NovelToon NovelToon
Penyesalan Anak Dan Suami

Penyesalan Anak Dan Suami

Status: tamat
Genre:Tamat / Keluarga / Penyesalan Suami
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: D'wie

Sikap anak dan suami yang begitu tak acuh padanya membuat Aliyah menelan pahit getir segalanya seorang diri. Anak pertamanya seorang yang keras kepala dan pembangkang. Sedangkan suaminya, masa bodoh dan selalu protes dengan Aliyah yang tak pernah sempat mengurus dirinya sendiri karena terlalu fokus pada rumah tangga dan ketiga anaknya. Hingga suatu hari, kenyataan menampar mereka di detik-detik terakhir.

Akankah penyesalan anak dan suami itu dapat mengembalikan segalanya yang telah terlewatkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PAS 33

Amar sudah berangkat menuju kampung halaman Aliyah sejak pukul 4 fajar. Ia memang sengaja berangkat di jam tersebut untuk menghindari kemacetan dan agar ia tiba sebelum tengah hari.

Jarak ke kampung halaman Aliyah memang tidak begitu jauh. Hanya memakan waktu kurang lebih 4 jam perjalanan. Kampung halaman Aliyah ada di kabupaten sebelah. Hanya dengan perjalanan darat, Amar sudah bisa mencapainya.

Amar sengaja tidak memberitahukan kedatangannya ke kampung halaman Aliyah sebab ia tidak ingin memberikan tanda tanya yang justru akhirnya menimbulkan permasalahan yang lebih pelik.

Adzan subuh berkumandang saat Amar baru menempuh perjalanan sekitar 30 menit. Amar pun gegas mencari masjid terdekat untuk menunaikan kewajibannya. Tak lupa ia memanjatkan doa agar sang istri diberikan kesembuhan.

Untuk saat ini, Amar hanya berharap kesembuhan. Ia tidak akan meminta agar Aliyah dapat memaafkannya atau memberikan kesempatan padanya meskipun ingin. Baginya saat ini, prioritas utama adalah kesembuhan Aliyah. Ia ingin Aliyah sembuh. Ia ingin Aliyah kembali sehat. Ia ingin Aliyah membuka matanya lagi. Untuk apa yang akan terjadi ke depannya, apakah Aliyah akan memaafkannya ataupun tidak, itu akan ia pikirkan nanti. Yang terpenting adalah kesembuhan Aliyah.

Tak jauh berbeda dengan apa yang Nana kini lakukan di rumah. Di kamarnya, Nana tampak mengerjakan kewajibannya dengan begitu khusyuk. Setelah selesai, ia segera menyilangkan kakinya dan menengadahkan kedua tangan. Nana berdoa dengan suara sangat lirih. Permohonan ampun tak henti-hentinya ia ucapkan atas segala kesalahannya pada sang ibu. Ia juga berdoa dan memohon kesembuhan atas sang ibu. Lirih doa itu terdengar. Dengan derai mata penuh kesungguhan Nana meminta. Memohon dan berharap agar doa-doanya dikabulkan.

...***...

Pukul 7.30 pagi, mobil Amar telah memasuki kampung halaman Aliyah. Seketika jantung Amar berdegup kencang. Rasa cemas, takut, dan was-was menggelayuti. Rasa percaya diri Amar untuk menemui orang tua Aliyah seketika surut berganti kekhawatiran. Namun Amar tak mungkin lagi mundur. Amar harus berani menghadapi dan menerima segala konsekuensi dari perbuatannya.

Hingga tak lama kemudian, mobil Amar pun berhenti tepat di depan sebuah rumah yang masih didominasi oleh kayu tersebut.

Saat Amar turun, tepat dengan keluarganya ibu dari Aliyah. Mata ibu Aliyah mengernyit saat melihat kedatangan Amar tanpa pemberitahuan sebelumnya.

"Nak Amar, kok kamu tiba-tiba ada di sini?" tanya Emak Laila.

"Assalamu'alaikum, Mak. Maaf, kalau kedatangan Amar tanpa mengabari terlebih dahulu," ujar Amar pada sang ibu mertua.

"Wa'alaikumussalam," jawabnya sambil tersenyum lembut seperti biasanya. "Iya, nggak papa. Namanya kejutan, iya kan," imbuh Emak Laila sumringah.

Lalu mata Emak Laila tampak celingukan mencari sosok yang sudah beberapa bulan ini tidak ditemuinya. Sosok yang ia rindu-rindukan. Sosok yang beberapa waktu ini tak kunjung bisa ia hubungi. Terakhir mereka bertemu 2 tahun yang lalu, saat Aliyah baru melahirkan Amri. Emak dan Abahnya sengaja datang untuk melihat keadaan sang anak. Setelahnya, mereka belum bertemu lagi. Aliyah juga tidak pulang kampung saat lebaran karena saat itu Gaffi sedang sakit. Tahun berikutnya juga Aliyah kembali berhalangan. Ingin menjenguk, Emak dan Abah Aliyah merasa tidak enak. Ia tidak ingin merepotkan anak dan menantu mereka. Jadilah 2 tahun ini mereka hanya bisa saling berkabar melalui sambungan telepon.

"Kamu datang sendiri, Nak? Aliyah nggak ikut? Cucu-cucu Emak dan Abah juga?" tanya Emak Laila dengan raut wajah kecewa.

Padahal ia sudah begitu merindukan putri semata wayangnya itu. Apalagi sudah hampir sebulan ini Emak Laila selalu saja dihantui mimpi buruk tentang sang putri. Makin hari, mimpi itu kian terasa nyata membuat Emak Laila begitu mengkhawatirkan keadaan putrinya. Terlebih setelah Aliyah tak kunjung bisa mereka hubungi membuat kekhawatiran itu kian membesar.

Dengan perasaan bersalah, Amar lantas menjawab, "nggak, Mak. Amar datang sendiri."

Emak Laila mengangguk kecewa, namun ia tetap berusaha tersenyum lembut. Kemudian ia pun mempersilahkan Amar masuk ke dalam rumah.

"Masuk dulu, Nak. Kamu pasti lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang menuju kemari," ujar emak Laila sambil mempersilahkan Amar masuk.

Dengan perasaan gundah gulana, Amar pun masuk dan duduk di salah satu kursi yang terbuat dari rotan yang dibentuk seperti sofa.

"Kamu duduk dulu di situ ya. Emak ambil minuman dulu. Kamu pasti haus. Sambil Emak telepon Abah kamu dulu. Abah pasti senang mendengar menantu kesayangannya datang berkunjung," tukas Emak Laila sambil berjalan menuju dapur.

Mendengar perkataan Emak Laila, jelas saja membuat hati Amar meringis. Ia dianggap menantu kesayangan di sini, tapi dengan teganya ia mengabaikan dan menyia-nyiakan putri dari keluarga tersebut. Sungguh keterlaluan kamu, Amar, umpatnya sendiri dalam hati.

Singkat cerita, Abah Ahmad pun segera menutup toko kerupuk miliknya yang ada di pasar. Abah Ahmad sudah tak sabar bertemu menantu kesayangannya itu. Ia juga ingin mendengar kabar anak dan cucu-cucunya. Meskipun anak dan cucu-cucunya tidak ikut datang, Abah Ahmad tidak mempermasalahkan. Yang penting, ia anak dan cucu-cucunya baik-baik saja, ia sudah sangat bersyukur.

Setelah mengucapkan salam, Abah Ahmad pun segera masuk ke dalam rumah dan memeluk menantunya dengan sayang.

"Kau tampak kurusan, Nak. Apa Aliyah jarang memasak sampai kamu kurusan seperti ini?" tanya Abah Ahmad yang dijawab gelengan oleh Amar.

"Tidak, Bah. Aliyah selalu memasak masakan yang enak untuk Amar dan anak-anak," ucapnya sungguh-sungguh. Namun netranya yang tampak berkaca-kaca justru membuat Abah Ahmad kebingungan. Ia bahkan sempat berpikiran buruk.

"Kamu kok kayak mau nangis gitu? Ada apa? Apa Aliyah sudah membuatmu kecewa? Apa kedatanganmu kemari ingin ... Mengembalikan Aliyah kepada kami?" tanya Abah Ahmad dengan suara serak. Sebagai seorang ayah, ada rasa cemas di hatinya. Melihat ekspresi Amar, entah mengapa membuatnya berpikiran buruk.

"Iya, Nak. Katakan ada apa? Kalau Aliyah ada salah, emak dan Abah benar-benar minta maaf. Kalau perlu, kami akan memarahinya agar mau meminta maaf dan berusaha untuk berubah. Asal jangan ... "

"Tidak, Bah, Mak. Aliyah tidak pernah membuat Amar kecewa. Aliyah adalah seorang istri yang sempurna. Justru Amar lah yang bodoh telah menyakiti dan menyia-nyiakan Aliyah," ucap Amar tergugu.

Brakkkk ...

Tiba-tiba Amar bersujud di kaki Emak Laila dan Abah Ahmad sambil menangis membuat pasangan paruh baya itu kebingungan. Apalagi saat mendengar perkataan Amar barusan.

"Amar, apa yang kamu lakukan, Nak? Jangan seperti ini!" sergah Emak Laila.

"Kamu kenapa, Nak? Sebenarnya ada apa? Jangan buat Emak dan Abah jadi bingung seperti ini!" tukas Abah Ahmad tegas. Entah mengapa, ia mencium sesuatu yang tidak baik yang telah terjadi. Apalagi kalau sampai Amar bersujud seperti ini, pasti ada sesuatu yang sangat besar yang telah terjadi.

"Mak, Abah, maafin Amar karena Amar telah menyakiti putri kesayangan Emak dan Abah."

Lalu mengalirlah cerita bagaimana ia telah mengecewakan Aliyah dengan mengabaikannya. Bahkan ia juga menceritakan perihal kedekatannya dengan perempuan lain yang akhirnya jadi pemicu kekecewaan yang lebih besar dari Aliyah. Ajar juga tak luput menceritakan bagaimana ia dengan kejamnya melempar Aliyah dengan asbak hingga kepalanya bocor. Tak ada satupun yang Amar sembunyikan. Semuanya ia ceritakan secara gamblang tanpa ada yang ditutup-tutupi apalagi dirahasiakan. Ia tidak mau ada yang dirahasiakan. Terserah bagaimana reaksi kedua orang tua Aliyah setelah ini. Bila mereka mau membunuhnya pun Amar terima sebab apa yang telah ia perbuat sudah benar-benar keterlaluan.

...***...

...HAPPY READING ❤️❤️❤️...

1
Jetty Eva
biasax reflek terjadi krn berada dlm situasi yg tdk menguntungkan/membahayakan maka otak memerintahka bagian tubuh yg dibutuhkan saat itu utk mempertahankan diri/menyelamatkan diri..
Jetty Eva
katax ngawasi...??????
Jetty Eva
tergantung mbak..klo yg korban byk duit ya ga jd...tp klo yg penjahat byk duit..ya jd😆😆😆
Jetty Eva
dibalut verban...
Jetty Eva
mantap bunda Naima...majuuu...biar yg ono telan paku melintang😁😁😁😁
Jetty Eva
ternyata Nafisa pux bakat turunan dr ibux..😆😆😆
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐤𝐚𝐤 𝐨𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐤𝐥𝐨 𝐝𝐢 𝐤𝐨𝐧𝐨𝐡𝐚, 𝐧𝐠𝐞𝐥𝐚𝐰𝐚𝐧 𝐫𝐚𝐦𝐩𝐨𝐤 𝐛𝐬 𝐣𝐝 𝐭𝐞𝐫𝐬𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐤
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐨𝐫𝐧𝐠 𝐬𝐝𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐚𝐢 𝐤𝐚𝐫𝐦𝐚 𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐧𝐠𝟐
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐍𝐚𝐟𝐢𝐬𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐛𝐞𝐛𝐚𝐥 𝐚𝐩𝐚 𝐠𝐦𝐧 𝐠𝐤 𝐩𝐧𝐲 𝐨𝐭𝐚𝐤 𝐲𝐚
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
👏👏👏👏👏👏👏👏👏
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐯𝐢𝐝𝐞𝐨 𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐫, 𝐧𝐚𝐧𝐚 𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐚 𝐛𝐨𝐝𝐨𝐡 𝐭𝐨𝐥𝐨𝐥
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐝𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐥𝐨𝐧.... 𝐭𝐞
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐨𝐡 𝐍𝐚𝐟𝐢𝐬𝐚 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐛𝐚𝐰𝐚𝐚𝐧 𝐢𝐛𝐮 𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐚𝐧𝐝𝐚 𝐠𝐚𝐭𝐞𝐥 𝐲𝐚... 𝐛𝐫𝐭𝐢 𝐛𝐤𝐧 𝐬𝐨𝐝𝐚𝐫𝐚 𝐬𝐞𝐚𝐲𝐚𝐡
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐝𝐢𝐝𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐨𝐧𝐭𝐡𝐞
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐫𝐞𝐬𝐭𝐨𝐫𝐚𝐧 𝐩𝐫𝐭𝐦𝐚 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐫𝐚𝐡𝐢𝐦 𝐢𝐛𝐮
𝐭𝐨𝐢𝐥𝐞𝐭 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐦𝐚 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐫𝐚𝐡𝐢𝐦 𝐢𝐛𝐮
𝐝𝐨𝐚 𝐩𝐫𝐭𝐦𝐚 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐝𝐨𝐚 𝐢𝐛𝐮
𝐠𝐞𝐧𝐝𝐨𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐩𝐫𝐭𝐦 𝐚𝐧𝐤 𝐠𝐞𝐧𝐝𝐨𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐢𝐛𝐮

𝐛𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐢𝐛𝐮 𝐥𝐚𝐡 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐠 𝐩𝐫𝐭𝐦𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐢 𝐚𝐧𝐚𝐤𝟐𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐬𝐤𝐢𝐩𝐮𝐧 𝐛𝐥𝐦 𝐭𝐚𝐮 𝐛𝐞𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐝𝐚𝐧 𝐫𝐮𝐩𝐚 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐧𝐲𝐚 😭😭😭😭😭
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐬𝐝𝐡 𝐬𝐥𝐡 𝐠𝐤 𝐦𝐚𝐮 𝐧𝐠𝐚𝐤𝐮 𝐝𝐧 𝐦𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐦𝐚𝐚𝐟

𝐜𝐢𝐫𝐢𝟐 𝐦𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚 𝐭𝐮𝐫𝐮𝐧𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐣𝐣𝐚𝐥
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐨𝐝𝐚𝐫𝐚 𝐬𝐞𝐚𝐲𝐚𝐡
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
😭😭😭😭😭
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐀𝐲𝐨𝐤 𝐛𝐮𝐧𝐝𝐚 𝐛𝐢𝐤𝐢𝐧 𝐭𝐮𝐡 𝐧𝐞𝐧𝐞𝐤 𝐬𝐢𝐡𝐢𝐫 𝐣𝐝 𝐫𝐮𝐣𝐚𝐤 𝐛𝐞𝐛𝐞𝐠, 𝐡𝐞𝐫𝐚𝐧 𝐬𝐨𝐭𝐨𝐲 𝐛𝐧𝐠𝐭 𝐣𝐝 𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧𝐠
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐡𝐛𝐬 𝐭𝐢𝐬𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐨𝐱 𝐤𝐚𝐤 𝐨𝐭𝐡𝐨𝐫 😭😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!