Jebakan Saffana Untuk Aksa.

Jebakan Saffana Untuk Aksa.

Episode 1 Sakit Hati

Saffana yang menuruni anak tangga dengan penampilan yang tampak rapi menggunakan jeans biru navy yang di padukan dengan sweater crop warna coklat.

"Saffana!" terdengar suara lembut memanggilnya yang membuatnya menoleh. Sepasang suami istri yang sedang makan bersama. Seorang ibu cantik yang berpakaian muslimah dengan wajah teduh

"Bunda!" sahut Saffana menghampiri pasangan itu.

"Kamu buru-buru sekali, pagi-pagi seperti ini sudah rapi. Kamu mau kemana?" tanya Bunda Sofia.

"Bunda Saffana ingin interview pagi ini," jawab Saffana.

"Kamu melamar pekerjaan?" tanya Ayah David.

"Benar Ayah," sahut Saffana dengan mengangguk.

"Saffana Ayah punya beberapa Perusahaan. Kenapa kamu harus melamar di Perusahaan orang lain dan tidak melamar di Perusahaan ayah?" tanya David.

"Ayah, Saffana ingin mandiri dan tidak ingin bekerja di tempat Ayah. Orang-orang bisa mengatakan jika Saffana bisa diterima di Perusahaan itu karena ada orang dalam. Jadi Saffana benar-benar ingin bekerja tanpa ada urusannya dengan jaringan dari Perusahaan ayah," jelas Saffana.

"Apa Tante Rachel mengatakan sesuatu kepada kamu?" tanya Sofia merasa ada yang tidak beres dengan putrinya.

"Tidak Bunda dan kalaupun tante Rachel berbicara dan mengatakan. Aku tidak boleh mengharapkan harta dari ayah dan bunda itu bukannya hal yang sangat wajar dan tidak ada yang salah," ucap Saffana yang secara tidak langsung sudah mengatakan pembicaraan wanita yang bernama Rachel yang pasti menyinggung perasaannya.

"Saffana berapa kali Bunda mengatakan kepada kamu untuk tidak pernah mendengarkan perkataan orang lain dan termasuk tante Rachel. Saffana kamu putri kami satu-satunya. Kamu tidak lahir dari rahim Bunda. Tetapi Bunda sama ayah hanya memiliki kamu. Untuk apa semua yang kami miliki jika bukan untuk kamu," Shofia terlihat sedih dengan putri angkatnya yang pasti barusan saja terlibat cekcok dengan iparnya.

"Sudahlah Bunda, ini hanya bekerja di luar Perusahaan jaringan ayah. Jadi tidak ada masalah. Saffana juga tetap akan minta nafkah pada Ayah, karena Saffana masih tanggung jawab Saffana," sahut Saffana yang berusaha tenang.

"Ya sudah kalau begitu, ayah sama Bunda hanya bisa mendoakan kamu dan mendukung apa yang kamu inginkan. Jika membutuhkan bantuan Ayah dan Bunda kamu jangan pernah segan. Karena hanya kamu yang kamu miliki," sahut David.

"Iya ayah. Ya sudah kalau begitu Saffana berangkat dulu dan minta doanya," sahut Saffana dengan mencium punggung tangan Sofia dan juga mencium punggung tangan David.

"Hati-hati sayang," ucap Shofia.

"Iya Bunda, assalamualaikum!" sahut Saffana

"Walaikum salam," sahut Sofia dan David.

Saat Saffana keluar rumah Saffana berpapasan dengan Rachel yang baru saja mereka bicarakan. Saffana hanya menunduk, sementara Rachel melihat Saffana dengan sinis sampai memutar kepala yang seperti sangat membenci Saffana.

Flashback

Beberapa tahun lalu.

Saffana yang turun dari mobil bersama dengan Leo teman Saffana. Saffana tampil sangat cantik menggunakan dress putih di bawah lutut dengan rambut yang di gerai. Mobil mereka berhenti di depan Hotel Bintan 5 dengan mereka yang memasuki lobi Hotel.

"Anak-anak yang lain belum pada datang ya Saffana?" tanya Leo.

"Mungkin mereka sudah di atas," jawab Saffana menduga-duga.

"Tapi kita tunggu Dinda sebentar," ucap Leo. Saffana mengangguk-angguk dengan melihat ponselnya.

Dari ujung sekitar 12 meter ada seorang wanita sekitar berusia 40 tahunan yang memakai jilbab yang memperhatikan Saffana.

"Bukankah itu Saffana!" ucap Rachel adik dari David Tante Saffana.

"Benar itu dia. Ngapain dia di Hotel di tempat seperti ini," batin Rachel dengan penuh tanya yang terus memperhatikan Saffana.

"Hmmmm , Saffana bagaimana kalau kita tunggu di Dinda di dalam saja," ucap Leo memberi usul

"Ya sudah aku juga capek berdiri dan anak-anak yang lain juga pasti sudah menunggu," jawab Saffana yang setuju.

"Ya sudah kalau begitu ayo!" ajak Leo. Saffana mengangguk. Lalu mereka berdua pergi.

"Heh mau kemana mereka berdua. Apa yang mereka lakukan!" batin Rachel dengan penasaran dan langsung buru-buru mengikuti Saffana dan Leo.

Rachel melihat Saffana dan Leo yang memasuki salah satu kamar yang membuat Rachel benar-benar terkejut dengan mata yang terbelalak kaget.

"Anak itu benar-benar!" umpat Rachel dengan nafas naik turun yang tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Masih remaja sudah seperti itu. Apa mas David dan mbak Shofia tidak pernah mengajari dia dengan baik yang sudah melebihi batas dengan dengan pergaulan bebas sampai kekamar hotel dengan laki-laki itu," batin Rachel yang masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Flashback of.

"Rachel kenapa kamu berdiri di sana?" tanya David.

"Mau kemana dia keluyuran dari pagi ke pagi lagi?" tanya Rachel ketus.

"Kamu ini bicara apa sih, selalu saja Saffana itu salah di mata kamu," sahut David.

"Ya karena dia memang tidak pernah benar," jawab Rachel kesal.

"Sudahlah, kamu jangan terus menggangu Saffana!" tegas David.

"Selalu saja di bela. Jelas-jelas wanita itu tidak pernah benar," batin Rachel dengan kesal.

************

Saffana yang diantar supir menuju Perusahaan tempatnya yang akan melakukan interview. Namun Saffana yang terlihat melamun duduk di belakang mobil.

"Tante Rachel semenjak saat itu selalu menatapku dan berbicara kasar padaku," batin Saffana dengan wajah sedih.

Flashback of.

Saffana, Leo dan Dinda yang baru saja merayakan ulang tahun teman mereka di salah satu ruangan di hotel berbintang itu yang kebetulan milik keluarga teman mereka.

"Aku tadi ikut sedih saat ibu Tari sedih memberikan kata-kata manis," ucap Saffana.

"Memang ibu Tari itu sangat sweet, kamu lihat saja dia tidak henti-hentinya meneteskan air mata yang tidak percaya jika Tari sudah dewasa," jawab Dinda.

"Benar!" sahut Leo dengan mereka yang tertawa-tawa. Namun langkah mereka berhenti ketika melihat wanita di hadapan mereka yang memakai jilbab yang tak lain adalah Rachel.

"Tante Rachel!" sahut Saffana.

"Plakkk!" Saffana langsung mendapatkan tamparan keras yang membuat Saffana kaget, Leo dan juga Dinda.

"Perempuan murahan, capek kakak saya mengangkat kamu menjadi anak dan kamu malah bersenang-senang bersama pria ini dengan melakukan Zina!" bentak Rachel.

"Apa yang Tante katakan. Tante salah paham," sahut Saffana.

"Kamu pikir saya buta hah! Saya melihat sendiri kamu bersama laki-laki ini masuk kamar Hotel dan ngapain kalian hah!" tunjuk Rachel.

"Tante ini salah paham, kami tidak melakukan apa-apa dan kami sedang---"

"Diam kamu!" sentak Rachel saat Leo memberikan penjelasan.

"Jangan mentang-mentang saya ini orang tua, jadi tidak mengerti dengan perbuatan kalian yang kumpul kebo hah!" umpat Rachel

"Kamu itu memang hanya mempermalukan keluarga. Anak gadis yang masih remaja keluyuran malam-malam dengan bermain di hotel bersama laki ini. Kamu sama saja merusak Citra keluarga besar," Rachel terus mengecam Saffana

"Kamu tidak pernah bersyukur sudah diangkat derajatnya. Di ambil dari panti asuhan dan diberikan kehidupan yang layak. Tapi yang bisa kamu lakukan hanya bisa menghabiskan uang orang tua angkat kamu dan juga lihat cara kamu berpakaian yang tidak pantas yang tidak menunjukkan seorang wanita muslimah, pergaulan bebas kamu sampai ketempat haram seperti ini," Rachel terus marah, memaki dan mencaci Saffana.

"Tante salah paham..." lirih Saffana.

"Saya tidak bodoh. Saya benar-benar sangat menyesal sudah sayang dasar murahan!" tegas Rachel yang benar-benar marah yang langsung pergi.

Flashback of

Saffana mengusap wajahnya dengan kedua tangannya yang menghela nafas.mencoba untuk sabar.

"Aku selalu salah di mata tante Rachel dan terus menjudge ku dengan buruk. Karena hal yang tidak benar sama sekali. Kesalahan sedikit dan melebar kemana-mana dan membenciku sampai saat ini. Karena aku tidak bisa menjadi ala yang dia inginkan," batin Saffana dengan mengajak nafas.

Saffana gadis 23 tahun anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan yang diangkat sepasang suami istri dari keluarga kaya raya dan taat agama. David dan Shofia membesarkan Saffana sampai dewasa dengan penuh kasih sayang dan ketulusan.

Saat usianya 8 tahun, Shofia dan David yang tidak memiliki seorang anak di tengah keberhasilan mereka sebagai pasangan suami istri membuat keduanya sepakat untuk mengangkat anak. Mereka bertemu dengan Saffana yang membuat mereka langsung jatuh hati.

David dan Shofia merawat dan membesarkan Saffana dengan penuh kasih sayang. Keluarga besar David juga menyukai Saffana dan menganggap Saffana sebagai keluarga sendiri yang sudah menerima Saffana dalam keluarga besar mereka.

Seiring berjalannya waktu sampai Saffana dewasa. Salah satu keluarga dari sang ayah, Rachel yang selalu saja mencari-cari kesalahannya dan memberikan makian hinaan kepadanya yang membuat hatinya sakit. Hal itu bermula sejak Rachel menemukan Saffana masuk kedalam kamar Hotel bersama pria lain.

Kebencian Rachel bermula dari sana dan selalu menganggap Saffana salah dan tidak melihat sisi baik dari Saffana. Walau Saffana berusaha menjelaskan kebenarannya.

Tetapi apapun itu Saffana selalu berusaha tegar dan tidak mengambil hati atas kata-kata Rachel yang biasa didengarnya. Karena Saffana memiliki orang tua yang memberikan ketulusan yang sangat luar biasa kepadanya.

Bersambung

...Para readers author membuat karya baru lagi dengan sedikit nuansa agamis yang dimasukkan ke dalam cerita. Semoga kalian suka dengan Karya terbaru aku. Aku tidak pernah untuk meminta kalian memberikan dukungan, vote yang banyak, like banyak, subscribe dan pasti untuk selalu mendoakan agar karya aku naik dan bisa menjadi no 1....

...Untuk readers yang setia terima kasih untuk selalu menyempatkan diri membaca karya-karya aku, memberikan masukan-masukan saran yang membuat aku semakin semangat untuk menulis....

Terpopuler

Comments

muna aprilia

muna aprilia

lnjut

2024-05-11

0

Umisah Asther

Umisah Asther

lanjut Thor kayaknya bagus banget

2024-05-04

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Sakit Hati
2 Episode 2 Pertemuan pertama.
3 Episode 3 mencemooh Saffana.
4 Episode 4 Yogyakarta.
5 Episode 4 Teguran membawa luka.
6 Episode 6 Sakit hati berujung petaka.
7 Episode 7 Jebakan Saffana.
8 Episode 8 Fitnah Saffana yang berhasil.
9 Episode 9 Sesuai keinginan Saffana.
10 Episode 10 Saffana dan Aksa di kamar mandi.
11 Episode 11. Terjebak pernikahan.
12 Episode 12 Terjebak pernikahan n
13 Episode 13 Sah.
14 Episode 14 Pernah menginginkan.
15 Episode 15 Aksa dan Saffana.
16 Episode 16 Masa lalu.
17 Episode 17 Saffana tidak tinggal diam.
18 Episode 18 Rachel tidak bisa berkutik.
19 Episode 19 Rasa yang sulit di pahami.
20 Episode 20 Percaya mengejutkan.
21 Episode 21 Saffana Malu di depan Aksa.
22 Episode 22 Merobek.
23 Episode 23 Suami yang manis.
24 Episode 24 Saffana salah tingkah.
25 Episode 25 Sama-sama pulang.
26 Episode 26 Pasti ribut
27 Episode 27 Apalagi ini
28 Episode 28 Pengakuan Saffana.
29 Episode 29 Keputusan Aksa.
30 Episode 30 Rumah Bunda.
31 Episode 31 Canggung
32 Episode 32 Aksa mengetahuinya
33 Episode 33 Pertemuan dengan Arif.
34 Episode 34 Aksa grogi parah.
35 Episode 35 Rumah baru
36 Episode 36 Sakilah di luar nalar.
37 Episode 37 Penegasan Aksa.
38 Episode 38 Manis
39 Episode 39 Suami istri.
40 Episode 40 Bicara dari hati ke hati
41 Episode 41 Mencoba
42 Episode 42 Akhir.
43 Episode 43 Sang istri.
44 Episode 44 Keadaan Saffana.
45 Episode 45 Gengsi.
46 Episode 46 Pernyataan tidak masuk akal.
47 Episode 47 Drop
48 Episode 48 keputusan yang berat.
49 Episode 49 Detik-detik pernikahan ke 2.
50 Episode 50 Sadar.
51 Episode 51 Penjelasan Bunda.
52 Episode 53 Suami istri kembali romantis.
53 Episode 54 Suami yang perhatian.
54 Episode 55 Karma Sakilah.
55 Episode 55 harus di pertanggung jawabkan.
56 Episode 56 Pengakuan Aksa.
57 Episode 57 Rachel masih gengsi.
58 Episode 58 Hadiah besarm
59 Episode 59 Apa sudah waktunya.
60 Episode 60 Bulan Madu yang sebenarnya.
61 Episode 61 Minta Izin.
62 Episode 62 Malam bersama yang romantis.
63 Episode 63 Pendekatan dengan mertua.
64 Episode 64 Perhatian kecil.
65 Episode 65 Kehidupan Normal.
66 Episode 66 Apa ini.
67 Episode 67 Perasaan bimbang
68 Episode 68 Cemburu itu berlebihan.
69 Episode 69 Aksa mendapat semburan.
70 Episode 70 Berbaikan.
71 Episode 71 Berusaha menjelaskan.
72 Episode 72 Itu akan menjadi beban.
73 Episode 73 Kabar Bahagia Atau Tidak.
74 Episode 75 Ada perasaan ragu.
75 Episode 75 Ribut terus menerus.
76 Episode 76 Tidak ada habisnya
77 Episode 77 Emosi.
78 Episode 78 Talak Yang Terucap.
79 Episode 79 Pergi
80 Episode 80 Penyesalan yang tidak berarti.
81 Episode 81 Tidak ingin bersama kembali.
82 Episode 82 Tidak ada kesempatan.
83 Episode 83 Keputusan
84 Episode 84 Akhir
85 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1 Sakit Hati
2
Episode 2 Pertemuan pertama.
3
Episode 3 mencemooh Saffana.
4
Episode 4 Yogyakarta.
5
Episode 4 Teguran membawa luka.
6
Episode 6 Sakit hati berujung petaka.
7
Episode 7 Jebakan Saffana.
8
Episode 8 Fitnah Saffana yang berhasil.
9
Episode 9 Sesuai keinginan Saffana.
10
Episode 10 Saffana dan Aksa di kamar mandi.
11
Episode 11. Terjebak pernikahan.
12
Episode 12 Terjebak pernikahan n
13
Episode 13 Sah.
14
Episode 14 Pernah menginginkan.
15
Episode 15 Aksa dan Saffana.
16
Episode 16 Masa lalu.
17
Episode 17 Saffana tidak tinggal diam.
18
Episode 18 Rachel tidak bisa berkutik.
19
Episode 19 Rasa yang sulit di pahami.
20
Episode 20 Percaya mengejutkan.
21
Episode 21 Saffana Malu di depan Aksa.
22
Episode 22 Merobek.
23
Episode 23 Suami yang manis.
24
Episode 24 Saffana salah tingkah.
25
Episode 25 Sama-sama pulang.
26
Episode 26 Pasti ribut
27
Episode 27 Apalagi ini
28
Episode 28 Pengakuan Saffana.
29
Episode 29 Keputusan Aksa.
30
Episode 30 Rumah Bunda.
31
Episode 31 Canggung
32
Episode 32 Aksa mengetahuinya
33
Episode 33 Pertemuan dengan Arif.
34
Episode 34 Aksa grogi parah.
35
Episode 35 Rumah baru
36
Episode 36 Sakilah di luar nalar.
37
Episode 37 Penegasan Aksa.
38
Episode 38 Manis
39
Episode 39 Suami istri.
40
Episode 40 Bicara dari hati ke hati
41
Episode 41 Mencoba
42
Episode 42 Akhir.
43
Episode 43 Sang istri.
44
Episode 44 Keadaan Saffana.
45
Episode 45 Gengsi.
46
Episode 46 Pernyataan tidak masuk akal.
47
Episode 47 Drop
48
Episode 48 keputusan yang berat.
49
Episode 49 Detik-detik pernikahan ke 2.
50
Episode 50 Sadar.
51
Episode 51 Penjelasan Bunda.
52
Episode 53 Suami istri kembali romantis.
53
Episode 54 Suami yang perhatian.
54
Episode 55 Karma Sakilah.
55
Episode 55 harus di pertanggung jawabkan.
56
Episode 56 Pengakuan Aksa.
57
Episode 57 Rachel masih gengsi.
58
Episode 58 Hadiah besarm
59
Episode 59 Apa sudah waktunya.
60
Episode 60 Bulan Madu yang sebenarnya.
61
Episode 61 Minta Izin.
62
Episode 62 Malam bersama yang romantis.
63
Episode 63 Pendekatan dengan mertua.
64
Episode 64 Perhatian kecil.
65
Episode 65 Kehidupan Normal.
66
Episode 66 Apa ini.
67
Episode 67 Perasaan bimbang
68
Episode 68 Cemburu itu berlebihan.
69
Episode 69 Aksa mendapat semburan.
70
Episode 70 Berbaikan.
71
Episode 71 Berusaha menjelaskan.
72
Episode 72 Itu akan menjadi beban.
73
Episode 73 Kabar Bahagia Atau Tidak.
74
Episode 75 Ada perasaan ragu.
75
Episode 75 Ribut terus menerus.
76
Episode 76 Tidak ada habisnya
77
Episode 77 Emosi.
78
Episode 78 Talak Yang Terucap.
79
Episode 79 Pergi
80
Episode 80 Penyesalan yang tidak berarti.
81
Episode 81 Tidak ingin bersama kembali.
82
Episode 82 Tidak ada kesempatan.
83
Episode 83 Keputusan
84
Episode 84 Akhir
85
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!