Reinkarnasi Istri Antagonis

"Bagaimana kabar nya Bunda?" pertanyaan dari mulut Ino yang langsung masuk ke ruang rawat Mario sehingga mengkaget kan beberapa orang yang berada di dalam ruang tersebut karena bukan hanya kedua sahabat nya saja tetapi ada beberapa tim medis yang salah satu nya adalah suami dari Ino sendiri yang menatap tajam karena sang istri tidak izin kalau keluar dari rumah.

Tiba - tiba Ino merasa kalau ada yang menatap nya tajam membuat perempuan itu menoleh ke arah seseorang itu yang membuat nya terkejut karena melihat Aland yang memakai kacamata hitam sedikit tebal dan ada suntik kan di tangan nya.

Ino meringis memperlihat kan deretan gigi putih nya dengan berjalan mendekati Dewi yang sedang duduk di sofa empuk yang melihat nya geleng - geleng kepala sambil menutup mulut nya dengan kedua telapak tangan agar dia tidak men tertawa kan sang sahabat, dia mencoba untuk menahan nya kalau tidak maka dia akan di amuk dengan perempuan yang sudah berada di samping nya.

"Kenapa tidak bilang kalau Mario sedang di periksa?" bisik Ino sambil menyenggol lengan Dewi yang sudah mengatur nafas nya agar tidak tertawa.

"Mereka baru saja masuk, kenapa memang nya?" bisik Dewi dengan bertanya karena sang sahabat seperti merasa resah di samping nya karena terus saja bergerak aneh.

"Gue tidak izin ke suami kalau mau pergi ke sini." jawab Ino dengan suara bisik kan juga membuat Dewi sangat terkejut sampai - sampai melotot kan kedua mata nya dan berteriak.

Mereka berbisik dengan pelan tetapi tidak saling menatap satu sama lain melain kan mereka menatap lurus ke depan yang memperlihat kan para medis melakukan pemeriksaan.

"BODOH LO!" teriak Dewi membuat mereka menjadi pusat perhatian dari para medis dan Mario menatap bingung dan aneh karena Dewi menatap melotot kan kedua mata nya sambil menunjuk Ino membuat perempuan itu meringis karena malu.

Berbeda dengan Aland yang tidak terganggu teriakan itu dan masih menyuntik kan Mario membuat laki - laki itu memejam kan kedua mata nya untuk menahan rasa perih dan sakit.

"Maaf... Maaf..." ucap Ino dengan suara kecil sambil menunduk kan kepala nya berkali - kali menatap semua para medis dan mendekap mulut Dewi yang sedang memukul punggung tangan nya.

Saat mulut Dewi terlepas dari dekapan kedua tangan Ino, perempuan itu langsung menatap jengkel ke arah sahabat nya yang sama menatap jengkel.

"Dokter Aland, sahabat gue alias istri anda tidak izin kalau pergi kesini. Itu tindakan buruk kan Dokter?" ucap Dewi tiba - tiba yang tidak bisa di cegah Ino.

Aland yang semula nya menatap alat - alat medis nya langsung mengalih kan ke arah dua perempuan yang sedang berdiri dari duduk nya, Dewi yang menatap nya seperti meminta jawaban segera berbeda dengan istri nya yang di samping perempuan itu sedang menunduk.

Menghembus kan nafas nya pelan tetapi bisa do dengar oleh semua orang yang berada di dalam ruangan itu karena keadaan terasa sunyi dan Aland hanya menjawab dengan deheman saja membuat Ino yang sedang menunduk langsung mengangkat kepala nya menatap ke arah Aland yang sudah akan pergi dari ruangan ini.

Semua para medis yang di dalam sudah keluar setelah Mario mengucap kan kata terima kasih, Aland terakhir saat akan keluar buru - buru Ino men cengkal lengan kekar itu membuat Aland langsung berhenti dari jalan nya sambil di ikuti oleh para medis lain nya tadi yang memeriksa bersama nya.

"Maaf..." ucap Ino merasa sesal dan menunduk kan kepala nya lagi.

"Iya, saya sedang sibuk hari ini, saya ke ruangan pasien yang lain nya." ucap Aland membuat Ino mendongak kan kepala nya menatap Aland yang sedang menatap datar seperti biasa dan juga para medis yang tadi masih menunggu nya dengan menatap ke arah nya.

Ino melepas kan pegangan di lengan Aland dengan gerak kan pelan seperti tidak mau kalau Aland pergi dari nya.

Tanpa sepata kata lagi Aland langsung melangkah melanjut kan perjalanan nya dan di ikuti para medis yang tadi. Mulai menjauh dari pandangan Ino yang masih di tatap tidak ingin mengalih kan pandangan sedikit pun.

"Maaf..." gumam Ino berjalan berbalik arah ke kamar inap milik sahabat nya lalu masuk ke ruangan tersebut dengan perasaan bersalah nya.