Gloomy Wedding

"Lupakan soal itu. Tapi saat itu, kau di selamatkan oleh seorang wanita, bukan? " Pria itu kembali bertanya.

"Jika kau tau seharusnya kau tak perlu bertanya lagi padaku! " Sungut Barra semakin kesal.

"Siapa wanita itu? "

"Jika kau tau tentang kejadian 2 tahun lalu dan mengetahui Bella, itu berarti kau juga tau siapa Wanita itu! "

"Wah, ku pikir kau bodoh. Ternyata kau cukup pintar juga. "

Barra berdecih mendengar ucapan pria itu.

"Tapi sayangnya, yang tidak tau siapa wanita itu adalah dirimu, bukan aku. "

Lagi - lagi Dia di buat bingung dengan ucapan pria sialan di hadapannya ini. Sebenarnya apa mau pria ini?! Kenapa dia melakukan semua hal ini padanya dan mengatakan banyak hal secara berbelit.

"Maksud mu apa?! Bagaimana mungkin aku tidak tau sedangkan kau tau?! Jelas - jelas wanita itu sudah bersama ku setelah aku sadar! "

"Barra Allister, wanita yang kau inginkan bukanlah wanita yang saat ini bersama mu. Tapi wanita yang saat ini berada jauh dari mu. "

"Apa?! Tidak! "

BUG!

***

Lagi - lagi dia harus terbangun karena rasa kaget dan juga sakit yang dia rasakan. Dan lagi - lagi dia masih berada di kamar nya. Bahkan Jovita masih berada di sana.

Dia semakin terkejut karena pakaian yang dia pakai tidak basah. Padahal dia ingat jika pria itu telah menyiram wajahnya dengan segelas air agar dia terbangun.

"Sial! Ini semua nyata atau hanya sekedar mimpi! " Pria itu berdiri dari duduknya dan melihat wajahnya di kaca rias milik Jovita.

"Luka baru muncul. Apa ini maksud nya?! Kenapa ini semua bisa terjadi?! Dan apa maksud ucapan Pria sialan itu! Argh!! "

"Sayang, ada apa? " Mendengar suara gaduh membuat Jovita terbangun. Wanita itu menatap heran wajah Barra yang terlihat kesal.

Melihat Jovita bangun, Barra menghela nafas kasar dan mengusap wajahnya. Namun pria itu langsung meringis karena merasakan pelipis dan juga ujung bibirnya yang kembali terasa perih.

"Ada apa? " Wanita itu turun dari atas ranjang dan mendekati Barra. Dia terlihat terkejut saat melihat ada banyak luka memar di wajah pria itu.

"Astaga! Ada apa ini? Kenapa wajah mu bisa seperti ini?! " Tanyanya dengan kaget.

"Aku juga tidak tau. " Jawab Barra acuh.

"Jujur padaku, kau baru saja apa?! Tadi tidak seperti ini?! "

"Apa.. Tadi aku sempat tak ada? " Tanya pria itu ingin memastikan.

"Tidak ada kemana? Memangnya kau baru saja dari mana? Jangan - jangan kau baru saja berkelahi, yah?! "

Barra terdiam mendengar Jawaban Jovita. Pria itu kembali menghela nafas dan menggelengkan kepalanya.

"Ya sudah, lupakan saja. " Ucapnya.

"Tunggu sebentar, ku obati lukanya. " Jovita berjalan ke arah sebuah lemari untuk membawa kotak P3k. Dia ingin mengobati luka di wajah pria itu.

Barra yang tengah di obati hanya diam saja. Dia semakin bingung dengan apa yang dia alami. Apa ada orang yang ingin mempermainkannya hingga dia bisa seperti ini?

Tapi kenapa pria itu selalu mengatakan hal yang aneh dan mengetahui semuanya? Selain itu, apa maksud ucapannya? Kenapa dia mengatakan jika wanita yang Dia inginkan bukanlah wanita yang saat ini bersamanya?

Apa tujuan pria itu? Kenapa dia selalu mengatakan hal yang berbelit? Kenapa dia selalu mengatakan hal - hal yang tak ku mengerti. Memangnya apa saja yang dia tau? " Barra bergumam dengan bingung.

Dia menatap wajah Jovita yang tengah mengobati luka di wajahnya.

Apa maksud nya? Apa yang dia maksud adalah kalau Jovita bukan lah wanita yang ku inginkan? Kenapa dia bicara seperti itu? Sudah jelas sekali aku sudah menginginkannya sejak pertamakali aku sadar. "

Rahasia apa yang tak ku ketahui? Pria itu juga bilang padaku jika aku mengetahui kebenarannya, maka aku akan bersujud di bawah kaki Bella. Kenapa aku harus melakukan itu? Kebenaran apa? Hal apa yang tak ku ketahui? "

Semakin banyak pertanyaan yang muncul di dalam pikirannya. Setiap ucapan yang pria asing itu katakan tak bisa dia cerna dengan mudah. Apa dia tengah memberi dia petunjuk? Namun petunjuk untuk apa?

Apa mungkin benar jika dia juga orang yang sudah membantu Bella kabur? Tapi.. Dia itu asli ada di dunia atau aku hanya bermimpi? Jika itu mimpi, itu terlalu nyata. Dan kenapa aku tak sadar saat dia membawaku ke ruangan Tua itu? "

"Barra! Kenapa kau melamun? " Jovita yang pertanyaan tak di jawab bahkan tak di dengar terlihat kesal.

"Iyah? Ada apa, Hem? Maaf, aku tidak sengaja. " Ucap pria itu mengelus wajah Jovita.

"Apa yang kau pikirkan? Jangan bilang kau memikirkan wanita lain! " Wanita itu menyilang kan kedua tangannya di bawah dada.

"Hei, mana mungkin, Hem? Kau tau kalau aku hanya mencintai mu. "

"Bohong! " Wanita itu bersikeras. Sedangkan Barra langsung memeluk tubuh Indahnya.

Bella, dimana kau? Apa kau juga pernah bertemu dengan pria itu? Hingga dia juga mengenal mu? "

Apa mungkin ada sesuatu antara Jovita dan juga Bella? "