NovelToon NovelToon
Resiko Menikah Dengan Nona Dingin

Resiko Menikah Dengan Nona Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Mafia / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: qyurezz

Cewek imut dan manis ketika dia sedang manja, dan berubah 180 derajat menjadi dingin dan menakutkan ketika dia sedang dalam mode gila ....
Dia adalah Avril, gadis yang susah ditebak isi hatinya dan gampang berubah haluan, melakukan sesuatu seenak jidat dan suka merepotkan orang-orang disekitarnya..
Bahkan ketika sudah menikah pun d
tidak jauh beda.. Yaa dia menikah dengan laki-laki yang sederhana bernama Asep..
Ehh bukan Asep namanya..😅
Laki-laki itu bernama Keinan
Enaknya dipanggil Ken apa Kei ya??

Ken dan Avril menjalani kehidupan rumah tangga dengan banyak rintangan.. mampukah mereka melabuhkan kapalnya dengan baik sampai tujuan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qyurezz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sederet tentang Avril di masa lalu

"Apa?!!" Li terkejut "Beraninya kau!!!" tunjuknya pada Kei dengan tatapan sinis, terlihat sangat geram.

"Saya tidak sengaja pak, saya minta maaf" ucap Kei ketakutan.

Hanya Avril yang terlihat santai.

"Panggil dia tuan." pinta Avril pada Kei, hanya dia yang boleh tidak sopan pada Li. Orang lain disekitarnya harus memanggil Li dengan formal dan hormat, begitulah kira-kira isi kepala Avril.

"Oh baik, saya minta maaf Tuan" Kei menunduk hormat.

"Lho,, kamu kan...!" Li mengingat Keiden.

"Urusan kita belum selesai!" tunjuk Li dengan nada mengancam.

"Ayo nona kita kerumah sakit." Li hendak memangku Avril.

Avril menggeleng "Menyingkirlah Li, dia yang harus menggendongku" Liriknya pada Kei.

"Tapi nona" Li tertegun. Dia merasa heran baru kali ini Nona mau disentuh orang lain dengan keinginannya sendiri.

Avril memberi kode dengan sorot matanya pada Li agar dia menurut.

"Baik nona" Li mundur tiga langkah.

"Ayo bawa aku ke rumah sakit" ucap Avril dengan lembut.

"Ba baik." Segera Kei menggendong Avril di depan dan berjalan melewati Li yang menatapnya tajam.

Sontak keadaan itu membuat nyali Kei menciut, wajahnya pias, jantungnya berdebar sampai terdengar jelas oleh Avril.

"Hei tenanglah.. jangan pedulikan dia"

menepuk dada Kei dengan lembut.

*****

Epilog....

Nona Avril mode dingin

Dengan raut wajah serius, berjalan tegak dan berwibawa Avril, Li,serta kedua bodyguard. Mereka berjalan memasuki ruangan tempat hiburan, menuju tempat VVIP. Guna menghadiri pertemuan dengan kolega bisnisnya. Semua orang tertunduk hormat menyambut Avril dan Li.

...

Sebelumnya Avril enggan sekali melakukan pertemuan ini, sampai Li harus seribu kali membujuk meminta Avril agar bersedia hadir karena ini penting.

"cihh.. Kau saja sana Li!!" Avril malah meringkuk disofa kamar pribadinya.

"Nona saya mohon.." Li sampai menunduk "ini sangat penting.., guna menghormati kerja keras tuan besar dan tuan Edward.." jurus terakhirnya dengan menyebut ayah serta kakak laki-laki Avril agar Avril bersedia hadir dipertemuan.

Avril memelototi Li "Cukup ya!!" kesal.

Li masih menunduk.

"Nona, ini tidak bisa diwakilkan.. Mereka ingin bertemu langsung dengan nona "

"cihh.. Para penjilat itu hanya mau memanfaatkan posisiku saja, kau tahu sendiri kan Li mereka seperti apa"

"Benar nona, tapi bagaimana pun juga tuan besar telah menghormati mereka, semua dalam pengawasan saya, tidak akan ada yang bisa lari kalau mereka mencoba berkhianat" Li masih tertunduk.

"Aku percaya padamu paman, tapi aku malas sekali bertemu dengan orang-orang jelek itu" tidak bersemangat.

apa itu penting?. Batin Li

"Nona!"

"Kalau saja mereka tampan, pasti aku sangat senang bertemu mereka"

Li enggan sekali menanggapi ucapan Avril.

"Hei Li!!.. Apa lehermu tidak sakit menunduk terus?"

"Saya akan terus menunduk sampai nona bersedia hadiri pertemuan itu "

"Ya ampun Li.. Merepotkan sekali" Avril berdiri dan bertolak pinggang.

"Ya sudah, siapkan saja semuanya"

"Nona hanya perlu hadir dan menyetujui apapun yang mereka ajukan, kedepannya saya yang akan bertanggung jawab mengurus semuanya" Li berdiri tegak kembali.

"Itu kan sudah tanggung jawab mu!"

"iya nona"

Li terlihat senang.

"Masih ada waktu 30 menit lagi, nona bisa bersiap-siap dari sekarang " Li melirik jam tangannya.

"Huamm... " menguap dan meregangkan otot-otot nya. "Aku akan berangkat satu jam lagi" Avril berjalan menuju kamar mandi.

Sudah ku duga . Batin Li, dia hanya menarik napas panjang.

"Baik nona" Menurut saja.

Setelah itu dia pergi ke ruangan lain di rumah itu. Sambil menunggu Avril, Li membuka laptop guna memeriksa pekerjaan nya.

*****

Avril telah memasuki ruangan VVIP

Langsung disambut dengan hangat oleh koleganya disana, mereka antusias Ingin menyapa Avril dan Li.

Li menjentikkan jarinya meminta bodyguardnya tunggu di luar.

"Nona senang sekali, anda sudah datang" salah seorang menyapa dengan ramah, berusia sekitar 50 tahun. Merunduk hormat.

"Apa Kau kesal karena menunggu saya?"

Tanya Avril dengan acuh.

Tertawa kecil "Tidak nona, sama sekali kami tidak kesal, kami sangat senang "

"Ohh baguslah" Avril berjalan menuju sofa khusus untuknya.

Para kolega ikut duduk ditempat masing-masing setelah Avril duduk. Terdapat sekitar 10 orang termasuk asisten masing-masing.

Perbincangan dimulai dari basa basi ringan sampai hal penting. Membuat Avril sangat jengah, ia hanya menjawab sekenanya.

Mengikuti arahan Li, Avril menurut saja dengan apa yang diajukan koleganya.

Biar cepat selesai, pikirnya.

Apalagi setelah melihat salah seorang dari mereka, lelaki itu seperti sudah mabuk duduk dengan tidak stabil, nampak menahan dirinya agar tidak oleng. Pemandangan itu membuat Avril sangat mual, tapi dia tahan.

Sejenak hening setelah cukup banyak pembicaraan.

"Nona Anda sangat cantik" celetuk lelaki mabuk itu pada Avril dengan tatapan mesum.

Ia menuangkan minuman dan menyodorkannya pada Avril.

Li terlihat geram, mengepalkan tangan ingin sekali memukul lelaki itu.

Avril terlihat santai dan menerima minuman yang disodorkan padanya, dengan senyuman samar yang sulit diartikan.

Avril hanya mengamati minuman di tangannya tanpa meminumnya. Menunggu lelaki itu bicara lagi.

"Nona.. Menikah saja dengan saya, saya yakin nona akan bahagia...hahaha..." ucapnya setengah sadar

"Kurang ajar!!" Li bangkit hendak menghajar lelaki itu, namun ditahan Avril.

Mereka yang berada di sana terlihat terkejut dengan apa yang diucapkan si mabuk.

"Berani sekali lelaki tua itu..." Bisik yang lain menunjuk pria mabuk.

"Tenanglah Li.. Kau bilang aku harus menghormati kolega Ayah" ucap Avril santai. "Diam dan dengarkan apa yang ingin dia ucapkan"

Li mengangguk dengan berat, kembali ke posisi semula, menahan amarahnya.

"Hahaha.. Nona baik sekali, saya yakin nona akan semakin berjaya bila bersama saya..hahaha"

Yang lain tersenyum kecut.

Avril menggoyang-goyangkan minuman pelan seraya mencium aromanya. Tak peduli ocehan si mabuk.

"Anda terlalu banyak bicara tuan, kau tau akibat dari polusi yang kau timbulkan dari mulutmu? Itu sangat bau tau! Apa kau tidak menggosok gigimu sebelum datang kesini?" ucap Avril pandangannya tetap pada gelas ditangannya.

Perkataan Avril membuat yang lain tergelak.

"Hehe,, maaf nona, mungkin ini akibat dari minuman yang saya minum."

"cihh.. Dasar tidak tau diri!!" Avril jengah.

"Nona!" Li hendak menegur agar avril tidak kelewat batas.

Tapi sorot mata tajam Avril padanya, membuat Li harus diam.

"Nona.. Saya dengar anda Lusa ulang tahun ya, mau kado apa? Saya akan berikan apapun itu" ucap lelaki mabuk sambil meneguk minuman.

Prakkk....

Avril dengan emosi membara melemparkan gelas yang dipegangnya tepat di wajah si mabuk. Seketika itu juga si mabuk terjengkang,wajahnya berlumuran darah.

"Tidak ada yang perlu membahas itu!! Bodoh!!!!!" Li teriak seraya menghajar si mabuk "Kau bilang apa tadi? Hah??" Li menarik kerah si mabuk yang tak berdaya. "apa? Ulang tahun??" bisiknya, amarahnya memuncak.

Bukk..Bukk...

Pukulan bertubi di wajah dan badan si mabuk.

Avril terlihat gemetar berdiri, tangannya mengepal, matanya terbelalak merah, kejadian masa lalu tiba-tiba muncul.

Li melihat Avril, segera ia menghentikan pukulannya.

"Bawa lelaki ini keluar" tegasnya. Langsung yang lain membopong si mabuk dengan cepat pergi dari ruangan itu. Meninggalkan Li dan Avril.

Li mengelap sisa darah di tangannya dengan tisu, kemudian menghampiri Avril.

"Nona.." Lirihnya pada Avril. kemudian duduk disampingnya.

Avril terduduk dengan pandangan kosong.

"Kau tau kenapa ayah beserta keluargaku cepat meninggal?" tanya Avril.

Li tertunduk lesu, pikirannya kembali ke masalalu, tidak sanggup menjawab.

"Kau tau kan Li!!" teriaknya pada Li dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca. "kenapa Ayah serta Kakak Edward meninggal!??.. Bahkan ibu juga meninggal tak lama setelah kematian ayah dan kakak.." tangis Avril pecah. Huuu..uu..

"Kenapa mereka meninggal Li? Karena mereka terlalu baik bahkan pada rekan bisnisnya yang telah terang-terangan mengkhianati ayah.. Hiks,, ayah terlalu baik, mudah sekali memaafkan kesalahan orang, ayah mudah sekali dimanfaatkan orang!!.. Sampai ayah mati dengan tragis beserta kakak ku." Avril menarik kerah baju Li dan mengguncangnya.

"Ayah orang baik.. Kenapa dibunuh?!" nadanya mulai lirih "kak Edward, ibu"

Hiks... Avril bersender di bahu Li.

Li menahan getir dihatinya, rasa sakit mengingat kejadian saat ayah Avril serta Edward meninggal dengan tragis.

"Li.. Kenapa pembunuhnya belum tertangkap?"

Li diam.

Sudah nona, hanya saja kau tidak perlu tau. Biar dia menderita dulu lebih lama, kau akan meminta agar dia cepat mati saja kalau kau tau dia sudah tertangkap.

"Paman..!" Avril mengguncang bahu Li.

"Maaf Nona" Li menunduk

"Apa kau benar-benar tidak bisa melakukannya? Sudah lama sekali Li, bukankah ini tidak adil?, membiarkan dia berkeliaran dengan bebas di luar sana"

"Maaf nona, maafkan saya "

"Kau benar-benar Lii...!" Avril kesal memukul bahu Li. Selalu saja Li hanya diam ketika membahas tentang tertangkap atau tidaknya si pelaku.

Menerawang ke masalalu, saat sekitar empat tahun yang lalu. Avril masih duduk di bangku SMP kelas VII, saat itu dia adalah gadis yang imut, cantik dan dimanja oleh keluarganya. Tepat pada hari ulang tahunnya saat itu, pesta meriah sudah disiapkan, Avril menunggu orang terkasihnya guna merayakan ulang tahun.

Di kabarkan ayah serta Edward berada dalam satu mobil yang sama menuju rumah, tiba-tiba di perjalanan terjadi kecelakaan tragis yang mengakibatkan mereka meninggal dunia di tempat, mobil yang mereka kendarai ditabrak oleh sebuah mobil besar kecepatan tinggi dari arah berlawanan.

Sontak kejadian itu membuat Avril terkejut setengah mati, di hari ulang tahunnya seharusnya menjadi momen bahagia malah menjadi momen menyedihkan baginya, sejak saat itulah Avril tidak lagi merayakan ulang tahun.

Dia bahkan tidak ingat berapa umurnya sekarang, Avril akan murka bila ada seseorang yang membahas tentang ulang tahun.

Selang beberapa lama kemudian Ibu meninggal dunia menyusul Ayah dan Edward, tidak sanggup hidup tanpa suami dan anak tercintanya.

Lengkap sudah penderitaan Avril. Sering juga ia hendak melakukan bundir karena hidupnya merasa tidak berguna, ia hidup sebatang kara.

Teringat saat setelah selesai pemakaman ibu, dalam perjalanan pulang mobil menghadapi kemacetan panjang di sebuah jembatan panjang, Avril berada di dalam mobil yang berbeda dengan Li. Avril yang nampak depresi keluar dari mobil kemudian lari dengan kencang dan tanpa pikir panjang ia lompat dari jembatan yang bawahnya sungai besar.

Sontak kejadian itu membuat para pengawal gelagapan segera menyusul Avril dan beberapa meloncat ke sungai hendak menyelamatkan Avril.

Sekitar delapan orang yang loncat untuk menyelamatkan Avril, untungnya Avril diketemukan tidak lama, namun pengawal yang delapan hanya empat orang yang selamat. Mereka yang tewas karena tidak bisa berenang, namun mereka tidak peduli. Yang mereka pikirkan adalah menyelamatkan Avril dengan mengorbankan nyawa diri mereka sendiri.

Avril berhasil selamat namun dia koma selama beberapa hari.

1
Dwi Winarni Wina
Ayahnya keyden dikira pengemis dan kau dengar sangat marah skl sm li...
Dwi Winarni Wina
mampir dan nyimak thor, Avriel sangat semangat skl makannya sambil melihat pria di kedai itu...

kayaknya avriel lg jatuh cinta pemuda di kedai itu sll membuat avriel semangat skl mendekatinya...
Milka Budi
Luar biasa
qyurezz: terimakasih kakak
total 1 replies
Milka Budi
Lumayan
ZiG Momen
/Heart/
qyurezz: thanks
total 1 replies
DonnJuan
emm... suka banget ceritanya
qyurezz: Aaa makasih..😊😊
total 1 replies
Gourry Gabriev
Bikin gak bisa berhenti
qyurezz
😅😅😉
Stella
Ngakak ampe terbahak-bahak. 🤣
qyurezz: hehe, hai ka salam kenal ya😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!