NovelToon NovelToon
Istri Yang Kesepian

Istri Yang Kesepian

Status: tamat
Genre:Tamat / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:17.4k
Nilai: 5
Nama Author: Vie Amza

Siapa yang tidak bahagia bisa menikah dengan laki-laki yang selama ini aku cintai. Laki-laki yang sangat sempurna menurut ku. Dia baik, perhatian dan pekerja keras.
Namun Aku salah menduga, ketika pernikahan tidak seindah yang Aku bayangkan.

Berharap akan menjadi teman hidup yang bisa berbagi cerita,tempat ternyaman untuk berbagi kisah berdua dengan suaminku, nyatanya itu tak sesuai harapan.
Akan kah bisa seorang istri menghilangkan rasa sepi di hatinya, meluapkan apa yang menjadi beban fikirannya selama ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie Amza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

"Mah, Raya mau ulang tahun Raya di Rayain."

 Pinta Raya padaku. Usianya menginjak tujuh tahun.

"Iya, nanti Mamah bilang sama Ayah kamu ya."

 "Pokok nya Raya mau bikin pesta, undang semua teman-teman sekolah Raya "

"Iya sayang. Do'akan rezeki nya ada ya."

 Malam nya aku berbincang dengan Mas Bagas sambil menikmati secangkir teh dan cemilan kecil di pelataran rumah.

 Aku bicara soal keinginan Raya tadi, dan alhamdulillah Mas Bagas menyetujui nya.

"Berapa orang yang akan kamu undang?"

 Tanya Mas Bagas.

"Aku hanya akan mengundang anak-anak tetangga di sini yang seusia nya saja Mas."

"Ya sudah kamu atur saja. Nanti aku transfer uang nya."

  Angin malam kini makin terasa dingin menusuk ke dalam kulit. Aku memutuskan untuk masuk ke dalam rumah, namun Mas Bagas masih diam di luar.

 Ku ambil ponsel ku, lalu aku mengecek notifikasi. Ternyata ada pesan masuk dari nomor yang tak ku kenal.

"Ini Fatma ya? Tolong balas pesan ku . Irwan."

 Aku hanya membaca tanpa merespon apapun, menyimpan nomor nya saja tidak. Ku hiraukan pesan dari Kak Irwan.

 Ku lihat Mas Bagas masuk ke dalam Rumah. Mengunci semua pintu Rumah.

 "Besok aku akan pulang telat, karena ada acara sama teman-teman."

 Ucap nya tiba-tiba padaku, ketika dia hendak masuk kamar dan berbaring di tempat tidur.

"Kalau boleh tau acara apa Mas?"

 "Biasalah, ngumpul sama Irwan dan yang lain di tempat Irwan."

"Mas, maaf kalau boleh aku minta kamu jangan sering-sering kumpul sama teman-teman kamu."

"Memang nya kenapa ?."

 Mas Bagas bertanya dengan nada ketus.

"Ya, kan kalau bisa. Aku hanya mau kamu habiskan waktu bersama aku dan Raya ketika pulang kerja."

"Kan kita bertemu tiap hari , kalau sama teman-teman kan gak tiap hari."

 Mas Bagas masih sedikit ketus padaku.

"Iya Mas tapi kan ... "

 Belum selesai aku bicara, dia sudah memotong nya.

"Sudah lah, mulai deh ngatur-ngatur aku. Pokok nya besok aku pulang telat, aku tidur duluan!."

 Ucap nya sambil menutupi seluruh badan dengan selimut, dan berbalik membelakangi ku.

 Aku menghela nafas panjang. Tak akan aku bicara lagi, biarkan dia istirahat saja. Soal besok, terserah Mas Bagas aku sudah bicara, namun begitu lah respon nya.

 Aku merasa belum ngantuk. Raya dan Mas Bagas sudah tertidur pulas.

 Aku berjalan keluar kamar, duduk di ruang televisi. Sesekali ku main kan ponselku, membuka akun-akun gosip dan berita.

Lalu notifikasi pesan dari nomor yang tadi masuk lagi. Tak ingin ku buka sebenar nya, namun rasa penasaran ku lebih tajam.

"Kenapa gak di balas Fatma? Takut Bagas marah ya?."

 ke dua kali pesan nya hanya di baca saja.

 Jam menunjukan pukul 00:30 . Masih belum ada rasa kantuk di mataku. Ku ambil wudhu, dan langsung melaksanakan sholat dua raka'at.

 Begitu terasa ketenangan dalam hati ku. Ketika gundah ku, gelisah ku, semua keinginan dan harapanku aku adukan kepada Sang Maha Segalanya (ALLAH SWT).

 Tak terasa aku sampai ketiduran dalam keadaan masih memakai mukena.

...*****...

 Hari ini tepat ulang tahun Raya Aku mengundang teman-teman nya, sekitar dua puluh anak saja.

 Aku dan ke dua adik ku mempersiapkan semuanya. Safira dan mertua ku juga ikut andil. Raya sangat bahagia sekali dengan pesta yang sederhana namun berkesan.

 Acara demi acara sudah di laksanakan, saat nya anak-anak tamu undangan menyantap hidangan yang di sediakan.

 Aku duduk di sebelah Raya yang sedak sibuk melihat-lihat kado ulang tahun dari teman nya. Tak lupa ucapan terima kasih Raya kepada semua teman nya.

  Ku perhatikan ke arah Mas Bagas. Dia hanya sibuk dengan ponsel, dan hisapan rokok nya.

 Tak lama satu per satu teman-teman Raya pamit pulang. Ku sediakan bingkisan kecil untuk mereka.

 Aku menghampiri Mas Bagas yang sedang duduk di teras rumah kami. Raya dan keluarga yang lain sedang sibuk membuka kado.

 "Kamu kenapa ? Seperti banyak pikiran Mas?"

 Tanya sambil duduk di samping nya.

"Tidak. Aku biasa saja."

 Jawab nya datar.

"Kenapa gak masuk di dalam ?"

"Ingin sendiri dulu, di dalam berisik."

  Ketika aku asik berbincang, tiba-tiba Kak Irwan datang bersama teman Mas Bagas yang lain.

"Ngapain kesini ?"

 Tanya Mas Bagas sinis.

"Sinis banget Gas. Aku telpon kamu hak di angkat. Mau ngajak kamu jenguk Amel."

"Amel ? Kenapa dia ?"

Tanya Mas Bagas serius.

Mendengar nama Amel hatiku langsung berdebar, berdebar rasa kebencian yang muncul, ingatan masa lalau yang datang kembali.

"Dia kecelakaan. Tadi aku di telepon Kakak nya."

Tanpa berpikir panjang, Mas Bagas meng Iya kan ajakan Kak Irwan. Padahal ada aku di situ, tanpa bertanya padaku juga suamiku langsung pergi begitu saja.

Se panik itu kah Suamiku sehingga lupa untuk berpamitan bahkan bertanya atau mengajak ku.

Aku bergabung dengan keluarga yang masih sibuk membuka hadiah ulang tahun Raya. Orang Rumah pun bertanya kemana Mas Bagas pergi. Ku jawab saja, Mas Bagas menjenguk teman nga yang sakit.

"Mesti buru-buru gitu emang nya Kak? Gak pamit gak apa!"

Komentar Safira.

"Biasalah, abang mu."

Jawab ku malas.

"Maafkan Bagas ya Nak."

Ucapan Mamah mertua membuatku merasa tak enak.

"Iya Mah, tidak apa-apa ko."

Ku jawab sembari melempar senyum terbaik ku.

...*****...

"Kamu gak akan paham sepanik apa aku Fatma!."

Bentak Mas Bagas ketika aku membahas soal perlakuan nya kemarin.

"Mas Kamu sadar gak sih dengan sikap kamu. Dia wanita yang pernah membuat aku dan kamu bertengkar, dan sekarang ini terjadi lagi."

"Jangan pernah membahas masa lalu. Tolong tunjukan rasa empati mu sedikit saja, dia tuh kecelakaan."

"Aku paham. Justru kamu yang tak paham Mas!"

Kita saling menyalah kan satu sama lain. Lelah berdebat dengan orang yang sedang di landa rindu seperti ini.

"Sudah! Cukup ya bicara kamu. Aku malas bahas ini."

Mas Bagas melangkah ke luar Rumah, namun ku tarik tangan mya.

"Mau kemana Mas?"

"Jangan bertanya, jika tak bisa membuat suasana Rumah nyaman."

"Apa maksud kamu?"

Semakin memanas suasana di Rumah. Mas Bagas ingin pergi, namun aku tak ingin dia pergi dengan keadaan seperti ini.

"Mas, aku hanya ingin di anggap sama kamu. Kemarin, kamu pergi begitu saja, padahal ada aku dan ya g lain. Kalaupun kamu ajak aku, aku mau kok ikut kamu."

"Sudah berapa kali aku bilang, aku panik Fatma."

Dan jawaban nya benar-benar membuat dada ku sesak.

"Bisa-bisanya kamu bicara begitu Mas, padahal dia bukan siapa-siapa kamu. Apa kamu masih menyimpan rasa terhadapnya? Hah!"

Jujur, sebenar nya tak ingin melontarkan perkataan seperti itu. Tapi mulut ku rasa nya gatal sekali.

"Pertanyaan macam apa ini ? Aku dan Amel hanya menjadi teman biasa saja kali ini."

"Wajar saja jika aku merasa curiga Mas. Trauma ku belum sembuh."

" Sudah ya, aku lelah berdebat sama.kamu. Gak ada habis nya."

Setelah berkata seperti itu, Mas Bagas pun keluar dari Rumah.

Aku hanya terdiam menahan kesal. Rasa nya belum puas. Hanya ingin memberi pengertian, tapi malah di salahkan.

Perasaan aku tak di pikirkan nya. Kemarin kita masih baik- baik saja Mas, tapi dengan sekejap sikapmu berubah hanya dengar mendengar orang yang pernah jadi selingkuhan mu kecelakaan.

Aku mendo'akan kesembuhan untuk Amel kok. Berharap dia cepat pulih.

Duduk melamun di kamar ku. Hati dan pikiran ku begitu berisik. Semakin aku mencoba untuk ikhlas, semakin keras ujian nya.

Aku yakin, aku bisa melewati semua ini. Jangan sampai, hanya gara-gara satu wanita bisa membuat hubungan aku dan Suamiku berjarak lagi.

Untuk saat ini, aku tak menghubungi Mas Bagas yang telah keluar dari Rumah tadi. Aku hanya akan menunggu dia pulang saja. Memberikan sedikit ruang untuk kami saling instrospeksi diri.

Aku sendiri paham, sikap ku tidak di benarkan karena melawan perkataan suami hingga menjadi sebuah perdebatan. Tapi, aku punya suatu kata yang merasa menjadi bebanku dan harus aku ungkapkan sama Suamiku.

Walau respon nya sinis dan seakan-akan aku bersalah atas pendapat ku.

...*****...

1
Ma Em
sudahlah Fatma untuk apa dipertahankan rumah tanggamu suami dan mertuamu saja sudah tidak menghargai kamu daripada hidup menderita lebih baik kamu berpisah dari si Bagas.
Micke Rouli Tua Sitompul
lanjut
Ma Em
sudahlah Fatma untuk apa dipertahankan suami yg tidak menghargai kita dari pada makan hati lebih baik kamu hidup berdua bersama anakmu Raya biarkan Bagas bebas yg nantinya dia pasti akan menyesalinya.
Uthie
coba keep dulu 👍
Micke Rouli Tua Sitompul
teman makan teman
Dindamc14
semangat update kak
Vie Amza: Terima kasih kak🤗
total 1 replies
Ma Em
Fatma jangan terlalu percaya sama suamimu si Bagas selidiki lah kelakuan suamimu jangan apa apa ditanyain sama Bagas mana ada orang yang selingkuh ngaku.
Vie Amza: sabar bu sabar🤭
teri ma kasih sebelumnya sudah jadi pembaca yang setia. tunggu cerita selanjut nya ya🥰
total 1 replies
Mashiro Shiina
Salah satu cerita terbaik yang pernah aku baca, mantap!
Vie Amza: Terima kasih kak🙏
saya yakin semua author mempunyai cerita yang hebat☺️
total 1 replies
Mar Briyith ER
Terus berkarya, ya author, bahagia jangan lupa buat kita semua 👋
Vie Amza: Terima kasih kak atas suport nya ☺️🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!