“Mama, dadan Luci atit, nda bita tatan ladi. Luci nda tuat..."
"Luci alus tatan, nda ucah bitala dulu. Abang Lui nda tuat liat Luci nanis,” mohon Rhui berusaha menenangkan adik kembarnya yang tengah melawan penyakit mematikan.
_____
Terasingkan dari keluarganya, Azayrea Jane terpaksa menghadapi takdir yang pahit. Ia harus menikah dengan Azelio Sayersz, pimpinan Liu Tech, untuk menggantikan posisi sepupunya, Emira, yang sedang koma. Meski telah mencintai Azelio selama 15 tahun, Rea sadar bahwa hati pria itu sepenuhnya milik Emira.
Setelah menanggung penderitaan batin selama bertahun-tahun, Rea memutuskan untuk pergi. Ia menata kembali hidupnya dan menemukan kebahagiaan dalam kehadiran dua anaknya, Ruchia dan Rhui. Sayangnya, kebahagiaan itu runtuh saat Ruchia didiagnosis leukemia akut. Keterbatasan fisik Rhui membuatnya tidak bisa menjadi pendonor bagi adiknya. Dalam upaya terakhirnya, Rea kembali menemui pria yang pernah mencampakkannya lima tahun lalu, Azelio Sayersz. Namun, Azelio kini lebih dingin dari sebelumnya.
"Aku akan melakukan apa pun agar putriku selamat," pinta Rea, dengan hati yang hancur.
"Berikan jantungmu, dan aku akan menyelamatkannya.”
Dalam dilema yang mengiris jiwa, Azayrea harus membuat pilihan terberat: mengorbankan hidupnya untuk putrinya, atau kehilangan satu-satunya alasan untuknya hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Azelio menunggu reaksi penolakan atau kemarahan. Namun, Rea justru melakukan hal yang paling tidak ia duga.
Rea menarik napas, air mata yang tersisa kini bercampur sempurna dengan guyuran hujan. Ia mengangguk lemah, tanpa sedikit pun keraguan terpancar di matanya.
"Aku akan memberikannya," jawab Rea, suaranya serak namun tegas. "Tapi tolong... pastikan anak-anakku selamat dan bahagia."
Ucapan itu seperti tamparan keras yang membekukan Azelio. Ia menarik tangannya dari dagu Rea. Pria itu melihat lurus ke dalam mata Rea, mencari jejak kebohongan, kepalsuan, atau rencana licik. Yang ia temukan hanyalah keputusasaan murni seorang ibu.
"Kau... tidak peduli dengan nyawamu?" tanya Azelio, nadanya kini melunak, tercampur dengan rasa tidak percaya.
Rea tersenyum miris. Senyum yang tidak sampai ke matanya.
"Sejak aku tahu anak-anakku dalam bahaya, nyawaku sudah tidak lagi berarti. Bagiku, hidupku sudah berakhir sejak lama. Alasan satu-satunya aku bertahan adalah untuk mereka," bisiknya, menatap tajam ke Azelio, "Sekarang, aku hanya butuh jaminan darimu. Bukan sebagai Azelio Sayersz, pimpinan Liu Tech. Tapi sebagai Papa mereka."
Kata 'Papa' itu menghujam dada Azelio.
"Berapa anak yang kau maksud?" Azelio berbisik, suaranya nyaris hilang ditelan derasnya hujan. Rea terdiam sejenak. Ia menyeka air matanya dengan punggung tangan yang gemetar.
"Dua. Satu laki-laki, satu perempuan," jawab Rea menatap lurus mata Azelio. "Dan kau... kau adalah ayah dari mereka berdua."
Kilatan petir menyambar lagi, menerangi pengakuan Rea. Petir itu seperti menyambar Azelio secara harfiah. Dunia di sekelilingnya mendadak terasa sunyi.
Bob, yang sedari tadi berdiri di belakang Azelio, seketika membeku.
Azelio mencengkram rahangnya. Ia menatap Rea, melihat kesungguhan tak terbantahkan di mata wanita itu. Kenyataan pahit itu menusuknya, melumpuhkan semua emosi dingin yang selama ini ia bangun.
Ia adalah ayah dari dua anak? Rea pergi dengan membawa kedua anaknya, dan kini ia rela mati demi keselamatan mereka?
Azelio mengepalkan tangan. Rasa bersalah, penyesalan, dan kemarahan pada dirinya sendiri meledak tak terkendali. Ia telah berbuat fatal. Ia telah menyakiti Rea hingga ke titik ini.
Ia berjongkok, mensejajarkan tatapannya dengan Rea yang masih berlutut. Tangannya yang dingin menyentuh pipi Rea yang basah.
"Aku tidak butuh jantungmu," desis Azelio. Matanya kini tajam, bukan lagi karena dingin, melainkan karena tekad.
"Aku akan menyelamatkan mereka berdua. Tanpa syarat."
Rea terdiam. Ekspresi wajah Azelio yang tiba-tiba berubah, dari dingin menjadi penuh tekad, membuatnya kebingungan.
"Kau... tidak butuh jantungku?" ulang Rea, suaranya tercekat dan sangat pelan.
Ia menatap Azelio, mencari kebohongan atau trik licik yang biasa dimainkan pria itu. Ia tak mengerti. Bagaimana mungkin Azelio, pria yang selalu mencampakkannya dan tidak pernah menunjukkan kehangatan, tiba-tiba mempedulikannya? Mengapa sekarang? Apa ini jebakan baru? Apa Azelio punya rencana lain?
Rea hendak membuka mulutnya, ingin menanyakan alasan di balik perubahan sikap mendadak ini. Namun, sebelum sepatah kata pun terucap, tubuh Rea yang kelelahan dan penuh trauma tidak sanggup lagi menopangnya.
Pandangannya menghitam, dan ia merasakan tubuhnya limbung ke depan. Seketika, Azelio bergerak cepat. Ia segera merengkuh tubuh Rea, menjadikan dadanya sebagai sandaran bagi wanita malang itu.
"Rea!" panggil Azelio, nadanya panik.
"Lui... Luci... tunggu Mama, sayang..." gumam Rea lirih, nama kedua anaknya disebutnya dalam kesadaran yang hampir hilang. Rea jatuh pingsan, basah dan tak berdaya dalam pelukan pria yang ia benci sekaligus ia harapkan.
Azelio menatap wajah Rea yang pucat, melihat betapa hancur dan rentannya wanita itu. Ia menggendong Rea dengan hati-hati, memandang dingin ke arah rumah Pak Ezton.
"Bob! Panggil mobil dan hubungi dokter terdekat sekarang! Aku ingin wanita ini segera diurus," perintah Azelio tegas. Matanya beralih ke rumah besar di depannya. "Dan urus mereka. Kunci semua orang di rumah itu. Aku akan membuat mereka membayar mahal untuk setiap tetes air mata yang jatuh dari matanya."
Bob mengangguk cepat, "Siap, Tuan."
Azelio membawa Rea masuk ke dalam mobil. Misi penyelamatan si kembar harus segera dimulai. Ia sudah terlalu banyak membuang waktu.
_
"Mama, dadan Luci atit, nda bita tatan ladi. Luci nda tuat..."
"Luci alus tatan, nda ucah bitala dulu. Lui nda tuat liat Luci nanis." Mohon Rhui dan berusaha menenangkan adik kembarnya yang sedang melawan penyakit mematikan.
Mama cepat pulang…
_
Like ya. Supaya Mom Illaa semangat crazy update
srmoga saja fia mau, wlu pyn marah dan kesal pada kelakuan papa ny
tapi ingin menyelsmat kan putri ny darimaut
maka ny dia marsh sambil ngebrak meja 😁😁😁
songong juga nech si Ron2.
henti kan kegilaan mu Rhui, utk memberi pelajaran dan menghancue kan perusahaan ayah mu
jika bukan Luna dan Celina...
Emira hafis baik, dia tdk akan mauenikah dengan mu, katena ituenyakiti jati afik ny Rea.
paham kamu..
kokblom keliatan.
jarus kuat. pergi lah sejauh mungkin, dan utup indentitas mu, agar yak afa yg bisa menemu kan mu Rea.
biar kita lihat, sampai do mana sifat angkuh nu ny si Azeluo