A True Knight

Keesokan harinya aula utama academy sihir Zinia sudah dipenuhi kerumunan murid yang bersiap melakukan ujian sihir. Ujian ini bertujuan menentukan mereka sebagai murid resmi academy sebelum belajar lebih jauh dalam hal sihir. Dibarisan paling depan banyak berkumpul guru guru sihir yang paling banyak adalah penyihir yang hebat. Tapi meski begitu hanya Aaronlah satu satunya penyihir yang paling disegani dan menjadikannya dibenci guru sihir lainnya.

"Dimana mereka berada?"Aaron nampak menunggu beberapa muridnya yang tak ada dikerumunan murid academy.

Leorin dan lainnya berjalan sambil berbincang bincang sedikit menuju aula utama karena mereka sedikit terlambat menunggu Teo yang bangun kesiangan. Tapi langkah kaki mereka terhenti mendengar suara seseorang tak jauh dari sini.

"Huaaaa!"Terdengar suara seseorang yang seperti menangis.

"Sepertinya ada berteriak?"Fray yakin dia tak salah dengan pendengarannya ini.

"Kita hampiri saja dia!"Dengan dingin Zerx mengajak mereka menemui asal suara itu.

"Kau benar!"Misha setuju dengan usulan Zerx lalu mereka semua mencari dimana asal suara itu.

"Gordon!"Sontak mereka kaget ternyata itu adalah Gordon yang terlihat menutup wajahnya menahan tangisnya.

"Apa yang terjadi denganmu?"Tanya Leorin penasaran atas apa yang dialaminya.

"Haaaa, haaa!"Tapi Gordon justru merengek tak menjawab pertanyaannya.

"Ceritakan saja pada kami!"Elsa memintanya menceritakan masalahnya kepada mereka dengan benar.

"Aku... !"Gordon mengangguk pelan lalu melepas kacamatanya dan sedikit membuka kancing bajunya.

"Hahaha, kau wanita jadi jadian!"Seketika itu juga Teo yang matanya masih ngantuk tiba tiba tertawa terbahak bahak melihatnya.

"Diam kau!"Fray memukulnya hingga terkapar sebab mentertawakan Gordon yang mengalami kejadian aneh itu.

"Kau menjadi wanita?"Zerx sangat kaget begitupun yang lain pasalnya Gordon mempunyai tonjolan didadanya yang menandakan fisiknya telah berubah menjadi wanita.

"Itu benar!"Gordon mengangguk dengan lesu membenarkan pertanyaan mereka.

"Ini semua berawal dari aku yang tak sengaja meminum ramuan buatanku sendiri!"Tambah Gordon menjelaskan pada mereka semua.

"Apa yang harus anda lakukan supaya fisik anda kembali pulih?"Leorin bingung dengan apa yang dilihatnya melihat fisik seorang laki laki menjadi fisik wanita.

"Aku juga tidak tahu!"Jawab Gordon pasrah apalagi dia tidak tahu ramuan untuk memulihkan tubuhnya kembali.

"Kalau begitu kami tidak akan mengatakan pada siapapun soal ini!"Fray mencoba membantu Gordon untuk merahasiakan jenis kelaminnya yang berubah itu.

"Terima kasih semuanya!"Gordon lega mereka tidak akan mengatakan pada siapapun tentang kondisinya saat ini.

"Hahaha!"Teo kembali bangkit lalu mentertawakan Gordon itu yang dia anggap banci.

"Jangan membuatnya tertekan Teo!"Elsa yang kesal melihat Teo yang tidak memiliki kasihan mencubit telinganya.

"Ampun, iya, iya, aku berhenti!"Teo berkata terbata bata telinganya terasa sakit dicubit Elsa.

"Harap tenang tuan putri, tidak baik terus marah nanti menjadi monster!"Leorin mencoba menenangkan Elsa yang kesal itu.

"Salah dia sendiri!"Elsa melepaskan cubitan ditelinga Teo dengan wajah cemberut.

"Sudah, ayo kita keaula utama!"Perintah Zerx dingin.

Setelah itu mereka bergegas menuju aula utama dimana semua murid sudah berkumpul disana. Melihat kedatangan mereka membuat Aaron lega setidaknya mereka tidak ketinggalan ujian ini.

"Baiklah, dengarkan kalian semua!"Teriak Aaron dengan suara lantangnya.

"Sebelum kalian memulai memasuki belajar dunia sihir maka kalian diharuskan mengikuti ujian sihir terlebih dahulu!"Ucap Belin kepala academy.

"Bukakan gerbang ujiannya Aaron!"Perintah Belin padanya.

"Siap kepala academy!"Aaron paham dan bersiap menggunakan sihirnya.

"Terbukalah gerbang hutan kematian!"Aaron menggunakan sihirnya lalu tak lama muncul portal raksasa didepan mereka dengan bentuknya seperti aura yang berputar putar.

"Ambillah token ini!"Aaron membagikan banyak sekali token kepada semua murid yang ada.

"Untuk apa ini?"Tanya mereka penasaran.

"Token itu berfungsi kembali dari ujian setelah menyelesaikan ujian kalian masing masing!"Jelasnya.

"Kami paham!"Mereka mengangguk lalu satu persatu murid memasuki portal itu.

"Kenapa diam saja Leo?"Elsa yang ingin memasuki portal melihat Leorin yang diam saja seperti menatap seseorang.

"Tidak apa, ayo kita segera ikuti yang lain!"Leorin mengajak Elsa memasuki portal lalu mereka berdua memasuki portal dengan menyembunyikan atas apa yang dilihatnya dimana ia mencurigai satu guru sihir yang mempunyai tato aneh ditangannya.

"Craash!"Portal raksasa itu pun menghilang setelah semua murid memulai ujian mereka.

Para guru yang ada disini menunggu dikedudukannya masing masing diaula utama sambil menunggu siapa murid yang paling menyelesaikan ujian paling lama maka dialah dianggap jenius. Pasalnya kalau kembali lebih awal dipastikan dia gagal dalam ujian menghadapi monster.

Sedangkan dihutan kematian semua murid terpisah pisah dari yang lainnya.

"Dimana kita Batto?"Tanya Alex.

"Tak tahu!"Balas Battoleon.

"Gak guna!"Alex nampak kecewa karena tak bersama Elsa saat tiba ditempat ujian.

"Kita harus mencari tempat lain!"Ajak Alex padanya.

"Baiklah!"Battoleon mengikuti Alex yang berjalan menelusuri hutan ini.

................

"Tempat ini sangat menjijikkan!"Veronica memandang tempat yang dilalui dipenuhi oleh tanaman aneh.

"Mau tidak mau kita harus menyelesaikan ujian ini!"Angela memperingatinya agar fokus saja dengan ujian.

"Cari yang lain saja kalau begini!"Veronica mengajak Angela mencari teman mereka yang mungkin saja ada disekitaran sini.

"Tentu!"Angela paham lalu mereka berdua mencari yang lain berada.

................

"Buat apa kau mencari cari tanaman tak berguna?"Zerx menegur Gordon yang sibuk memilah milah tanaman yang dia petik.

"Aku berencana membuat obat herbal dari tanaman ini siapa tahu aku bisa kembali pulih!"Jawab Gordon yang bahkan suaranya hampir mirip dengan wanita tapi terdengar keras.

"Mana mungkin kau bisa sembuh dengan hal konyol itu!"Zerx dengan dingin tak yakin dengan perkataan Gordon barusan.

................

"Kau lagi kau lagi!"Teo mengumpat geram menatap Fray yang mengikutinya dari tadi.

"Apa masalahmu bukankah laki laki yang seharusnya melindungi wanita?"Protes Fray yang sebenarnya dia juga tak mau bersamanya tapi semua sudah terjadi.

"Terserah kau saja!"Teo memilih mengalah saja daripada harus ribut dengannya dan terus menelusuri hutan ini bersamanya.

................

"Mereka pada ribut kenapa yah?"Leorin terlihat duduk bersender dipohon yang rindang menatap Elsa dan Misha tak jauh darinya.

"Pergi saja kau dari sini biarkan aku bersama dengannya!"Kata Misha mengusir Elsa agar dia bisa bersama Leorin.

"Kau saja sana!"Namun Elsa tak membiarkannya begitu saja bisa bersama dengan Leorin.

"Sebaiknya kalian ikuti saya mencari dimana para monster itu berada!"Leorin yang tak tahan dengan keributan itu bangkit dan mengajak mereka berburu monster.

"Ya, kami setuju!"Elsa dan Misha mengangguk bersamaan setuju dengan pendapat Leorin itu.

"Bagus, sekarang mari kita berburu monster sihir!"Leorin berjalan lebih dulu diikuti Elsa dan Misha yang hanya mengikuti arahannya saja.

"Sebentar lagi monster berdatangan!"Leorin menggunakan sedikit hawa keberadaannya memancing monster keluar dari sarang mereka sambil bersiap siap menghadapinya.