Married With Daddy

“Perjanjian apa? Percayalah aku akan menjaga Bebby dengan baik.” Ucap Marco yang sudah kembali duduk di kursi kerjanya sambil menatap wajah Daniel dengan serius.

“Bebby tinggal di paviliun belakang dan kamu jangan memegang kunci duplikat.” Ucap Daniel dengan nada serius.

“Kalau Bebby ada apa apa di dalam kamar bagaimana kalau aku tidak memegang kunci duplikat.” Ucap Marco sambil mengangkat kedua alisnya matanya melebar menatap Daniel. Dalam hati dia tertawa melihat sahabatnya yang cemburu pada dirinya.

“Hmmm... Awas kalau kamu macam macam dengan Bebby. Pokoknya jangan kamu sentuh Bebby!” ucap Daniel lagi dengan nada yang agak meninggi.

“Percayalah pada aku Dan, meskipun aku suka bermain main dengan perempuan tetapi aku tidak akan bermain main dengan orang orang yang sudah aku anggap sebagai keluargaku. Bebby sudah aku anggap sebagai keponakanku sendiri. Kamu lihat kan, siapa perempuan perempuan yang sudah menjadi pacarku, sahabat saja aku tidak akan memacari mereka. Karena selama ini aku dekat dengan perempuan hanya untuk kesenangan saja. Sejak perginya Aurora....” ucap Marco dengan nada serius bahkan di akhir kalimatnya terdengar nada dan ekspresi wajah sedih.

“Okey lah . Nanti kalau aku sudah jelas mendapatkan tugas baru di mana dan aku sudah beli rumah, Bebby akan aku ajak tinggal dengan aku.” Ucap Daniel yang tidak ingin sahabatnya bersedih karena mengingat masa lalu menyedihkan yang dikhianati oleh Aurora kekasih Marco.

Sesaat terdengar suara dering hand phone di dalam saku kemeja Daniel. Daniel pun segera mengambil hand phone miliknya. Wajah Daniel terlihat kesal saat melihat layar hand phone karena tertera nama Sang Mama sedang melakukan panggilan video.

Daniel tidak menerima panggilan itu. Dan kini dia memasukkan hand phone yang berdering itu ke dalam tas.

“Aku pulang Marc. Mama melakukan video call, pasti mengecek aku sedang berada di mana.” Ucap Daniel selanjutnya sambil bangkit berdiri.

“Okey, besok aku jemput Bebby.” Ucap Marco sambil bangkit berdiri juga.

“Tidak usah aku yang akan antar, sore sepulang kerja seperti ini.” Ucap Daniel yang melangkah menuju ke pintu ruang kerja Marco.

Saat keluar dari ruang kerja Marco, langit sudah gelap dan lampu lampu di luar bangunan sudah mulai menyala terang benderang. Daniel segera berjalan menuju ke mobilnya. Setelah masuk ke dalam mobil, Daniel menjalankan mobil keluar dari halaman lokasi rumah Marco menuju ke Mansion Frederick.

Hand phone milik Daniel yang berada di dalam tas kerjanya terdengar berdering lagi. Tangan kiri Daniel pun membuka tas yang dia taruh di jok samping kemudi dan dia ambil hand phone miliknya. Nyonya Frederick masih saja melakukan panggilan video.

“Ma, tadi ada rapat, ini aku baru di jalan.” Ucap Daniel setelah menggeser tombol hijau.

“Rapat apa? Cepat pulang! Istri Kamu sudah menunggu tadi dia sudah sibuk masak buat kamu. Ternyata Miranda juga pandai memasak Dan, enak masakannya pokoknya Mama tidak menyesal punya menantu dia....” suara Nyonya Frederick di balik hand phone milik Daniel dan Daniel pun hanya diam saja. Dan akhirnya Nyonya Frederick memutus sambungan panggilan videonya, setelah sekali lagi menyuruh Daniel untuk segera pulang.

Sementara di Mansion Frederick, Miranda sudah tampil cantik dan sexie yang siap menyambut kedatangan Sang suami. Dia duduk di teras Mansion bersama Nyonya Frederick.

“Percayalah Mir, nanti lama lama Daniel akan luluh juga. Lakukan seperti yang Bebby kecil sudah lakukan. Dulu Bebby biasa menunggu kedatangan Daniel duduk di sini dengan pengasuhnya. Saat mobil Daniel berhenti, segeralah kamu berlari menuju ke mobil Daniel.” Ucap Nyonya Frederick sambil menatap wajah Miranda.

“Ma, tapi tidak usahlah saya berlari saya bukan anak kecil.” Ucap Miranda yang sebenarnya malas disuruh Sang Mertua untuk melakukan apa yang dulu Bebby lakukan.

“Ya tidak usah berlari tapi berjalan cepat, Bebby juga sering melakukan itu setelah besar, terus kamu minta tas kerja Daniel dan kamu bawakan.” Ucap Nyonya Frederick lagi.

Beberapa menit kemudian tampak mobil Daniel sudah memasuki halaman Mansion. Daniel yang berada di dalam mobil melihat di teras Mansion duduk Sang Mama dan Miranda. Dia terus melajukan mobil menuju ke garasi. Dulu jika Bebby yang menunggu kepulangannya, dia memarkir mobil di dekat pintu utama dan menyuruh sopir Mansion yang membawakan mobilnya ke garasi.

Miranda pun bangkit berdiri dan berjalan menuju ke garasi.

“Aku bawakan tas nya Kak.” Ucap Miranda saat berpapasan dengan Daniel yang sudah melangkah keluar dari garasi.

“Tidak usah.” Jawab Daniel dingin dan terus melangkah dengan cepat.

“Hmmm tak apalah yang penting aku sudah menjadi istri yang baik di depan Mertua.” Gumam Miranda di dalam hati sambil mengikuti langkah kaki Daniel tidak lupa memasang ekspresi wajah sedih dan kecewa.

Nyonya Frederick yang melihat pun tampak marah marah ke Daniel yang sudah mengecewakan Miranda. Dan Daniel pun tidak menghiraukan dan terus melangkah menuju ke kamar nya, sebab kamar Bebby masih saja dikunci oleh Nyonya Frederick.

Waktu pun terus berlalu dan malam hari pun telah tiba. Daniel dan Miranda kembali berada di dalam satu kamar meskipun sudah tidak lagi dikunci dari luar akan tetapi semua kamar kosong di Mansion sudah dikunci oleh Nyonya Frederick.

Sesaat pintu kamar terdengar suara ketukan...

TOK TOK TOK

TOK TOK TOK

Sebelum Daniel dan Miranda melangkah menuju ke pintu kamar tampak daun pintu terbuka pelan pelan, sebab pintu itu memang tidak terkunci, karena kemauan Daniel.

“Ingat Dan, kamu tidak boleh lagi meninggalkan istrimu sendirian di kamar malam malam jika tidak ada izin dari aku.” Ucap Nyonya Frederick yang sosoknya muncul di balik pintu. Dan selanjutnya pintu kamar itu pun tertutup lagi.

Daniel yang sudah memakai piyama tidur pun kembali membaringkan tubuhnya di sofa.

Sedang Miranda yang sudah memakai lingerie sexie berjalan mendekati Daniel. Sebab sudah sejak tadi berusaha menggoda Daniel dengan gestur tubuhnya tetap saja Daniel cuek. Burung garuda Daniel yang sudah begitu dia harapkan mematuk matuk tetap saja sembunyi di dalam kurungan nya.

“Kak Dan apa tidak capek jika tidur di sofa terus...” ucap Miranda sambil mendudukkan pantatnya di salah satu sofa di dekat Daniel berbaring.

“Tidak! Pergilah kamu ke tempat tidur! Ingat pernikahan ini hanya sebagai syarat karena kamu sudah memberikan darah kamu pada Bebby.” Ucap Daniel yang tidak melihat Miranda sebab dia berbaring miring menghadap sandaran sofa.

“Okey okey...” ucap Miranda namun dia tidak beranjak dari sofa.

“Hmmm lihat saja Dokter Daniel, aku punya cara agar kamu tergoda.” Gumam Miranda di dalam hati lalu dia pelan pelan melepas lingerie sexie yang menempel di tubuhnya.