Irie Bliss, seorang wanita ceria yang terlilit hutang karena kelakuan ibu dan mantan pacarnya. Dia terpaksa mengikuti sebuah audisi menyanyi dan berharap bisa memenangkan juara 1 yang biasanya berhadiah uang tunai 10 JT dan 1unit mobil yang akan dia jual jika menang. Namun, audisi yang Irie ikuti rupanya audisi mencari menantu yang diadakan oleh seorang wanita tua, dan malangnya lagi, Irie memenangkan hati wanita tua tersebut sehingga dia dipaksa menikahi anaknya yang seorang duda kaya raya bernama Arky Vernandez, sesuai janji.
~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°
✨ MOHON DUKUNGANNYA ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Married Via Audition : BAB 33
ARKY ANEH
Setelah mandi segar di malam hari, Arky memutuskan keluar kamar, sekedar jalan malam sembari menikmati minuman vitamin yang selalu dia minum. Pria itu berjalan terus hingga ke ruang bersantai, terlihat sebuah dinding tembus pandang menunjukkan halaman samping rumahnya yang terdapat sebuah air mancur indah di sana.
Mata Arky yang tajam dan berkilau itu mengamati pergerakan air mancur tersebut tanpa henti, gelas di tangannya juga mulai kosong karena habis diteguk.
Pikirannya sangat kacau hingga membuat kepalanya pusing.
(“Anak perempuan adalah cinta pertama ayahnya!”)
(“Aku membencimu.”)
Arky meremas gelas yang masih berada di genggamannya. Ucapan Irie dan Alina membuatnya terlihat seperti ayah yang payah dan gagal. Kekesalan kepada diri sendiri hingga Arky juga mendengar suara kekecewaan Saffron kepadanya. Pyarr!! Gelas kaca terlempar begitu saja mengenai dinding hingga dekorasi dinding yang kini nampak terjatuh bersamaan dengan serpihan beling.
Arky mulai meminum beberapa botol wine, meneguknya hingga habis tak tersisa. Sekarang dia terlihat seperti pria teler yang duduk di sofa singel sendirian.
Sementara di kamar, Irie mulai terbangun dan sedikit terkejut mengetahui bahwa dia sudah berada di atas ranjang dengan pakaian yang sama. “Apa dia yang membawaku?” tanya Irie pada diri sendiri. Namun ia tak melihat keberadaan Arky di kamar.
“Syukurlah, setidaknya tidak terjadi sesuatu. Dress ini menyiksaku.” Gerutu Irie yang mulai beranjak ke kamar mandi. Hendak masuk, langkahnya kembali berhenti dan menoleh ke arah pintu keluar dengan wajah bertanya-tanya.
“Apakah Alina sudah makan malam ya?” meski bagaimana pun sikap gadis itu kepadanya, Irie masih mengingatnya dengan baik karena dia sudah seperti anaknya sendiri.
“Aku akan memeriksanya nanti.” Setelah itu Irie pun masuk ke dalam kamar mandi dan segera menyegarkan dirinya.
Selang beberapa menit berlalu, Irie selesai mandi, ia keluar hanya dengan menggunakan bathrobe saja karena memang ia keluar untuk mengambil baju keringnya serta membenahi dress abu-abu yang dia pakai tadi.
“Haa... Dress ini sungguh terlihat mewah, tapi sayang kau hanya dipakai satu kali. CK, dasar orang kaya!” gumam Irie berbicara sendiri. Dia merasa tak lega melihat dress tadi yang hanya dipakai satu kali.
Saat asik membelakangi pintu kamar, tiba-tiba saja Arky masuk sedikit kasar hingga Irie tersentak kaget dan refleks langsung berbalik ke arahnya seraya meremas bathrobe yang ia pakai tepat di area dadanya. Ingat, handuk itu tidak ada kancingnya selain sebuah tali pinggang.
Sementara Arky menatap tajam ke Irie setelah dia meminum banyak sekali wine di malam hari. Hm... Sangat cocok!
“Kau... Membutuhkan sesuatu?” tanya Irie lugu, bukan lugu, hanya saja firasatnya tak enak melihat tatapan Arky.
Tanpa menjawabnya, benar saja. Arky bergegas ke arah Irie dan langsung mendorongnya hingga mereka sama-sama masuk ke dalam kamar mandi, tepat di bawah shower.
Irie tak bisa melepaskan dirinya ketika Arky menempelkan tubuhnya dan mendorongnya hingga terpentok ke dinding kamar mandi.
Keduanya saling beradu pandang dengan pikiran masing-masing. Untuk pertama kalinya Irie bisa melihat wajah Arky sedekat ini hingga dia akui bahwa dia terpesona dengan seorang duda yang menjadi suaminya saat ini. Tangan kiri Arky mulai bergerak menghidupkan kembali shower nya sehingga mereka basah kuyup.
“Apa yang kau laku— ” ronta Irie yang ingin pergi, dia sudah mandi dan kini kembali basah akibat ulah Arky yang tak jelas.
Tatapan Arky yang berbeda membuat Irie yakin bahwa pria itu sedang terpengaruh alkohol, aromanya juga seperti wine sangat menyengat.
“Tatap aku.. tatap aku.” Suara lirih Arky terdengar lembut di telinga Irie yang saat ini tertegun tak tahu apa yang diinginkan pria beranak satu itu.
Irie hanya bisa diam dan menatap ke dalam mata Arky. Kini tangan Arky mulai bergerak ke atas menyentuh leher Irie secara perlahan hingga wanita itu memejamkan matanya ketika ia merasakan sentuhan Arky yang berbeda.
Melihat istrinya seolah menikmati sentuhan tangannya, Arky yang dikendalikan oleh ketidaksadaran akibat wine yang dia minum tadi. Pria itu mendekat kan wajahnya lebih dekat dan hendak meraup bibir Irie yang masih memejamkan matanya.
Rasa dingin yang menusuk kulit Irie membuatnya membuka kembali matanya dan melihat Arky yang hendak menciumnya. Dalam satu dorongan Irie berhasil menjauhkan suaminya.
Bibir Irie yang bergetar menatap kesal ke Arky yang kini seperti kebingungan.
“Sebaiknya kau istirahatlah. Aku... Aku akan memeriksa Alina.” Ucap Irie dengan gugup. Arky hanya memandangi kepergian istrinya, dia sendiri merasa seperti orang bodoh.
...***...
Irie benar-benar merasa berdebar mengingat kedekatan wajah Arky. “Hentikan. Itu tidak mungkin... Dia milik orang lain, dan kau— hanya wanita yang tersakiti.” Lesu Irie sedikit cemberut. Namun semuanya sirna saat dia melihat kamar Alina.
Ia ingat kembali bahwa dia sama sekali belum menayangkan gadis itu apakah sudah makan?
Tok! Tok! “Alina... Ka-kau sudah tidur?” panggil Irie seperti biasanya, dia mendekatkan sisi wajahnya ke pintu kamar Alina.
Seperti biasanya juga, gadis itu tak menjawabnya walaupun dia masih belum tidur. Irie sebenarnya tahu bahwa anak tirinya masih begadang di malam hari, dia bisa mendengar suara musik mellow dari dalam sebelum akhirnya musik tersebut dimatikan tiba-tiba.
“Alina apa kau sudah makan, jika belum aku akan membawakan makanan nya seperti— ”
“AKU SUDAH MAKAN DAN PERGILAH.” Teriak Alina menjawabnya tanpa membuka pintu.
Tak ada kata-kata lagi yang harus diucapkan, Irie tak ingin memakan Alina. Dia tidak ingin mengekang nya. Wanita dengan pakaian santai itu berjalan perlahan menjauh dari kamar Alina.
Jika dia tidak segera menyelesaikannya, Irie tak mungkin bisa keluar dari sini. Bagaimana jika ibu Jolie kembali? Dia pasti sangat kecewa. Irie juga bersyukur karena keluarga Vernandez sudah memberinya uang untuk melunasi hutang-hutangnya.
“Mungkin ibu Jillian memang benar. Aku tidak becus melakukan apapun, apalagi menikah dengan orang kaya dan mengurus anaknya.” Gumam Irie yang kini menjelekkan dirinya sendiri.
Sampai di depan pintu kamar tidur, Irie menarik napas dalam-dalam lalu membukanya dan masuk. Hanya dalam sekejap saja Irie sudah melihat Arky tertidur dalam keadaan basah kuyup tanpa mengganti pakaiannya.
pria itu tengkurap di atas kasur, sudah Irie duga, dia mabuk.
Irie hanya berniat membantu, ia membalikkan tubuh suaminya hingga berhasil terlentang walaupun kini membuatnya ngos-ngosan. “Di sisi lain anaknya, dan di sini ada ayahnya. Oh Ya Tuhan, semoga aku sanggup.” Ujar Irie seraya menatapnya setelah dia berhasil membalikkan Arky. Namun untuk mengganti pakaiannya, Irie tak mungkin melakukannya walaupun dia mau membantunya sekalipun, dia tetap tidak akan nekat melakukannya.
“Itu privasi.” Ucapnya yang Irie maksud adalah area pribadi milik pria itu. Dia tidak mau ada kesalahan pahaman dan membiarkan Arky dalam keadaan basah sekaligus memberikan selimut.
semoga segera ada bab hilangnya saffron lgi thor hahaha
bukan safron asli
in kah safron sang penipu itu??
mash dlm teka teki nih thorrr
alina berasumsi krn ketidaknyaman bersama safron?
ataukah sdh ada informasi fakta perihal safron?
seruuu nih 😀👍