak ada kegiatan yang berarti.
***
Tidak terasa waktu sudah hampir menunjukkan jam makan siang, Vira dengan cepat mengganti bajunya. Siang ini Vira menggunakan gamis warna biru langit dan senada dengan hijabnya. Setelah siap, Vira pun segera turun ke bawah karena taksi online yang dia pesan sudah menunggu di depan rumah.
“Bi, aku pergi dulu!”
“Iya, Bu.”
“Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.”
Selama dalam perjalanan, Vira tidak henti-hentinya menyunggingkan senyumannya. Sesekali dia juga melihat kotak makanan yang berisi makanan yang tadi dia masak. Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Vira pun sampai di kantor milik suaminya.
Vira berjalan dengan anggunnya, tidak sedikit yang terpesona kepada Vira. Selama menuju ruangan suaminya, Vira selalu tersenyum dan menyapa kepada karyawan yang berpapasan dengannya. Hingga tidak lama kemudian, dia pun sampai di depan ruangan suaminya itu.
“Assalamualaikum,” seru Vira dengan membuka pintu.
“Waalaikumsalam, sayang kamu sudah datang.” Yusuf bangkit dari duduknya lalu menghampiri Vira dan memeluknya.
“Maaf Mas, aku sedikit telat,” sesal Vira.
“Tidak apa-apa, mana makan siangnya soalnya perutku sudah sangat lapar,” rengek Yusuf.
Vira tersenyum, lalu Vira pun menyiapkan makan siang untuk suaminya. “Aku suapin saja ya, biar cepat.”
Vira menyuapi Yusuf, suami mana yang tidak bersyukur mempunyai istri sempurna seperti Vira. Sudah cantik, pintar masak, pintar mengurus suami, dan sangat taat kepada suami. Yusuf akan sangat rugi jika sampai menyakiti hati Vira.
“Setelah ini kita periksa ke dokter, mudah-mudahan program hamil kita berhasil,” seru Vira.
“Amin, tapi aku minta sama kamu jangan terlalu banyak pikiran. Selama ini kita sudah ikhtiar tapi Allah belum bisa mengabulkan do'a kita, aku yakin ke depannya kamu pasti akan hamil hanya tinggal menunggu waktu saja,” sahut Yusuf lembut.
“Iya, Mas.”
Vira patut bersyukur, walaupun sudah 7 tahun mereka belum dikaruniai keturunan tapi Yusuf masih sangat mencintainya dan perlakuannya pun sama sekali tidak pernah berubah. Tapi tidak bisa dipungkiri, di dalam hati Vira yang paling dalam, dia merasakan ketakutan yang luar biasa. Takut jika suatu hari nanti suaminya akan mencari wanita lain yang bisa memberinya keturunan.
*
*
*
Jangan lupa like, gift, vote, dan rate bintang 5 ya🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
sakura
...
2024-08-08
1
Ida. Rusmawati.
/Smile/
2024-07-22
1
#ayu.kurniaa_
.
2024-07-10
1