Ketika sabar menjadi sadar, peduli menjadi diam maka kamu bebas sekarang.
Ketika Ia kecelakaan hampir merenggut nyawa dan kritis beberapa waktu,suaminya justru tidak peduli dan merawat wanita lain yang hanya demam biasa di rumah sakit yang sama.
Pada akhirnya Liliana menyerah karena tak pernah di anggap dan tak pernah mendapatkan respon balik, sekalipun nyawanya hampir melayang jadi Ia mengajukan perceraian mereka.
Namun Ketika Ia sudah memutuskan menyerah dan bercerai, suaminya tiba-tiba berubah dan ingin mempertahankan pernikahan mereka.
Akankah Liliana berubah pikiran untuk bertahan?
Atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hantari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan Liliana
Bara Baru saja tiba di depan ruangan yang di sebutkan oleh resepsionis,namun Ia berhenti ketika dua orang suster keluar dari dalam ruangan itu.
"Maaf pak anda sedang mencari siapa?",tanya salah seorang suster itu tersenyum dengan mata berbinar melihat sosok pria di hadapan mereka saat ini yang benar-benar terlihat seperti seorang aktor yang begitu tampan.
Tanpa memperdulikan pandangan kedua suster itu Bara dengan tubuh tingginya berusaha menatap ke dalam sebelum salah seorang suster itu benar-benar menutup pintu ruangan itu."Saya ingin menemui pasien di ruangan ini", ucapnya dengan serius dan khas wajahnya yang dingin.
Kedua suster itu saling menatap bingung,"Maaf pak tapi pasien di ruangan ini sudah keluar pagi-pagi tadi dan memang hari ini jadwal pasien di ruangan ini keluar,apa bapak keluarga pasien kenapa tidak tahu?"
Bara merasa sangat tersindir,memang benar dia sebagai suami tidak tau apa-apa dengan apa yang sudah terjadi pada istrinya.
***
Sementara itu...
"Kamu yakin gak pulang ke mansion Bara dulu untuk ngambil barang-barang kamu"
"Gak Mon,nanti aja deh sampai surat perceraian keluar sekalian ke sana aku juga gak mau ketemu mas Bara dulu"
Monika menghela nafas, sahabatnya itu pasti sudah sangat kecewa sampai tidak ingin bertemu dengan Bara.Ia sudah menemani Liliana sejak umur mereka belasan hingga usia mereka yang sudah 26 tahun, sebagai sahabat yang selalu teman Liliana curhat Ia tau bagaimana sifat sahabatnya itu yang mempunyai hati yang baik dan lembut juga rendah hati sehingga tidak pernah mudah sakit hati atau pendendam.
Tapi kali ini mungkin semuanya tidak bisa di tahan olehnya lagi.
"Oke deh,aku temani kamu di sini ya"
"Emang kamu gak sibuk,kalau kamu temani aku di sini nanti kejauhan ke tempat kerja kamu"
"Gak apa-apalah,lagian gak ada yang jaga kamu di sini"
"Gak usah Mon nanti kamu capek bolak-balik, tempat kamu kan jauh dari sini"
"Lily yang cantik udah gak usah ribut mau aku kasih tau Tante sama Om terus sama kak Leonardo kalau kamu kecelakaan sampai operasi?"Ancam Monika dengan wajah pura-pura serius,selain sifat Liliana yang baik sebenernya Liliana orang yang sangat keras kepala.
"Mereka pasti kecewa karna masalah serius terjadi sama putri kesayangan mereka tapi mereka sama sekali tidak tahu"
Liliana menghela nafas,"Ya udah deh kalau gak ngerepotin kamu,tapi jangan kasih tau mama sama papa aku apalagi kak Leo"
"Oke siip,gitu dong"
"Oh iya,di tempat kerja kamu ada lowongan aku mau cari kerja setelah sembuh"
Monika langsung berdecih,"Yang benar saja desainer termahal ini tiba-tiba mencari pekerjaan,bisa-bisa brand mu anjlok"cibir Monika yang membuat Liliana terkekeh.
Liliana dan Monika bekerja sebagai desainer yang bergelut di bidang desain pakaian dan juga barang-barang seperti tas dan dompet, keduanya lulusan S3 di jurusan fashion design.
Liliana sendiri sudah mempunyai brand sendiri dengan nama brand LILY, brand LILY sendiri adalah brand luxury atau brand mewah yang sudah terkenal dimana-mana dengan harga yang fantastis,dan kebanyakan orang-orang yang mampu membelinya adalah orang dari kalangan atas karna selain harganya yang fantastis barang-barang yang di keluarkan oleh brand LILY adalah barang-barang yang berbahan kualitas tinggi sehingga selalu terbatas,dalam setahun brand LILY hanya mengeluarkan puluhan barang termasuk pakaian dan tas dan dompet.
Setiap barang di keluarkan akan langsung sold out dalam beberapa.
Brand LILY termasuk langka,orang-orang mungkin tahu namanya namun jarang melihat bentuknya karna tidak pernah di iklankan di TV.
Selain produknya yang langka pemiliknya juga sangat misterius,karna Liliana yang tak pernah mengklaim atau menunjukkan jati dirinya sebagai pemilik brand luxury LILY. Hanya beberapa orang saja yang tahu bahkan bisa di hitung dengan jari karna keinginan Liliana sendiri yang tidak ingin mencolok dan tidak ingin orang-orang di sekitarnya mendekatinya karena ingin memanfaatkannya.
Bahkan sejak sekolah Liliana suka menutupi dirinya yang yang sebagai anak orang kaya dan lebih suka dengan kehidupan sederhana dan penampilan sederhana sehingga Ia bisa bergaul dengan siapa saja, termasuk Monika sebelumnya tapi sekarang Monika tahu segala tentang dirinya.
"Setelah aku bercerai dengan mas Bara aku berencana untuk kembali ke negara ku Mon"
Monika seketika terdiam ketika mendengar ucapan Liliana.
"Kau tau kan perusahaan ku di sana,aku juga lelah jika harus bolak-balik terus.Selain itu aku ingin lebih fokus Mon, karna aku merasa selama aku tidak berkontribusi takutnya brand ku akan mengalami penurunan dan aku tidak ingin hal itu terjadi karena aku membangun semuanya dengan susah payah dalam waktu yang lama"
Monika seketika terisak mendengar penjelasan Liliana dan langsung saja menghambur memeluk Liliana yang sedang bersandar di ranjang."Aku mengerti,aku senang sekarang kau sudah berubah dan tidak di butakan oleh cinta lagi,aku gak akan menahan kamu karna keputusan kamu adalah yang terbaik dan aku akan selalu mendukung keputusan mu"
"Terimakasih,aku juga akan selalu mendukung mu"
"Tapi dengan satu syarat, setiap hari kita teleponan dan dua kali sebulan harus bertemu"
Hahahahaa
Liliana tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan sahabatnya itu yang sangat lucu dengan ekspresi yang serius dan menurutnya itu sangat menggemaskan.
"Oh iya proses perceraian itu lama,apa kamu berencana menunggu sampai selesai dulu?"mengabaikan tawa Liliana,Monika lebih mengkhawatirkan sisa waktu bersama-sama dengan sahabatnya itu.
"Tidak,aku berencana akan pulang dua minggu lagi kalau menunggu sampai selesai bisa sampai dua bulan lagi dan itu terlalu lama menurutku"
"Jadi kita bakalan pisah dua minggu lagi nih hmm",Monika cemberut menahan tangis dan kembali berpelukan.
Alhasil keduanya menghabiskan waktu bercerita banyak hal tentang apa yang mereka alami, termasuk Liliana yang menceritakan beberapa hal yang belum di ceritakannya mengenai rumah tangganya dengan Bara, sebenernya tidak bisa di bilang rumah tangga lebih tepatnya mereka rekan.
Meski selama ini Bara yang hanya menganggap Liliana sebagai rekan berbeda dengan sebaliknya di mana Liliana menganggap Bara sebagai suami yang ia cintai dan nantikan kasih sayang dan perhatiannya meski itu semua hanya dalam angan saja.
Bersambung...
🤭🤔 di lanjut ya Thor 🙏
lanjut Thor 💪😘🤗
harusnya kamu bilang pertemuan mu dengan laura