seorang gadis dari zaman modern, yang melakukan touring di salah satu gunung tertinggi yang ada di Indonesia. dan menyebabkan dirinya meninggal setelah berhasil menaklukkan gunung tertinggi itu.
namun, arwah yang ditarik itu, bukannya pergi kealam baka, malah melakukan perjalanan waktu ke dunia yang lampau, yang mungkin hanya ada dalam sejarah.
ia, sang gadis bernama Aryani mayora merasuki tubuh seorang ibu yang kejam, yang tega menyiksa anak kandung sendiri tanpa ampun. nama wanita itu adalah Anarawati.
lalu, bagaimana kah Kisah Aryani setelah mengambil alih jasad ibu kejam itu.?? yuk.. disimak..🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. menangkap udang jumbo
Dengan perasaan riang gembira anak-anak itu pun melangkahkan kaki mereka untuk mengikuti anara berkemah di alam liar. Beberapa warga yang melihat anara dan kelima anaknya yang sepertinya akan melakukan perjalanan Langsung menyapa.
"Nona anara. Nona anda ingin ke mana bersama dengan anak-anak..?? Apakah Nona akan meninggalkan Desa buangan ini..??" Tanya salah satu warga yang bertemu dengannya. Anara dan anak-anaknya berhenti sejenak.
"Tidak Pak, Bu. Kami hanya pergi untuk berjalan-jalan dan liburan ke luar sebentar. Hanya beberapa hari saja kami akan kembali lagi." Jawab anara.
"Oh.. Kami pikir Nona anara akan pindah ke tempat lain. Kalau begitu selamat bersenang-senang dan liburan Nona anara dan para tuan muda kecil." Ujar warga tersebut kepada anak-anak dan anak-anaknya.
"iya terimakasih paman, bibi" ujar anak-anak itu dengan penuh kesopanan.
Setelah itu mereka kembali melanjutkan perjalanan, begitu pula dengan warga tersebut. Perjalanan yang mereka tempuh mereka lalui selama 6 jam dengan menggunakan kereta kuda. Setelah sampai kereta kuda yang disewa itu pun mereka letakkan di dalam hutan bersama dengan mereka. karena kereta kuda itu adalah sewaan jadi mereka harus menjaganya dengan baik. kalau tidak, bisa-bisa, kereta kuda itu akan melarikan diri.
Mereka pun berjalan sedikit menjauh dari tempat mereka meletakkan kereta kuda. Namun anara juga tak melupakan untuk melepaskan kuda terlebih dahulu dari kereta dan membawanya ke tempat mereka. Sekitar 30 menit mereka berjalan masuk ke dalam hutan, akhirnya mereka menemukan air terjun yang memang menjadi wahana di sana. Tanah yang ada di sekitar air terjun juga bersih dari rerumputan dan cocok dibangun tempat kemping di sana.
"Sayang, kita akan membangun tenda di sini." Ujar anara sambil menurunkan kripla dari gendongannya.
anara Juga meletakkan tas bawaannya ke tanah. Anak-anak pun menghentikan langkah mereka dan melihat ke arah sang ibu. Anara juga mengambil karpet dari dalam tas yang ternyata dia ambil dari ruang dimensi. Kemudian ia menggelar tikar tersebut dan menyuruh anak-anaknya untuk duduk di atasnya.
"Sekarang letakkan barang-barang kalian di atas karpet ini, dan duduk tunggu ibu dengan baik, ibu akan membangun tenda kita dulu." Ujar anara kepada anak-anaknya.
Akhirnya kelima anak-anak tersebut langsung meletakkan barang bawaan mereka di atas karpet dan juga duduk di sana. Tak lupa anara juga mengeluarkan beberapa makanan ringan untuk mereka makan agar tidak bosan menunggunya.
"Duduk baik-baik di sini ya nak.." ujar anara sambil mencium kripla.
Setelah itu, anara mulai membongkar isi tasnya. Hal pertama yang ia lakukan adalah mengeluarkan tenda dari sana. Ukuran tendanya jumbo, dan juga penutup yang dipasang daerah luarnya. Agar nanti mereka bisa duduk di depan tenda tanpa takut cahaya matahari menyinari mereka.
Selama 30 menit anara berputar dan berkutat membangun tenda untuk mereka, akhirnya tenda itu selesai juga. Anak-anak yang melihat tenda yang baru pertama kali mereka lihat dalam hidup mereka Langsung bersorak gembira.
"Wah Ibu, tendanya sangat bagus.. aku baru pertama kali melihat tenda yang seperti ini.." ujar yoga kepada anara. Anara pun tersenyum melihat ke antusiasan anak-anak itu.
"Iya Bu, kalau begini caranya besok-besok kita bisa tinggal di alam liar tanpa perlu khawatir akan kehujanan.." timpal Nakula.
"Ya sudah kalau begitu, Ayo bawa ke sini barang-barang kalian dan masukkan ke dalam tenda.." ujar anara kepada anak-anak itu.
Anak-anak tersebut langsung berbalik dan mengambil barang mereka masing-masing termasuk si kecil Kripla. Ia mengambil dan membawa barangnya sendiri walaupun ia kesusahan menjinjingnya.
"Langsung masuk ke dalam ya, letakkan di sana.." ujar anara lagi kepada anak-anak itu.
Anara sendiri menggeser karpet yang anak-anaknya duduki tadi sampai berada tepat di bawah atap yang anara pasang untuk mereka berteduh di luar tenda. Ia juga menambahkan satu terpal yang juga ukurannya jumbo.
sementara, Anak-anak kini telah berada di dalam tenda dan mengagumi tenda tersebut, anara menghiraukan mereka dan membiarkan mereka bermain sendiri. anara pun kembali mengambil ranselnya dan mengeluarkan kompor gas mini yang memang dikhususkan untuk dibawa-bawa, kemudian Ia juga mengeluarkan beberapa penanak nasi yang akan ia gunakan. Ia akan bersiap untuk memasak makanan malam mereka hari ini. Tak lupa anara juga mengeluarkan bantal-bantal yang akan mereka gunakan nanti beserta dengan selimut selimut tebalnya.
"Kakak, tolong ibu. Bawakan bantal dan selimut selimut ini ke dalam tenda ya.." ujar anara kepada yoga.
Yoga yang mendengarkan perintah sang Ibu langsung bergerak cepat mengambil selimut dan bantal-bantal itu serta membawanya ke dalam. Tak lupa anara juga mengeluarkan kasur yang tipis untuk alas mereka tidur.
"kak, tolong jaga adik-adik dulu ya, Ibu mau mengambil air di sana." Ujar anara kepada anak pertamanya, yang sudah ia anggap seperti anak kandung sendiri. yoga pun menganggukan kepalanya.
"baik Bu." jawabnya
Anak-anak itu pun sebenarnya sudah tidak takut lagi, Karena mereka sudah dibekali ilmu bela diri. Setidaknya untuk melindungi diri sendiri dan orang lain mereka masih sanggup melakukannya.
Anara pun langsung bergegas untuk mengambil air ke sungai. Sambil membawa satu penampungan untuk air itu dengan ukuran besar. Setelah anara menampung air-air Itu dan penuh, entah kenapa mata anara langsung menangkap udang dengan ukuran besar. Tak hanya satu, tapi ada beberapa di sana.
"Eh, itu adalah udang.. besar sekali.." ujar anara kepada dirinya sendiri.
"Lumayan ini untuk makan malam dengan anak-anak.." akhirnya anara meletakkan galon tersebut dan mengeluarkan alat untuk menangkap udang dari ruang dimensinya.
Dengan cepat dan kemampuan yang sudah terasa, anara langsung mendapatkan 10 ekor udang dengan ukuran jumbo. Dan karena anara sudah merasa cukup dengan udang-udang itu, anara pun menyelesaikan pemburuannya.
"Ah lumayan..." Biar anara yang sudah meletakkan undang-undang itu ke atas nampan yang besar.
Di sungai itu juga ia langsung membersihkan udang-udang tersebut. Setelah itu ia kembali ke tenda dengan membawa air dan udang di tangan kirinya. Karena kekuatan ilmu bela diri yang ia miliki, anara tak merasa keberatan dengan membawa kedua bahan-bahan tersebut. Sesampainya anara di sana, anak-anak langsung heboh melihat hewan yang menurut mereka baru pertama kali mereka lihat.
"Ibu itu apa..?? Kenapa ukurannya sangat besar sekali.." seru sekar yang pertama kali memperhatikan kedatangan ibu angkatnya itu. Anara tersenyum dan kemudian meletakkan air dan udang itu.
"Ini namanya udang sayang, dan kita akan makan malam dengan ini nanti." Ujar anara dengan lembut. Sekar pun langsung keluar dari dalam tanda bergabung bersama dengan ibu angkatnya itu.
"Lalu Bu, Apa yang perlu sekar bantu..??" Tanya Sekar kepada Anara. Anara melihat ke arah anak perempuan itu Dan Tersenyum.
"Tidak ada sayang, duduk tenang dan lihat ibu memasak saja ya.." ujar anara kepada Sekar.
***
maaf ya teman-teman. untuk cerita ini, author memang jarang update. makanya, author kasih label tamat. tapi, tetap update kok