Aku tidak bisa menceraikan mu shafa, tapi aku juga tidak bisa meningalkan alena, apa lagi saat ini alena tengah hamil anak ku, dan aku juga sudah berjanji untuk bertanggung jawab.
begitu lah ke egois san Cakra sebagai seorang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Nyonya besar
****
"Beberapa bulan kemudian.
Shafa yang mati mati mencoba melupakan kepahitan pasca kehilangan putra dan kepedihan yang Cakra torehan kan kini mulai bisa melupakan nya.
"Sementara di ujung sana Shaheer yang masih gigih untuk mendapatkan hati Shafa.
hanya saja Shafa yang sampai saat ini belum memiliki kepercayaan penuh pada laki-laki itu.
Kegagalan nya bersama Cakra, membuatnya berfikir ia kembali menggantungkan harapan pada seseorang pria. meski dalam hatinya ia sebenarnya juga mengagumi nya.
Wanita itu takut jika harus mengalami kegagalan yang sama.
Namun meski begitu, komunikasi mereka berdua terjalin cukup baik, bahkan keduanya semakin terlihat luwes, tidak ada lagi kecanggungan diantara keduanya.
"Shaheer,, Habis kan sarapan mu mama mau bicara, ucap mama amel.
Pria yang masih menikmati sarapan nya hanya memberikan jawaban dengan angukan.
Setelah selesai sarapan, Shaheer bergegas menemui mama nya yng tengah santai diruang keluarga didampingi pak Salman suami sekaligus papa Shaheer.
"Mama mau bicara apa"?
tanya pria itu seraya menjatuhkan tubuh nya dikursi sebrang mama nya.
" Mama pengen ketemu sama wanita yang telah meluluhkan hati putra satu satunya mama ini. ujah wanita paruh baya itu.
"Nanti aja lah ma kalau udah pasti'
" Lagian ma,, Shaheer tu belum nyakin kalau Shafa mau menerima cinta ku.!
"Ooh,, jadi nama wanita itu Shafa,,?
nama yang bagus pasti orang nya cantik. sahut pak Salman menggoda putra nya itu..
" Sudah sudah,, pokoknya mama gak mau tau, nanti ajaklah dia kerumah, mama mau kenalan.
"Baiklah,,
" Nah gitu dong.
Sudah sana kalau mau ngantor, Jagan lupa nanti pulang harus bawa calon mantu buat mama!
Selalu saja pakai pemaksaan, gumam nya dalam hati seraya melangkah pergi.
"Shaheer memarkirkan mobil nya tepat didepan Cafe Shafa.
Pria itu turun dari mobil mewah nya melangkah kan kaki nya masuk kedalam cafe.
" Selamat siang Pak,, selamat datang diCafe kami. sapa salah satu pelayan.
"Saya mau ketemu Bu Shafa apa beliau ada?
"Bu Shafa ada tapi",,,
"Lho mas Shaheer,,, sahut Shafa yang tiba-tiba sudah berada dibelakang pelayan itu.
Shaheer tersentak akan tetapi tetap berusaha besikap biasa saja untuk menjaga image nya.
" Oh ya Shafa maaf aku kesini tanpa ngabarin dulu.!
Kedatangan saya menganggu nggak, ada yang perlu saya sampaikan. ucap Shaheer.
"Baiklah.. silahkan duduk mas, Shafa berjalan menuju meja pelanggan, sementara Shaheer mengekori nya dibelakang.
"Mau minum apa mas,,?
Tanya Shafa setelah keduanya duduk di meja pelanggan yang saling bersebrangan.
"Didak usah,, !
" Saya hanya mau bicara sebentar, jawab Shaheer.
Shaheer bingung harus memulainya dari mana untuk mengatakan nya.
"Begini dek... !
"Orang tua saya mengundang dek Shafa, ia pengen bertemu dek Shafa.
Shafa mendadak cemas.!
Orang tua pria itu sudah pasti merupakan orang yang berkelas.
bagaimana mungkin ia ingin bertemu dengan nya. gumam Shafa dalam hati.
" Bagaimana dek Shafa,, mau saya ajak menemui orang tua saya, tanya shaheer kembali.
Wanita itu hanya menjawab dengan sebuah angukan kecil.
meski ragu kian menyelimuti, Wanita itu khawatir bagaimana ia harus bersikap, secara orang yang ingin ia temui adalah seorang nyonya besar.
'Huuuff,, Shafa mendesah lirih,!
"Kalau begitu ayo kita langsung berangkat saja, ajak Shaheer.
Seraya meraih kunci mobil yang ia letakan diatas meja. lantas keduanya pergi setelah Shafa berpamitan terlebih dulu sama salah satu karyawan nya yang bertugas didepan kasir.
Tak berselang lama kendaraan roda empatnya tiba sebuah rumah dengan pagar dan tembok yang lumayan tinggi.
Menutup akses diluar yang mau melihat ke dalam. meski begitu Shafa bisa membayangkan seberapa megah isi nya.
"Entah mengapa ada rasa gugup yang hadir.
Dalam bayangan nya ialah, orang yang akan berhadapan nya merupakan sang Nyonya besar yang angkuh.
Dengan kekuasaan yang dimilikinya.
" Shafa jadi cemas dengan suudzon yang diciptakan nya sendiri.
Beberapa detik kemudian gerbang terbuka secara otomatis dengan remote kontrol. membuka celah agar kendaraan roda empat itu bisa masuk.
Begitu masuk ke halaman yang luar biasa luasnya, dan turun tepat ditengah tengah deretan mobil mobil mewah yang terparkir berjejer dengan rapi.
"Shafa mengedarkan pandangan nya, bulu kuduk nya berasa merengang melihat keindahan yang tersaji.
Rumah dengan gaya Mediterania didepan mata.
ia langsung terkesima.
"Shafa mendesah lirih, mencoba membuang rasa gugup dan cemas yang mulai bercokol dalam dada.
" Ayo masuk,,,!
ajak shaheer membuyarkan lamunan Shafa.
"i,,, iya mas,!
Selanjutnya keduanya bejalan beriringan masuk dalam rumah. kepala Shafa kembali mengedar.
" Waahh,, gumam Shafa hanya bisa ia ucapkan dalam hati, saat melihat barang barang antik terpanjang dalam lemari kaca yang besar.
"Duduk dulu ya dek,, saya pangilkan mama dulu.
"iya mas, Terima kasih.
Tak butuh lama Shaheer dan mama amel keluar menuruni anak tangga menuju ke arah Shafa.
Detak jantung Shafa tidak dapat dikopromi, dengan melihat nya saja dugaan nya seperti nya tidak meleset.
Dari mulai pakaian dan perhiasan yang menempel ditubuhnya terlihat mewah dan berkelas.
" ini ma, Shafa yang Shaheer maksud, ucap putra satu satunya itu.
"Permisi Nyonya saya Shafa,
Ucap Shafa memberanikan diri. seraya meraih punggung tangan wanita yang masih cantik diusianya itu, dan mencium dengan ta'zim.
"Ooh,, jadi ini yang namanya Shafa.!
Teryata benar sangat cantik, pantas saja bikin anak ku klepek klepek.
Seulas senyum terpatri diwajah senja nan anggun itu.
Shafa yang mendengar penuturan wanita beda generasi tersebut malah terkejut.
namun Shafa merasa lega, ternyata sikap Nyonya besar tidak semengerikan yang ia bayangkan. Nyonya besar itu terkesan lebih ramah.
Keduanya terlibat obrolan seputar wanita, tampak luwes sehingga kecanggungan demi kecanggungan mulai memudar.
"Shaheer tidak menyangka keduanya akan secepat itu mengakrabkan diri masing-masing.
" Ehem.!
Deheman yang lumayan keras sengaja Shaheer keluarkan, dengan tujuan agar kedua wanita beda generasi itu menyadari akan adanya dirinya.
hanya menjadi pendengar keduanya.
Dan benar saja keduanya bersamaan langsung menoleh ke arah Shaheer.
"Shaheer mengulas senyum kikuk.
Pria itu mendekat ke arah kedua wanita yang tengah asik besenda gurau.
" Ma,, Shaheer harus kembali ke kantor sebentar, ada meeting bersama insvesto penting, nitip Shafa ya ma, ucap nya.
"iya pergi saja, lagian ngapain dari tadi nungguin gak ada kerjaan. jawab sang mama sedikit megrutu.
Aku hanya memastikan mama tidak ngomong macam macam tentang ku pada Shafa.
" Lagian siapa juga yang ngomongin kamu.
"Sudah sana pergi meeting, jangan lupa nanti kembali lagi buat nganterin Shafa pulang, ujar sang mama.
Pria itu berdecak