NovelToon NovelToon
YISHA : After Reincarnation

YISHA : After Reincarnation

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Elf / Fantasi Wanita
Popularitas:912
Nilai: 5
Nama Author: Rin Arunika

Beberapa tahun lalu, Sora dikhianati oleh kekasih dan sahabatnya. Mengetahui hal itu, bukannya permintaan maaf yang Ia dapatkan, Sora justru menjadi korban kesalah pahaman hingga sebuah ‘kutukan’ dilontarkan kepadanya.

Mulanya Sora tak ambil pusing dengan sumpah serapah yang menurutnya salah sasaran itu. Hingga cukup lama setelahnya, Sora merasa lelah dengan perjalanan cintanya yang terus menemui kebuntuan. Hingga suatu hari, Sora memutuskan untuk ‘mengistirahatkan’ hatinya sejenak.

Tanpa diduga, pada momen itulah Sora justru menemukan alasan lain dibalik serangkaian kegagalan kisah cintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rin Arunika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#25

Dalam perjalanan menuju rumahnya, Sora mendapat kabar dari Pak Ivan bahwa terdapat seorang pria yang terus menanyakan keberadaan dirinya. Sebenarnya, Sora sedikit merasa takut kalau pria yang dimaksud Pak Ivan adalah Reza yang mencari keberadaan Agnes.

Dan yap. Hal yang ditakutkan Sora itu benar-benar berada di depan sana. Dari kejauhan Sora dapat melihat Reza yang berdiri di depan pintu gerbang rumah Sora.

“Ya ampun…” Sora benar-benar malas ketika menyadari situasi macam apa yang harus dihadapinya jika Reza kembali mencegatnya.

Tapi Sora tak kehilangan akal. Sebelum hal yang tak diinginkannya itu terjadi, Ia memacu Pearl melewati gerbang rumahnya tanpa mempedulikan keberadaan Reza di sana.

Langkah yang Sora ambil itu tentu saja membuat Reza kebingungan. Saat itu Reza hanya memiliki rencana untuk mencegat Sora karena Ia berpikir Sora tak mungkin mampu mengabaikan kehadirannya.

Tak berhenti sampai disitu, Sora akhirnya melaporkan keberadaan Reza pada Satpam komplek yang tengah berkumpul di pos jaga.

“Tolong, Pak… Orang itu gak mau pergi dari depan rumah saya…" Sora melapor dengan raut wajah yang Ia buat memelas.

Hingga setelah hampir satu jam lamanya Sora menunggu, kepala keamanan komplek akhirnya memastikan Reza sudah pergi meninggalkan area rumah Sora.

Sora kini merebahkan tubuhnya setelah Ia memastikan kesiapan Bi Lena untuk menemani Agnes di Rumah Sakit. Perjalanan Bi Lena saat itu Sora percayakan pada taksi yang dipesannya.

Pikirannya kembali mengulang momen aneh yang beberapa waktu lalu terjadi di Rumah Sakit.

‘Gue kenapa, sih?’ Pikirnya sambil menatap jemarinya yang Ia angkat ke udara.

Saat itu, entah kenapa tiba-tiba Sora terpikirkan sosok pria dengan rambut putih panjangnya yang pernah menolongnya di hutan.

“Apa ini ada hubungannya sama kejadian waktu itu? Apa gue harus tanyain lagi ke orang itu kenapa gue jadi kayak gini?” gumam Sora sambil memijat keningnya.

Isi kepalanya saat itu begitu kusut. Masalah kesehatan Agnes saja sudah cukup membuatnya cemas, ditambah lagi kejadian tak masuk akal yang terjadi padanya benar-benar membuatnya pusing.

#

“Kamu mau cuti? Ke mana, Ra?” Tanya Yasmin setelah dirinya membaca surat yang Sora berikan padanya.

“Huh…” Sora mengambil nafas dalam. “Aku mungkin perlu ke psikiater, Bu. Pikiranku lagi kacau banget akhir-akhir ini,”

“Kamu kenapa, Ra? Aku udah pernah bilang kan kalau kamu ada apa-apa, boleh cerita ke Aku aja…” Yasmin berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Sora. Ia lalu merangkul pundak Sora dan membuat gadis itu terduduk di kursi.

“Atau gini aja. Nanti malem ikut Aku. Kita ke tempat yang mungkin bisa bikin Kamu tenang ...” Kata Yasmin seraya meraih jemari Sora.

Sora tampak menautkan alisnya. Pertanyaan tentang tempat yang Yasmin maksud muncul dalam benak Sora. Selain itu, Sora juga ingat bahwa Ia memiliki rencana untuk melihat kembali kondisi Agnes yang hari ini dijadwalkan melakukan operasi.

#

Sudut sembilan puluh derajat sempurna yang terbentuk oleh jarum jam dinding yang menunjuk angka jam tiga tepat itu terus saja Rayn tatap sambil menempelkan ponselnya di telinganya.

“Serius Kamu mau bawa Sora ke Taman Aster?” Raut wajah Rayn terlihat tegang.

“Iya. Aku gak tahan lihat Sora sering kesakitan. Dia bahkan ngajuin cuti dengan alasan mau berobat ke psikiater, Rayn,” ucap Yasmin dari sebrang sana.

Setelah mendengar ucapan Yasmin, Rayn tampak terdiam untuk beberapa waktu. Jelas sekali Ia tengah menimbang-nimbang jawaban yang akan Ia berikan.

“Kalau gitu, Aku ikut. Aku juga perlu tahu kondisi gadis itu…” Kata Rayn dengan yakin.

Sisa akhir hari itu Rayn lewati dengan perasaan yang campur aduk. Jujur saja, Ia cukup merasa senang karena Yasmin telah memberinya jalan yang luar biasa untuk hal yang selama ini belum berani Ia ambil. Namun sebagian lain dirinya sedikit merasa gugup karena menurutnya semua ini terasa begitu cepat.

#

“Udah siap?” Tanya Yasmin sambil melirik Sora yang saat itu tengah mengetik sesuatu pada ponselnya.

“Eh? Maaf Bu, Aku mau kabarin Bi Lena dulu, takut dia nyariin,” kata Sora sambil mengetik pesan pada ponselnya. Segera setelahnya, Sora memasang sabut pengaman.

‘Bi, Aku mau pergi dulu sama Bu Yasmin, titip Agnes ya, makasih Bi’

Saat itu, Sora menyetujui begitu saja ajakan Yasmin. Ia sungguh merasa tak enak hati jika tidak menerima kebaikan Yasmin yang dirasa begitu mempedulikannya.

Mobil itu lalu Yasmin kemudikan dan melaju diantara banyaknya kendaraan yang berlalu-lalang di jalan raya malam itu. Hingga setelah satu jam lamanya mereka menempuh perjalanan, Yasmin akhirnya menepikan mobilnya di pelataran gedung yang pernah mereka kunjungi.

“Hm?” Sora tertegun ketika Ia menyadari bahwa Yasmin baru saja memarkir mobilnya di area Hotel Asteria.

“Ayo, Ra.” Yasmin melepas sabuk pengaman yang tadi melingkar di tubuhnya.

Meski dalam benak Sora muncul pertanyaan tentang alasan Yasmin mengajaknya ke tempat itu, Sora lebih memilih untuk tetap berdiam diri dan menunggu apa yang akan Yasmin lakukan. Satu-satunya hal yang muncul dalam pikiran Sora adalah Yasmin mungkin hanya akan mengajaknya mencicipi makanan yang ada di sana.

Yasmin melangkahkan kakinya dengan penuh semangat diikuti Sora yang berjalan gontai di belakangnya. Tepat ketika mereka melewati pintu utama, Sora merasa seluruh tubuhnya merinding dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Entah apa yang terjadi padanya, karena setelah merasakan sensasi aneh itu Sora merasa kepalanya berdenyut bersamaan dengan munculnya ingatan asing tentang wanita itu. Sora spontan memegangi kepalanya sambil memejamkan kedua matanya menahan rasa sakit yang menyerang kepalanya.

“Yisha?”

Benar-benar aneh. Entah apa dan bagaimana hal itu bisa terjadi, tapi saat Sora membuka kedua matanya, Ia merasa ingatan asing itu benar-benar nyata. Sosok wanita berambut panjang yang mirip dengan Yasmin itu kini berada tepat di hadapannya.

“Hah?!” Sora terperangah melihat apa yang ada di hadapannya saat itu.

Bagaimana mungkin lobi bangunan yang megah itu bisa berubah menjadi perbukitan dengan ladang bunga yang luas hanya dalam sekejap? Kemana perginya semua peradaban manusia modern itu?

“Kamu tidur di sini?” Kata wanita itu lagi.

“Bu Yasmin?” Ucap Sora dengan penuh keraguan.

“Ayo lah. Bercandamu itu tak lucu, Yisha. Sudah kubilang jangan sering memanggilku dengan nama yang aneh itu lagi. Panggil aku M-e-v-i-n-e.”

Mevine? Bukankah itu adalah nama yang pernah Sora dengar dalam salah satu ingatan aneh yang dahulu pernah muncul?

“Tunggu. Kenapa aku ada di sini?” Sora menatap Mevine lekat-lekat mencari jawaban atas keanehan yang Ia alami saat itu.

“Kau tak ingat? Bukankah tadi pagi Kau berkata akan pergi memetik bunga aster? Justru aku yang terkejut melihatmu tertidur pulas di sini,” Mevine kini ikut merebahkan tubuhnya di sebelah Sora yang saat itu masih terlentang diantara luasnya hamparan tanaman bunga aster.

“Entahlah. Aku merasa saat ini kepalaku sangat pusing. Aku ingin tertidur sebentar lagi.” Sora tidak berbohong. Saat itu Ia memang merasa kepalanya masih berdenyut.

“Baiklah. Aku juga ingin tidur dulu sebentar. Kita biarkan saja Rayn dengan adik kecilnya.”

Ketika Sora memejamkan matanya, Ia masih bisa dengan jelas mendengar ucapan wanita itu. Tapi apa katanya? Rayn? Wanita itu baru saja menyebut nama Rayn? Itu bukan orang yang sama dengan pria yang sudah Sora kenal, kan?

Sejenak terlintas dalam pikiran Sora untuk mengetahui lebih tentang sosok yang wanita itu sebut namanya. Namun saat kedua matanya kembali Ia buka perlahan, Sora lagi-lagi melihat keanehan yang rasanya sulit sekali untuk Ia percayai. Sora kini telah kembali pada tempat yang menurutnya memang seharusnya Ia berada di sana.

#

Hallo temen-temen readers! Pusing banget gak sih jadi Sora? Udah sering sakit kepala, sering mimisan, tiba-tiba kelempar ke dunia antah berantah ... Aku cuma mau minta dukungan kalian buat Sora supaya dia bisa survive menghadapi hal-hal ajaib yang dia alamin. Yuk bantu kirim doa juga buat Sora supaya diberi keringanan plot oleh author. Terima kasih semuanya ...

1
Anononin
Mulutnya diam, tapi hatinya mikir keras, wkwkwkwkkk /Hey/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!