NovelToon NovelToon
Kekecewaan (Disappointment)

Kekecewaan (Disappointment)

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / cintamanis / CEO / Ibu Pengganti / Beda Usia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Daffodil_73

"Tidak Azcel,Bagaimanapun juga aku adalah istri daddy mu!!"

"Ooh ayolah Grite, bukankah kamu sangat mencintai ku?! Perempuan murahan seperti mu tidak akan puas dengan satu lelaki! Bukankah kita juga pernah melakukannya?!"
Azcel yang sudah di penuhi kabut gair*h itu terus memojokkan Grite hingga menyentuh kepala ranjang. Jangankan untuk kabur, untuk bergerak saja Grite tidak mampu.


🍃🍃🍃

Hay sahabat reed, ini adalah karya perdana ku, silakan komen untuk masukannya ya.. kritik dari kalian sangat berarti sekali 💙 Happy Reading 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daffodil_73, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seblak

Bahkan aku sendiri pun tidak pernah tahu sehancur apa aku nanti ketika melihatmu dimiliki oleh orang lain.

~Azcel Vanska~

......................

Malam ini entah angin apa yang membawa Azcel berada di apartemen Disha, yang dia tahu ketika sehari terus saja berdebat dengan perempuan itu hatinya tidak puas bahkan setelah pulang pun dirinya tiba-tiba merindukan sosok Disha yang mengomel dan tibalah Azcel di apartemen Disha.

Disha tidak pernah tahu atasan sekaligus pujaan hatinya itu tahu password apartemennya dari siapa tapi yang jelas laki-laki matang itu bebas berkeliaran keluar masuk di dalam apartment nya.

Satu jam sudah Azcel menunggu sang pemilik apartemen tapi tak kunjung datang, rasa lapar yang dirinya tahan supaya bisa makan malam bersama Disha sepertinya sudah tidak mampu lagi bertahan. Rasa nyeri di perutnya semakin menjadi, memang sejak duduk di bangku SMA Azcel sudah sering sakit asam lambung karena kesibukannya dulu di sekolah. Dulu Azcel adalah murid teladan dengan berbagai macam prestasi, selalu menjadi juara lomba antar provinsi, ketua osis, ketua tim basket dan masih banyak lagi kegiatan yang selalu di ikuti nya, mungkin dari hal itu juga yang membuat Azcel sering melupakan jadwal makannya.

Azcel meringkuk di atas karpet bulu di seberang sofa, laki-laki itu memegangi perutnya yang terasa melilit, meringis menahan sakit yang semakin membuat tubuhnya bergetar bahkan kini keringat dingin sudah mulai membasahi tubuhnya. Azcel baru tersadar jika seharian ini dirinya belum makan sama sekali karena kesibukannya di kantor.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi." Ini sudah panggilan ke dua belas kali namun jawabnya tetap sama.

"Sebenarnya kamu kemana Disha." Azcel mengerang menahan sakit dan sebal bercampur kekhawatiran.

Lima belas menit berlalu, Azcel sayup-sayup mendengar suara perempuan yang di tunggunya sejak tadi di luar pintu apartemen, namun yang membuatnya semakin tidak nyaman adalah suara laki-laki yang sepertinya sedang berbicara dengan Disha.

"Maaf sudah merepotkan kamu Sean."

"Its okay Disha, just dinner. Istirahat lah, kau besok pagi harus bekerja bukan?"

"Iya, aku akan segera istirahat. Kamu juga!" Disha tersenyum manis menatap Sean yang juga tak henti-hentinya tersenyum.

"Good night Disha, Have a nice dream."

"Youre welcome Sean. Bye." Disha segera membuka pintu apartemennya. Dirinya melirik jam dinding ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 22.12 menit.

"Dari mana kamu!" Azcel mencoba menguatkan tubuhnya yang mulai lemas, bahkan pandangannya kini juga sudah mulai buram. "Aku disini menunggumu berjam-jam tapi kau malah asyik berkencan dengan pria lain!". Azcel sedikit menertawakan dirinya yang terasa bodoh, rela menahan lapar supaya bisa makan malam dengan Disha sekaligus menjalin kedekatan namun justru perempuan itu jalan dengan laki-laki lain.

"Kak Azcel ngapain di sini?"

"Jawab pertanyaan ku Disha!"

"Aku tadi keluar makan malam dengan teman." Disha sedikit lebih memperhatikan Azcel yang nampak berbeda.

"Cih teman apa nya! Bilang saja kau sedang berkencan!"

"Kak Azcel kenapa pucat sekali? Apa kau sakit?" Disha mendekat, menempelkan punggung tangannya pada kening Azcel mencoba merasakan suhu tubuh laki-laki yang sampai saat ini masih setia menempati setiap sudut hatinya.

"Aku tidak apa-apa!" Azcel segera menepis tangan Disha.

"Kau berkeringat dingin kak? Kau sakit apa? Suhu tubuhmu tidak panas justru malah terasa dingin." Disha pun di buat heran, sebenarnya apa yang di derita Azcel. Tubuhnya mengeluarkan keringat dingin namun suhu tubuhnya juga ikut dingin.

"Apa kau telat makan lagi?" Tanya Disha khawatir.

"Menurutmu?!" Jawab Azcel dengan kesal.

"Tunggu sebentar biar aku membuatkan sesuatu untukmu." Disha segera berlari ke arah dapur membuka kulkas melihat ada bahan apa yang bisa dia olah untuk menjadi makan malam Azcel.

Lima belas menit berlalu kini di hadapan Azcel sudah tersedia semangkuk makanan khas Indonesia yang berisikan bakso-baksoan seperti bakso daging, bakso udang dan bakso ikan, ada juga sosis yang ukurannya cukup besar, telur dan juga sayuran hijau. Makanan itu akhir-akhir ini viral dan banyak di minati oleh para wanita muda, anak sekolah bahkan sampai laki-laki yang suka dengan rasa pedas.

"Apa ini? Kenapa bentuknya seperti ini?" Azcel menatap heran dengan makanan yang di sajikan oleh Disha, melihat dari tampilannya saja susah tidak meyakinkan.

"Apa? Hanya bentuknya saja yang abstrak, kalau soal rasa beh di jamin mantul bahkan nanti kak Azcel pasti ketagihan. Ini rasanya juga tidak pedas kok, hanya sedikit cabai saja." Disha menyodorkan mangkuk di atas meja supaya lebih dekat lagi ke arah Azcel.

"Aku tidak mau! Bukannya sembuh nanti malah mati lagi." Azcel menyodorkan kembali mangkok itu ke hadapan Disha.

"Tidak akan lagian tidak ada bahan lain yang bisa ku masak atau mau aku suapi saja?" Disha mencoba menggoda Azcel sambil menaik turunkan alisnya.

"Tidak. Kau pasti mau meracuniku kan?"

"Idiiih, mana ada. Baiklah biar ku coba dulu supaya kakak percaya. Sebentar aku ambil mangkok dulu."

"Tidak perlu, langsung coba saja di sini."

"Tapi..."

"Udah cepetan! Aku sudah lapar Disha, bahkan sebentar lagi rasanya mau pingsan." Lebay.

"Iya nih aku coba." Disha mengambil satu sendok lalu meniupnya pelan karena memang makanan yang dia buat masih mengepulkan asap pertanda masih sangat panas.

"Sudahkan? Aku masih bernafas dan sehat." Disha berdiri dari duduknya lalu memutar tubuhnya di hadapan Azcel mencoba meyakinkan laki-laki di hadapannya yang meskipun di kondisi genting tetap bersikap menyebalkan.

"Kalau begitu suapi aku." Dengan menurunkan sedikit gengsinya Azcel mulai lagi jahilnya.

Melihat Azcel yang mulai luluh Disha segera mengambil sesendok lalu menyuapkan pada Azcel. Azcel yang memang sudah kelaparan itu segera menerima suapan dari Disha dengan hati yang cukup bahagia.

"Cih, apa-apaan kamu Disha. Kamu sengaja ngasih aku makanan panas gini. Ini namanya bukan makan Disha, tapi bakar-bakar mulut!" Azcel yang sewot itu segera mengeluarkan makanan yang ada di dalam mulutnya lalu menyambar segelas air minum yang tadi memang sudah di siapkan oleh Disha.

"Maaf kak lupa tadi tidak aku tiup dulu hehe." Tanpa rasa bersalah sedikitpun Disha hanya nyengir kuda.

"Nih udah aku tiup ayo aa' lagi." Disha menyodorkan kembali sesendok penuh yang sudah agak hangat.

Acara drama suap menyuap pun terjadi selama tiga puluh menit. Setelah selesai dengan dramanya Azcel kini memilih bersantai di balkon tanpa berniat untuk pulang ke apartemen miliknya sendiri.

"Kak Azcel tidak pulang?"

"Kau mengusirku?"

"Ish kenapa selalu berfikiran buruk terus sih padaku!"

Mendengar ucapan Disha membuat Azcel tersenyum smirk, laki-laki itu mengangkat tangannya lalu mengelus lembut pucuk kepala Disha dengan penuh sayang.

Duuuh kalau begini terus bisa meleyot kan hati aku. Batin Disha meronta-ronta saking senangnya mendapatkan sentuhan kasih sayang dari pria yang di idam-idamkan olehnya sejak enam tahun lalu.

"Disha, bolehkah aku bertanya sesuatu." Tatapan keduanya bertemu, Disha yang merasa tatapan Azcel sedikit berubah itu semakin membuat detak jantungnya tidak karuan.

"Apa?" Jawabnya gugup.

"Makanan tadi apa namanya, sepertinya aku mulai menyukainya." Tanya Azcel tanpa rasa bersalah, padahal Disha sudah membayangkan Azcel akan menyatakan cintanya malam itu juga.

Sial. Emang dasarnya om mesum menyebalkan mau sampai kapanpun juga akan tetap menyebalkan. Umpat Disha dalam hati.

"Seblak!" Disha berlalu pergi begitu saja dari hadapan Azcel, masuk ke dalam kamar tidak lupa juga dirinya mengunci pintu kamarnya.

......................

 Huhuhu sedih author tuh, yang baca banyak tapi gak ada yang ninggalin jejak. Yuuk bantu like/nonton iklan/hadiah mawar juga gapapa kok 💙

1
Cancer
semoga lekas sembuh thor
Cancer
10 iklan + 2 mawar untuk 30 bab nya ya Thor. semoga semakin semangat nulisnya
Daffodil: Terimakasih
total 1 replies
Cancer
saking pusingnya sampai nulis kepala jadi kelapa ya Thor hehe
Cancer
Lebih rajin up dong Thor, biar yang baca makin semangat
Cancer
semoga hubungan mu dengan agio akan baik-baik saja grite
Cancer
lega kan Grite karena udah jujur sama suami sendiri
Cancer
akhirnya jujur juga
MyBe
semangat Gritte, jadilah istri sholeha hehe
MyBe
Pasti nih entar si disa ketemu lagi sama azcel
MyBe
shick shack shock gak tuh /Sob//Facepalm/
MyBe
Azcel baiknya kek gitu pasti nyesel nih si grite karena udah menyianyiakan Azcel
MyBe
ya Ampuuuuuun, mleyoot
MyBe
bener-bener ya itu si hadi, kok jadi kasihan ya sama Grite
Cancer
semangat! aku nunggu up bab selanjutnya
Cancer
Adit..Adit, kayak pernah telat datang bulan aja
Daffodil: tau nih adit, mentang-mentang calon dokter ya kan
total 1 replies
Cancer
naah keributan seperti ini yang aku suka
Cancer
berharap berlebihan itu tidak baik ya grite
Cancer
aduuh azcel, lagian ngapain sih ngintip segala, kan jadi sakit hatinya hehe
Cancer
sampai sini ceritanya cukup bagus, gak ngebosenin, pokoknya semangat buat penulisnya
Daffodil
di tunggu ya, insyaallah up setiap hari Selasa, Jum'at dan Sabtu 💙
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!