mengisahkan tentang seorang gadis bernama Safira, di malam dia bekerja di sebuah hotel, mahkotanya di renggut oleh laki laki yang tidak dia kenal. bukan itu saja penderitaan nya, dia usir oleh ibu dan saudara tirinya, bahkan bayi yang baru saja dia lahirkan diambil oleh Nadira saudara kembarnya, mereka membuang Safira di pinggir hutan.
Safira kembali ke kota menjadi seorang guru bagi sang pura, akankah Fira tahu kalau anak laki yang sering menyendiri adalah putranya, bagaimana dia bisa menemukan putranya dan menyelamatkan putranya, dari Nadira yang sudah mengaku sebagai ibunya selama ini.
Terima kasih sudah membaca, jangan lupa tinggal kan jejak positif, bagi yang tidak suka, skip saja, hargailah karya orang lain. 💕💕💕
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali ke mansion
Jojo tertidur ketika merasa nyaman dengan belaian ibunya itu, anak itu tidur di dada Maria dengan nyaman dan aman. Sementara Rayhan dari tadi senyum-senyum sendiri.
Tangan kiri Ray meraih tangan kanan Maria, dia meremasnya dengan lembut, lalu mencium punggung tangan tersebut begitu lama.
Ray menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Maria merasa heran, kenapa Ray menghentikan mobil tersebut. "Mas, kenapa berhenti disini?" tanya Maria dengan penasaran.
" Aku sangat bahagia bisa mendengar panggilan itu lagi, apakah kau tahu, aku seperti orang gila mencari kamu, selama tujuh hari aku menelusuri hutan dimana jenasah Salma di temukan." Ray menceritakan di saat dia ikut turun langsung dalam pencarian Jenazah atau tubuh Fira.
"Bukannya ada Nadira di samping kamu, bahkan wajah kita sama?" tanya Maria.
"Hanya orang bodoh dan tidak mengerti akan cinta jika terkecoh dengan rupa yang sama, semua yang ada dalam diri kamu tidak ada yang sama dengannya, aku tahu betul bagaimana istriku, meski awalnya aku menikahi kamu hanya sebatas tanggung jawab, tapi namamu dan rasa cinta telah tumbuh dengan beriringnya waktu." Rayhan mengungkapkan kalau dirinya sudah benar-benar jatuh cinta pada istrinya.
Air mata Maria jatuh cukup deras, dia sangat terharu, ternyata pria hebat di depannya itu mencinta dirinya dengan amat dalam.
"Mas...!" panggil Maria dengan lirih.
" Hemm." Rayhan mengusap Air mata tersebut dengan kedua tangannya.
Pria tampan itu mendekatkan wajahnya ke arah Maria, jarak mereka semakin dekat, nafas Ray teras hangat di indera penciuman Maria. Ray menautkan bi birnya secara perlahan, lembut dan pasti. Awalnya Ray hanya mengecupnya secara singkat, tapi lama kelamaan Begitu menuntut.
Rayhan melanjutkan aktifitasnya apalagi Maria sudah pasrah dan menutup matanya, Maria mulai membuka mulutnya membuat Ray makin gencar melakukan serangan itu, kedua pasangan tersebut beradu saliva dengan sangat dalam. Rasa rindu yang cukup dalam dan waktu yang cukup lama, membuat keduanya enggan melepaskan gerakan tersebut hingga terdengar suara indah yang sangat lirih dari Maria.
Tiba-tiba kaca mobil Dekat kemudi ada yang mengetuk.
tok
tok
tok
Ray serta Maria segera menyudahi kegiatannya, dan merapikan diri. Ray membuka kaca jendela Mobilnya.
Nampak seorang polisi patroli di luar mobil.
" Tuan Rayhan rupanya, kenapa berhenti disini?" tanya polisi.
" Maaf pak, ini anak saya ketiduran sementara tangan istri saya kebas, saya berhenti membantu membenarkan posisi Jojo yang tidak enak." Ray membuat alasan yang cukup masuk akal untuk mengelabuhi Polisi tersebut.
Pak Polisi tersebut melongok ke dalam, dia melihat Seorang wanita cantik berhijab mangku Seorang anak kecil yang di ketahui adalah putra Rayhan. Maria tersenyum menyapa Polisi tersebut.
" Wah ternyata tuan Rayhan sudah punya istri to, silahkan tuan, lain kali jangan berhenti di sembarangan tempat, bahaya. Disini rawan terjadi kecelakaan." Polisi tadi mempersilahkan Ray untuk melanjutkan perjalanannya.
Maria sungguh malu atas kejadian barusan.
" Kamu sih mas," ucap Maria sambil memukul lengan Ray dengan pelan.
Rayhan malah tertawa melihat muka Maria yang memerah.
" Tapi suka kan?" Ray mengedipkan sebelah matanya.
Rayhan langsung membawa Maria pulang ke mansion, tidak mampir dulu ke rumah Maria.
"Lho mas ini kan jalan ke mansion kamu, bukan ke kontrakan ku?" tanya Maria dengan heran, bukannya mereka harus mengambil barang-barang Maria terlebih dulu.
"Kita langsung ke mansion saja, barang-barang kamu biar Rudy saja yang mengurusnya." Dengan enteng Ray menjawab kekhawatiran Maria.
Maria menurut saja apa yang menjadi keputusan suaminya tersebut, daripada panjang urusannya.
Mobil mewah Rayhan terus melaju menuju ke mansion mewah yang sudah empat tahun Maria tinggalkan, dia juga rindu Bu Amin yang sudah seperti ibunya sendiri tersebut.
Melalui Bu Amin, Fira yang dulu jadi tahu apa saja kebiasaan, kesukaan bahkan cara membuat Ray terkesan kepadanya.
"Mas, aku jadi tidak sabar ingin bertemu Bu Amin, apakah dia masih ingat denganku, atau malah sudah melupakanku ya," kata Maria.
"Nanti kau coba tes saja dia, apakah dia masih ingat dengan nyonya kecilnya yang bahakan sudah dia anggap sebagai putrinya sendiri," jawab Rayhan.
Mobil memasuki gerbang utama Mansion, gerbang terbuka secara otomatis karena sudah mendapat sensor siapa yang datang.
Rayhan terus masuk ke dalam halaman dan berhenti tepat di depan teras. Maria sudah deg degan dari tadi, dia memperhatikan sisi teras tersebut dari dalam mobil, semua masih sama seperti terakhir kali Fira tinggal.
Dari dalam muncul Aminah dan dua orang pelayan serta seorang pelayan laki-laki yang siap untuk memarkir mobil tuannya.
Aminah sudah mendapatkan kabar dari penjaga kalau kali ini Tuan mereka tidak memakai jasa Rudy maupun supir.
Rayhan keluar mobil terlebih dahulu, dan dia tidak langsung masuk ke dalam mansion seperti biasanya, tapi membukakan pintu bagian penumpang.
Rayhan mengangkat tubuH Jojo yang masih tidur lelap. Ada yang aneh masih ada yang turun dari dalam mobil mewah Rayhan, sosok wanita berparas cantik berhijab, bahkan wajahnya seperti orang timur tengah saja.
Aminah dan beberapa pelayan yang belum pernah melihat Maria sebelumnya merasa kaget dan terheran dengan kehadiran wanita ini. Mereka saling pandang satu sama lain.
Dengan senyum mengembang dan sangat manis, Maria menyapa mereka.
"Assalamu'alaikum, bu Amin," sapa Maria.
Bu Amin yang disapa dengan lembut oleh orang yang belum di kenalnya merasa heran, dia hanya bisa menelan salivanya dengan kasar dan membalas sapaan Maria dengan canggung.
"Tuan?" tanya Amin dengan penuh rasa penasaran. Aminah melirik ke arah Maria.
Rayhan menyerahkan Jojo pada Lina untuk ditidurkan di kamarnya. "Dia ibu Jojo,Bu," jawab Ray.
"Tapi tuan, ibu tuan muda kan nyonya FIra, katanya tuan tidak akan menikah lagi dan mencarikan tuan muda ibu tiri tapi dia?" Aminah masih heran dengan sosok Maria yang terus tersenyum kepadanya.
"Sebaiknya kalian mengobrol saja, supaya Bu Aminah tahu dan pasti akan menyukai obu Jojo yang ini, dia juga yang sudah menyembuhkan Jojo, dan lihat Jojo putraku sekarang Bu." Ray tidak menjawab pertanyaan kepala rumah tangga tersebut malah memberi teka teki.
Rayhan izin menuju ke kamarnya.
"Sayang aku ke kamar dulu, jangan lama-lama kangen-kangenan nya." Rayhan melangkah keatas menuju ke kamarnya.
Aminah menoleh ke arah Maria dengan tatapan heran.
"Maaf nona, siapa Anda nona? Apakah kita pernah bertemu dengan saya sebelumnya?" tanya Aminah.
Lagi-lagi, Maria tersenyum lembut, dia mendekati Aminah yang duduk di hadapannya itu, dan meraih tangan nya.
" Saya maklum kalau ibu tidak mengenali saya lagi, sudah empat tahun kita tidak bertemu bahkan los kontak," jawab Maria.
Aminah masih memperhatikan dengan seksama apa yang di katakan Maria barusan.
