SHE IS VERY DANGEROUS

"Kenapa kau lama sekali?" tanya Damian yang menunggu sang asisten di luar pintu ruang rapat.

"Maaf bos. Aku masih harus menyampaikan beberapa patah kata kepada para pemegang saham sebagai sopan santun." balas Anton memandang atasannya dengan raut wajahnya prihatin.

"Ya sudah! Sekarang cepat antar aku ke rumah sakit! Aku benar-benar sudah merasa tidak tahan dengan gatal yang menggerayangi tubuh ku ini." seru Damian sambil menggaruk badannya yang diselimuti oleh pakaian.

Anton mengangguk. Di kedua tangannya sekarang penuh dengan berkas serta laptop milik sang atasan.

Melihat jika atasannya ini sudah tidak bisa menahannya lagi, terpaksa dirinya harus membawa barang-barang yang ada dalam dekapannya bersama ke dalam mobil.

Keduanya berjalan menuju lift yang di khususkan untuk para pekerja eksekutif. Dengan cepat, sang asisten menekan tombol pertama.

Beruntung, lift tidak sedang penuh sehingga mereka bisa lekas segera masuk kedalam tanpa harus menunggu orang-orang keluar dari lift.

"Bos, apa tidak sebaiknya anda berhenti menggaruk? Saya hanya khawatir, kuku anda akan melukai kulit jika anda terus menggaruk seperti itu." tanya Anton cemas.

"Aku juga ingin berhenti menggaruk seperti ini. Kau pikir aku tidak malu, bertingkah layaknya binatang dengan menggaruk seperti ini dan di tonton halayak ramai?" ujar Damian yang terus menggaruk.

Anton hanya diam mendengar keluh kesah yang keluarkan sang atasan. Meski dirinya tidak merasakan apa yang dirasakan Damian, namun melihat dari seberapa sering pria itu menggaruk, bisa di pastikan betapa tidak nyamannya ia.

"Aku malu! Rasanya aku ingin menguburkan wajahku di tempat terpencil." lanjutnya berkata penuh emosi.

"Tapi aku tidak bisa menghentikannya. Rasa gatal ini benar-benar sungguh menyiksa! Sedetik saja aku berhenti menggaruk, maka rasa gatal yang aku rasakan akan bertambah 2 kali lipat. Maka dari itu, aku tidak bisa berhenti menggerakkan kedua tanganku ini untuk melakukan hal ini." ucap Damian lagi sembari menghela napas lelah.

Anton yang mendengar penjelasan dari pria di sebelahnya tak bisa berkata-kata. Dia sungguh merasa kasihan dengan apa yang mendera atasannya saat ini.

Tidak pernah terpikir baginya, jika suatu hari dia akan melihat pemandangan seperti ini.

Sang asisten tidak mengatakan apa-apa lagi, begitu pun dengan Damian yang sibuk menggaruk.

Tringgg...

Pintu lift terbuka. Di lihatnya jika mereka telah sampai di lantai pertama. Tepat ketika keduanya melangkah keluar, semua pandangan langsung tertuju kepada pria yang sedari tadi sibuk menggaruk tubuhnya.

"Hei bukankah itu bos? Kenapa dia menggaruk tubuhnya seperti itu?" tanya salah satu orang yang berada di lantai pertama.

"Dia terlihat seperti hewan peliharaan ku jika terus bertingkah seperti itu." bisik seseorang sambil terkekeh kecil.

"Hei, berhenti mengejeknya! Apa kalian tidak takut di pecat?" tegur seseorang yang mendengar ucapan mereka.

"Tapi, apa yang terjadi pada bos? Perasaan, tadi pagi aku melihatnya baik-baik saja." tanya gadis itu heran.

"Kau tanya pada ku, lalu aku tanya pada siapa?" balas seseorang disampingnya.

"Tanyakan pada pak Anton! Dia pasti tahu apa yang terjadi." usul gadis itu.

"Kalau begitu, mengapa tidak kau saja yang menanyakannya?" tanya sang lawan bicara sambil memutar bola matanya malas.

"Mungkin dia sedang terkena karma?" celetuk seseorang.

"Karma?"

"Dia kan mengkhianati istrinya dan lebih memilih untuk bersama dengan selingkuhannya. Mungkin saja ini karma yang pria itu dapat." ujar orang tersebut.

Dilihatnya, orang yang berbicara merupakan seorang wanita cantik berpakaian layaknya OG kantor ini.

"Ah, ngomong-ngomong kamu siapa? Sepertinya aku baru pertama melihatmu?"

"Aku pekerja magang disini, dan memang baru bekerja hari ini."

"Oh, jadi kamu pekerja baru disini?"

"Benar." balas wanita OG tersebut.

Semua harus sudah menebak jika OG tersebut adalah Xiaofei yang di perintahkan Auryn untuk merekam semua gerak-gerik yang dilakukan oleh Damian.

Xiaofei sedang melakukannya, ia diam-diam menyalakan kamera di handphone yang diberikan Auryn untuknya kemudian mengubah mode kamera menjadi rekaman video.

"Tunggu dulu, jika kau karyawan baru dan baru berkerja hari ini, darimana kau tahu mengenai isu perselingkuhan ini?" tanya salah seorang karyawan.

"Aku tidak sengaja mendengar beberapa orang membicarakannya tadi." jawab Xiaofei tenang.

"Lagipula apa yang baru saja ku katakan hanya sekedar pendapatku saja. Jangan di anggap serius." lanjut wanita itu.

Ia tersenyum tipis, saling mengobrol dengan orang-orang di sana. Membuat semua orang yang berada di sekitar area tersebut tidak mencurigai keberadaannya di tempat itu, ternyata untuk merekam atasan mereka.

Sementara disisi lain, Damian yang mendengar bisikan serta ejekan mengenainya segera mempercepat langkahnya.

Saat tiba di pintu masuk dan keluar kantor, Anton meminta Damian untuk menunggu sebentar di sana. Sedangkan dirinya berjalan menuju area parkir untuk mengambil mobilnya.

"Bos, ayo masuk." ucap sang asisten sambil membukakan pintu kursi belakang untuk pria yang menjabat sebagai bos-nya.

Tanpa banyak patah kata lagi, Damian segera menghampiri Anton dan duduk di kursi penumpang.

Pria itu duduk dengan gelisah. Ia terus meminta sang asisten untuk mengemudi lebih cepat. Sementara itu, sang asisten yang di minta untuk mengebut segera menginjak pedal gas.

...****************...

...****************...

Didalam gedung kantor William Corp, Xiaofei segera mengirim video yang telah di rekannya kepada Auryn. Wanita itu tersenyum tipis kala melihat hasil kerja anak buahnya.

"Dengan video ini, kau akan lebih di permalukan Damian." gumam Auryn pelan.

Saat ini, wanita tersebut tengah berada di dalam lift. Dia sengaja keluar setelah semua orang pergi agar tidak ada yang memperhatikannya.

Setelah sampai di lantai pertama, Auryn segera pergi menemui Xiaofei yang sudah berada di luar gedung.

Xiaofei sendiri telah mengganti pakaian yang ia kenakan dengan pakaian casual. Tidak lagi memakai seragam OG kantor William Corps.

"Nona!" seru Xiaofei ketika melihat majikannya mendekat.

"Kerja bagus, Xiaofei." ujar Auryn sambil menepuk bahu wanita itu pelan.

"Tapi kau harus segera pergi dari sini. Jangan sampai ada orang yang mencurigai mu." lanjutnya berkata.

"Anda bisa tenang, nona. Tidak ada yang akan mengenali wajah saya, karena saat itu saya selalu mengenakan masker." jawab Xiaofei tegas.

"Baguslah! Awalnya aku sempat khawatir, takut kamu akan di kenali. Tapi karena kamu telah mengatakan seperti itu, aku kembali lega." balas Auryn.

"Saya akan berlatih lebih keras lagi untuk meningkatkan level kultivasi saya, agar semua kemampuan saya kembali, termasuk kemampuan menyamar." ucap Xiaofei.

"Ah, benar. Aku hampir lupa dengan kemampuanmu yang satu itu." ujar Auryn.

"Tapi kau benar juga, kemampuan menyamar mu memang penting. Kalau-kalau suatu hari nanti aku membutuhkanmu untuk menyusup, seperti yang kau lakukan barusan." lanjutnya berkata sambil mengelus dagu.

"Kalau begitu, saya ingin meminta izin untuk berlatih kultivasi di ruang dimensi anda." ucap Xiaofei penuh harap.

"Kau bisa masuk ke sana ketika kita sudah tiba di apartemen. Kau harus ingat jika kita masih berada di ruang publik. Masih banyak orang yang berkeliaran di sekitar kita." jawab Auryn tenang.

Xiaofei segera melirik sekitarnya. Memang benar, meski tempat ini sedikit sepi, namun masih ada beberapa orang yang berlalu lalang.

Akan gawat jika ada yang melihat ketika dirinya menghilang begitu saja.

"Saya mengerti." ujar Xiaofei.

"Kita pulang. Aku masih harus mengedit sedikit video yang kau kirimkan dan menambahkannya dengan beberapa video temuan ku, agar video itu terlihat lebih menarik saat nanti aku sebar di media sosial." balas Auryn.

"Eh, anda akan menyebarkan video tersebut?" tanya Xiaofei sedikit terkejut.

"Tentu saja, ini adalah tujuan awal ku saat memerintahkan mu memvideokan pria tersebut. Mempermalukan Damian di depan para pemegang saham dan sebagian para karyawan masih belum cukup bagiku. Dia harus merasakan bagaimana dunia menghujatnya, seperti ketika pria itu mempermalukan pemilik asli dengan menyebutnya sebagai pembantu di depan selingkuhannya." ujar Auryn dengan kilatan tajam di kedua matanya.

"Ini adalah pembalasan yang aku janjikan kepada Auryn asli. Pembalasan berkali-kali lipat. Dia mempermalukan Auryn di depan para tamu nya, dan aku mempermalukannya di hadapan seluruh dunia." lanjut wanita itu menyeringai.

Xiaofei bergidik ngeri, majikannya tidak berubah walau sudah menempati raga baru dan dunia baru. Dia tetap berlaku kejam dalam menghadapi dan menyiksa musuhnya.

Meski sebenarnya, hukuman yang sekarang di jalani Damian termasuk kedalam golongan ringan.

Karena jika itu di masa lalu, pengkhianat seperti pria tersebut pasti sekarang hanya tersisa tulang belulang saja.

.

.

.

TO BE CONTINUE.