NovelToon NovelToon
Orin

Orin

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Mengubah Takdir / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:32.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

VROOOM!

VROOOM!

Orin mempercepat laju motornya menerobos derasnya hujan. Orin bahkan tidak menyentuh rem sama sekali. Entah kenapa hatinya tidak terima mendengar perkataan jujur dari teman-temannya. Orin menangis di tengah gemuruh dan derasnya hujan. Matanya basah tiba-tiba penglihatannya mengabur.

SZZZZT!

Kilatan petir yang menyilaukan menyadarkan Orin. Mata Orin melebar selebar-lebarnya tatkala nampak seorang nenek tua tepat di depan motornya. Orin panik, dia menginjak rem belakang. Usahanya percuma karena Orin terlanjur menghabiskan full gas motornya. Orin berteriak dan terus menekan klaksonnya.

TIN!

TIIIIIIIIINNN!

CKIIIITTTT!

BRAAAAKK!


Yuk ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 Keefe

AAAAGHH!

Orin terus meronta, tangannya memegang lehernya berusaha melepaskan sesuatu yang tak kasat mata dengan kuat mencengkramnya. Orin lelah, selalu menuruti kemauan Dikara. Orin melakukan itu karena Dikara terus saja mengancam akan mengambil nyawa Aydin.

Setelah melihat Keefe, Orin yakin itu adalah Aydin. Orin tahu Aydin tidak akan mengingat dirinya. Orin bahagia karena bisa bertemu dengan Aydin untuk terakhir kalinya. Walaupun Aydin tidak mengingatnya, melihat Aydin sehat, sukses dalam kariernya Orin sudah bahagia.

Dan untuk apa Orin hidup kalau kebebasannya dikekang Dikara. Seseorang yang tidak disukainya. Selalu melakukan kejahatan kepada orang-orang yang berani mendekati Orin. Nyawa manusia dipermainkannya. Orin marah, kecewa, kenapa seorang Malaikat Maut bisa begitu mudah mencampuri urusan manusia.

Selamat tinggal Ma, Pa, Bang O, Kak E dan Kak Aydin, Orin membatin.

Dikara melepaskan Orin, Orin terjatuh dengan susah payah mengambil oksigen yang tersisa. Napasnya terputus-putus, pandangan Orin sedikit memudar. Samar-samar Orin melihat Dikara berkelahi dengan seseorang. Pandangan Orin gelap.

Orin mendengar suara tit, tit, tit. Perlahan Orin membuka mata, Orin masih setengah sadar, kembali Orin memejamkan mata. Orin dengan sangat pelan membuka mata dan memperjelas pandangannya. Orin berada di dalam ruangan rumah sakit. Aroma obat-obatan yang khas. Entah sudah keberapa kalinya Orin masuk rumah sakit.

Ezar dan Omar masuk ke dalam ruangan Orin. Ezar langsung duduk di samping Orin. Orin sangat beruntung memiliki mereka berdua yang sangat menyayanginya.

"Bang, siapa yang membawa ku kemari?" tanya Orin dengan suara yang sangat kecil.

"Jangan banyak omong dulu Dek. Pita suara kamu hampir putus. Siapa orangnya yang berani mencekik mu!" Omar hampir saja memecahkan gelas yang ada di tangannya menahan emosi.

"Ini, kamu chat az kalo pengen ngomong." Ezar menyerahkan ponsel Orin.

"Yang bawa kamu ke sini Keefe. Dia menemukan mu pingsan di belakang gedung barunya. Setelah melihat kamu dalam perawatan dan aman, Keefe kembali ke acara dan memberitahu kami. Keefe tidak mau media meliput berita yang mengakibatkan kerugian pada kantor barunya," kata Omar.

Oh, jadi itu alasannya dia menolong ku, batin Orin.

Orin tidak menceritakan siapa yang mencekik lehernya kepada Omar dan Ezar. Orin cuman bilang habis bertarung dengan setan kesiangan. Awalnya mereka tidak percaya mana ada setan keluar di siang hari. Tapi Orin meyakinkan mereka jenis setan seperti itu ada.

Orin asik berbalas chat dengan Hanish. Hanish mengkhawatirkan Orin, karena Orin tampak tidak senang setelah kedatangan temannya. Hanish dengar Orin masuk rumah sakit. Dan Hanish meminta izin untuk mengunjungi. Orin sambil tersenyum memberi izin kepada Hanish.

"Dek, siapa yang bikin kamu senyum-senyum sendiri?" tanya Ezar.

"Teman Kak," jawab Orin.

TOK!

TOK!

Semua pandangan mengarah ke depan pintu. Seorang Cowok ganteng pakai kemeja putih membawa keranjang buah berdiri di depan pintu dengan senyuman yang mampu membuat Orin tidak mengedipkan mata.

"Permisi, hai Orin," sapa Hanish.

Orin bingung dalam persekian detik Hanish sudah ada di depan pintu ruangannya.

"Oh temannya Orin, silakan masuk," Omar ke depan pintu dan mengambil keranjang buah dari tangan Hanish.

"Silakan duduk," Ezar meletakkan kursi di samping tempat tidur Orin.

"Maaf, Orin untuk saat ini tidak boleh ngomong. Ngomongnya lewat chat," kata Omar.

Hanish sangat ramah, Omar dan Ezar juga sangat menyukai Hanish. Hanish cerita kepada mereka. Sewaktu duduk bersama Orin, Hanish sempat keheranan karena Orin bilang ingin pergi bersama temannya. Saat itu Hanish melihat tidak ada seorangpun selain mereka berdua, Orin terlihat ngomong sendiri.

Orin semakin jauh berjalan. Hanish mengejar Orin, tapi langkah Hanish terhenti karena entah bagaimana di depan Hanish seperti ada tembok besar transparan yang menghalangi. Orin semakin jauh tak nampak dari pandangan.

Hanish kembali duduk di kursi menunggu Orin. Setelah beberapa menit kemudian, Keefe keluar berlari melewati Hanish. Saking cepatnya Keefe dalam sekejap hilang dari pandangan Hanish. Dan Keefe bisa melewati tembok besar transfaran dan ikut menghilang.

Setelah sejam berlalu, Hanish melihat Keefe yang kembali ke acara pembukaan cabang baru kantornya. Hanish menghampiri Keefe yang berbicara dengan orang tua Orin. Dan dari sanalah Hanish mengetahui Orin terluka dan masuk rumah sakit. Keefe bilang dia menemukan Orin pingsan dan segera membawanya ke rumah sakit.

"Kalo boleh tau, kamu kenal dengan Keefe?" tanya Ezar.

"Keefe saudara sepupu ku," jawab Hanish.

"Saudara sepupu?" Omar sedikit terkejut.

"Iya," kata Hanish.

"Keefe sangat mirip dengan teman kami Aydin," kata Ezar.

"Nama lengkap Keefe adalah Aydin Keefe," ujar Hanish.

Omar dan Ezar berpandangan. Orin sama sekali tidak kaget, karena dari awal Orin sudah mengenali Aydin. Dan Aydin masih mendengar jeritan hati Orin.

"Keefe menghilang selama dua tahun. Menurut Om dan Tante dia meninggalkan rumah demi kekasihnya."

Omar dan Ezar kembali berpandangan. Orin selama ini tidak pernah cerita masa lalu Aydin kepada mereka. Orin cuma diam mendengar cerita Hanish. Ternyata selama ini Aydin menyembunyikan identitas aslinya. Aydin meninggalkan kemewahannya untuk mencari cinta sejati. Sama seperti Orin yang sekarang.

Keesokan harinya, Orin diperbolehkan istirahat di rumah. Hanish menjemput Orin di rumah sakit. Omar, Ezar dan Orin sangat berterima kasih atas kebaikan Hanish. Sebelum pulang Hanish mengajak mereka sarapan di warung pinggir jalan.

"Sarapan dulu gaeesss, maaf apa kalian berkenan makan di pinggir jalan?" Hanish menoleh ke arah Omar yang duduk di depan mobil dan ke arah Orin dan Ezar yang duduk di belakang mobil.

"Tidak masalah, sarapan apa Bro?" Omar mengamati tempat yang di maksud Hanish.

"Nasi kuning, sama lontong. Ini tempat yang sekarang lagi viral. Aku pengen nyobain tapi gak ada teman," jawab Hanish sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Oh di sini tempatnya, ayo gasssssss," Ezar turun dari mobil.

Mereka duduk di samping warung. Pengunjung pagi ini terlihat ramai. Karena nasi kuning dan lontongnya lagi viral di media sosial.

"Hmmm bukannya itu Kak Aydin?" tunjuk Ezar.

Mereka semua menoleh ke arah yang ditunjuk Ezar. Ternyata benar, Aydin atau dikenal dengan Keefe baru saja tiba bersama dengan seorang wanita. Hanish melambaikan tangannya. Keefe yang dingin cuma menganggukkan kepalanya.

"Tumben Keefe makan di sini. Ayo gaeess selamat menikmati." Hanish menyuguhkan pesanan yang baru saja datang kepada mereka.

"Terima kasih," Orin dengan suara yang hampir tidak terdengar.

"Jangan sungkan, silakan dinikmati," Hanish mencicipi nasi kuning pesanannya.

"Hmm, enak," Omar juga menikmati lontongnya.

"Benar-benar enak," Ezar mengabadikan momen mereka dengan kameranya.

Keefe dari jauh memperhatikan Orin. Orin sama sekali tidak menyentuh makanannya. Keefe penasaran mengapa Hanish bisa bersama Orin. Dan siapakah dua pria yang ada di samping Orin. Keefe sebelumnya melihat Orin bersama Omar di pestanya. Dan Keefe tidak tahu Orin dan Omar bersaudara.

Orin melotot memandangi makhluk yang berdiri di samping Hanish. Dengan kain putih yang terbalut di badan, tangan bersedekap dengan ikatan di atas kepalanya. Hampir di setiap meja makan Orin melihat penampakan. Orin kemudian menatap ke arah Keefe. Pandangan mata mereka bertemu.

Kak Aydin jangan dimakan, tolong jangan dimakan! Orin bicara dalam hati.

Keefe mendengar suara hati Orin. Dan Keefe kembali menatap ke arah Orin yang kembali menatap ke arah Hanish.

TES!

TES!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Queen
parah ni cewek
Queen
ngidam gorengan 😅
Queen
😁
Queen
emang Faris 😄
Queen
😱
Queen
ok²
Queen
ooohhhh
Queen
nah lho
Queen
waduh
Queen
😱
Queen
/Tongue//Facepalm/
Queen
raja copet
Queen
tokcer 😂
Queen
ihhhh gemesssss
Queen
kenapa lagi ini 🤔
Queen
bener juga
Queen
kesambet apa di negara orang 😜
Queen
/Facepalm/
Queen
negaranya Oppa
Queen
😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!