NovelToon NovelToon
Bintang Antariksa

Bintang Antariksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Romansa
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: ajab_alit

Aku adalah anak perempuan yang memiliki nama “Upeksa Nayanika”. Aku suka buku dan hal-hal yang menakjubkan. Tapi tanpa ku sadari… aku juga salah satu dari bagian hal yang menakjubkan. Hidupku aneh setelah kejadian itu muncul. Tapi, Apakah aku akan bertahan dengan hal menakjubkan itu? Maukah kamu mengenal ku lebih dalam wahai para bintang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ajab_alit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 31

Tiga makhluk yang baru saja masuk ke dunia lain mengelilingi api yang sedang berkobar, mereka semua kedinginan di malam yang gelap dan berkabut. Tiga makhluk itu sudah berjalan sangat jauh dari kediaman tua keluarga Yale. Saat ini, mereka sedang ada di tengah-tengah hutan, wilayah milik keluarga Starcrest. Seharusnya mereka semua sudah tertidur sekarang, tapi keadaan sekitar membuat mata mereka terus terbuka. Suasana hening, hanya suara percikan api yang terdengar.

Naya mengusap-usap lengannya sambil melihat sisi gelap hutan di malam hari. Sebuah ide terlintas dipikiran Naya, membuatnya bisa membuka pembicaraan di sekitarnya yang sunyi.

“Hei, bagaimana kalau kita bercerita tentang sesuatu yang serem?” Abya dan Seren melihat ke Naya. “Seperti, hantu atau sisi gelap dunia ini.”

“Tidak buruk.” Abya meluruskan kakinya ke depan, membuatnya sedikit jauh dengan api. “ Kalau begitu, siapa yang akan bercerita terlebih dahulu.”

Naya mengedikkan bahu sebagai balasan. Kedua orang itu pun melihat ke Seren, sosok kecil itu mengerutkan dahinya. “Apa?” tanya Seren dengan tatapan garangnya. Dua anak kecil itu saling melihat, lalu sama-sama mengangguk sambil tersenyum usil. Mereka berdua pun kembali melihat Seren. “Aku tahu apa isi pikiran kalian, jadi aku tidak akan memberitahu apa pun.”

“Hei, kita butuh informasi tentang tempat ini, loh. Masa nggak mau ngasih tau, si.” Naya menatap Seren dengan sinis. Abya menganggukkan kepalanya, lelaki kecil itu setuju akan perkataan Naya.

“Keuntungannya untukku apa?” Seren balas menatap sinis ke arah Naya. Kedua orang itu pun beradu tatapan, membuat Abya memegang kepalanya karena pusing.

“DASAR SIALAN! KEMARI KAU!” bentak Naya. Anak kecil itu hendak menangkap si bintang kecil. Seren menelan ludahnya kasar, ia sudah siap jika harus terbang mengelilingi Abya sekarang. Seren menghindari tangan Naya yang hendak menangkapnya, Seren menjulurkan lidah, mengejek Naya yang tak bisa menangkapnya. Naya kesel, mereka berdua pun berakhir kejar-kejaran, dua sosok itu mengelilingi Abya dan api yang sibuk menunjukkan pesonanya. Abya menggertakkan giginya, lalu menyiram ke dua makhluk itu dengan tanah, membuat mereka kotor seketika. Dua sosok itu terdiam, mereka kembali duduk ke tempatnya semula, sambil melempar tatapan tak bersahabat.

“Berhentilah saling tatap seperti itu, dasar bocah,” ucap Abya, sosok itu menatap keduanya garang. Naya dan Seren melihat ke arah yang berlawanan.

“Nggak sadar diri!” ucap Naya dan Seren lantang sambil melipat kedua tangan mereka di depan dada.

Abya kesal, sosok itu mengepalkan tangannya. “ Setidaknya, aku bukanlah orang yang pelit informasi dan orang yang gampang emosian,” balas Abya yang membuat jantung mereka seperti tertusuk sesuatu - rasanya sakit, tapi tak berdarah. Naya dan Seren pun terdiam sepenuhnya karena ucapan itu.

Abya melihat ke batu yang tak jauh dari mereka bertiga, sosok itu merasakan suatu kekuatan yang sangat besar dari sana. “Hei, makhluk kecil. Keluarlah, aku tau kau ada disana.” Sosok di balik batu itu tersentak, makhluk itu semakin merapatkan dirinya di batu persembunyiannya. “ Para dakinis biasanya tidak tuli, Aku tau kau mendengarku, keluarlah.”

Naya dan Seren saling tatap, dua sosok itu ikut melihat batu yang Abya lihat. Dakinis kecil itu menghela nafasnya, lalu keluar dari persembunyiannya. Naya dan Seren terkejut, kedua makhluk itu menunjuk ke api kecil yang tak jauh dari mereka secara bersamaan.

“Kau kan, penjaga harta keluarga Yale,” ucap Naya dan Seren bersamaan. Kedua sosok itu saling tatap lagi, lalu melihat ke arah berlawanan sambil menggembungkan pipi. Api kecil itu melihat ke tanah, warna apinya berubah menjadi merah.

“Kenapa mengikuti kami?” Abya menjulurkan Kristal mana pada api kecil itu, api itu menerima kristal yang dipegang Abya dengan malu-malu, lalu memakannya. Seren menelan ludahnya, ingin meminta Kristal mana yang sudah ia makan 20 kali.

“Aku penasaran akan sesuatu, makanya mengikuti kalian.” Api kecil itu mengunyah Kristal miliknya perlahan.

“Penasaran?”

Lawan bicara Abya melihat ke Naya, memberitahu pada lelaki kecil itu bahwa dialah hal yang membuatnya penasaran. Naya membalas tatapan itu dengan garang. “Apa?”

“Dia galak, ya. Aku rasa bukan dia orangnya.” Api kecil itu kembali melihat Abya datar.

“Apanya?” tanya Naya, ia ikut masuk dalam pembicaraan.

“Satu orang keturunan Yale yang masih hidup, kupikir itu kau.” Api kecil itu melihat ke Naya, membuat perempuan kecil itu meringis.

“HAH?! OMONG KOSONG MACAM APA ITU.” Naya bangkit dari duduknya, sosok kecil itu melangkah ke sang api dengan amarah. “ ASAL KAU TAU YA, AKU ITU LEBIH SUKA HIDUP BEBAS DARI PADA DIKURUNG DI DALAM ISTANA YANG BESAR DAN MEWAH!” Naya menunjuk-nunjuk api kecil itu, membuat sang api berjalan mundur.

“CUKUP!” bentak Abya, lelaki kecil itu merentangkan tangannya di tengah-tengah dua makhluk itu. Seren hanya menonton mereka, ia tak berminat memisahkan perkelahian. Abya melihat ke Naya dengan wajah datar, dada lelaki kecil itu naik turun. “Dinginkan kepalamu, Naya.”

Naya mendecak, lalu melihat ke arah lain. Abya menghela nafasnya, ia melihat ke api kecil itu kembali. “Maaf, dia memang kekanakan. Jadi, kenapa kau bisa berpikir seperti itu.” Abya memicingkan matanya, mode penyelidik merasuki dirinya.

“Karena dia mirip dengan putri kerajaan kami yang sudah mati, sifatnya juga sama menjengkelkan.”

“Apakah putri itu sang dame?” ucap Seren. Sosok itu masuk ke dalam pembicaraan secara tiba-tiba. Si api menganggukan kepalanya. Seren berpikir sambil menatap bintang. “Namamu Defendora, kan?” si api mengangguk lagi.

“Lalu, kau pasti Seren?”

“Ya, itu benar.” Seren terbang ke arah sang api, lalu memegang kedua tangannya. “Ternyata kau masi ingat aku, ya.” Seren melihat ke abya dengan senyum ceria, ia merangkul si api kecil. “Bocah, kita ajak dia, ya, sudah lama aku tidak bertemu dengannya.”

“Boleh saja, tapi…”

Naya mendecak karena tatapan Abya. “Ajak saja dia, mungkin dia juga kunci dari masalah kita untuk membebaskan nona Yale dari penculikan.”

“Oh, jadi bukan kau?”

“TENTU SAJA BUKAN!!” Naya menghentakkan kakinya dengan keras beberapa kali, pipinya menggembung. Sosok kecil itu membuat Abya dan dua dakinis tertawa. Naya membalikkan badannya. Sosok itu masuk ke tenda yang diberikan oleh nenek tua yang ada di istana Yale. ia menutup kancing pintunya, lalu menguncinya, tak ingin siapapun ikut tidur bersamanya di tenda. Abya dan Seren yang awalnya tertawa, seketika berwajah pucat. Kedua orang itu mendekat ke pintu tenda dengan panik, berusaha membuka kancing pintunya. Sialnya, pintu itu hanya bisa di buka kembali dari dalam.

Abya dan Seren mendudukkan dirinya di tanah. Seren menggertakkan giginya, melihat ke Defendora garang. “ini semua gara-gara kau, Defendora!” bentak bintang kecil itu.

“Maaf,” ucapnya tanpa merasa bersalah. “Oh, iya. Kita akan pergi kemana?”

“Ke kerajaan orion.”

“Berjalan kaki menuju kesana?”

Abya mengangguk mantap, membuat api itu tercengang. “Aku tau ini gila, tapi kurasa tidak buruk,” balas Abya yang sudah tau dengan ucapan yang akan keluar dari mulut Defendora. “Lagi pula, sebentar lagi kita akan masuk ke pemukiman rakyat Starcrest. Apalagi, disana sedang ada festival, jadi sayang kalau dilewatkan.” Abya menidurkan dirinya di tanah, ia melihat bintang yang bersinar di langit. Abya memejamkan matanya, membiarkan angin-angin kecil menabrak wajahnya. Ia menghela nafasnya.

‘Tekad Naya kuat juga.’ batin Abya. Penyihir kecil itu bersiap memasuki mimpinya, tak peduli dengan suara Seren dan Defendora yang sat ini sedang protes padanya. ‘Selamat malam, Naya, dan si menyebalkan yang menungguku di kerajaan sana.’

1
apayaaaa
bagus bet, seruu fantasi nya
ajab_alit: makasih atas komentarnya kakak
total 1 replies
Yusup Muzaki
terasa kdunia pantasi ...walw ceritanya masih blom dpahami
ajab_alit: nanti lama-lama juga ngerti kok, kak.
total 1 replies
Shinn Asuka
Setting ceritanya memang hebat banget! Bener-bener dapet jadi mood baca di dunia fiksi ini. ❤️
ajab_alit: terimakasih
total 1 replies
XVIDEOS2212
Gak sabar lanjut baca!
Debby Liem: tuiiooooo
ajab_alit: untuk kelanjutan akan saya up besok. di tunggu saja ya/Smirk/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!