Rumah tangga Eleanor Lilyana Limson dengan suaminya Julian Debonson yang baru saja berjalan satu tahun, harus menghadapi badai yang teramat besar saat Eleanor mulai merasakan perubahan sikap pada diri Julian hingga membuka sebuah fakta yang sangat mengejutkan.
Ditengah kisruh kekecewaan dalam diri Eleanor terhadap suaminya, sosok ayah mertuanya yang bernama Kenneth Debonson hadir dan memberikan suasana baru bagi Eleanor. Akankah Eleanor memanfaatkan kehadiran ayah mertuanya demi membalaskan dendam terhadap suaminya? Ataukah Eleanor merasakan kenyamanan dan ketenangan yang sesungguhnya didalam selimut Ayah mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23.
Dihadapan Eleanor saat ini terlihat sosok seorang pria bergelar suami yang tengah bernafas dengan terengah-engah, Julian dengan bersemangatnya berada diatas tubuh seorang gadis dengan miliknya yang terus keluar masuk kedalam bagian tubuh dari gadis tersebut.
Saking menikmatinya kegiatan tersebut, Julian sampai tidak sadar jika sejak tadi Eleanor sudah masuk kedalam kamar menjijikkan ini! Kedua mata Eleanor dapat dengan jelas melihat suaminya sendiri begitu menikmati tubuh gadis lain.
Tidak dapat Eleanor ungkapan bagaimana perasaannya saat ini, hatinya hancur berkeping-keping, nafasnya terasa sesak dan pikirannya luluh lantah tak terselamatkan. Didalam pikiran Eleanor terus bertanya-tanya kenapa Julian tega melakukan hal ini terhadapnya? Kenapa laki-laki yang telah dia perjuangkan dengan mengorbankan perasaan keluarganya sendiri, tega berselingkuh dengan gadis lain?
Gadis bernama Lily yang tertekan dan terpaksa harus menjadi budak Julian setiap saat Julian menginginkannya, tak sengaja menoleh kearah pintu dan melihat tubuh kaku Eleanor yang tengah menatap dirinya dengan Julian.
Tak dapat dipungkiri, marah, dendam, dan kecewa membuat Eleanor menitihkan air matanya.
"Ada apa?" tanya Julian pada Lily.
"I-itu, ada seseorang!" kata Lily menunjuk keraah Eleanor.
Julian pun menoleh kearah Eleanor dan sontak tubuhnya langsung beringsut turun dari atas tubuh Lily.
"Elea, ke-napa kau bisa?"
Julian buru-buru memakai celananya dan segera menghampiri Eleanor yang masih berdiri kaku, kedua pipi Eleanor yang basah akibat air matanya membuat Julian semakin ketar-ketir.
"Sayang,"
Paakkk...
Saat Julian menghampiri Eleanor dan berdiri tepat dihadapannya, Eleanor tak segan-segan menampar Julian dengan kencang.
"Elea, a-aku minta maaf sayang! I-ini tidak seperti yang kau pikirkan dia hanya tawananku saja tidak lebih!"
"Lebih tepatnya tawanan kamarmu? Budak ranjangmu iya begitu?"
"Elea, aku mohon maafkan aku! Aku berjanji kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi,"
Julian berusaha memeluk Eleanor akan tetapi Eleanor terus mendorong tubuh Julian agar menjauh darinya.
"Aku menyesal memilihmu menjadi suamiku, aku menyesal tidak mendengarkan Daddy dan mommyku, kau sadar Julian effort ku untuk bisa bersamamu itu tidak main-main! Aku meninggalkan keluargaku, aku mengecewakan semua keluarga besarku, hanya untuk laki-laki brengsek seperti dirimu! Ah shit,, betapa bodohnya aku!"
Saat ini Eleanor benar-benar ingin menghancurkan tubuh Julian hingga berkeping-keping jika bisa, ternyata sakit sekali yang namanya diselingkuhi.
"Elea, aku tau! Aku tau kau sudah melakukan segalanya untukku, karena itu mari kita perbaiki semua ini sayang! Aku mohon!"
Julian bahkan sampai bersimpuh dihadapan Eleanor, sementara Lily yang telah memakai pakaiannya dengan lengkap hanya bisa menundukkan wajahnya dihadapan Eleanor.
"Aku muak! Kau atau siapapun tidak berhak menghancurkan hidupku, kau tidak berhak sama sekali membuat hatiku sakit Julian! Aku akan menceraikanmu secepatnya!"
Mendengar kalimat cerai Julian segera berdiri kembali dan menahan kedua tangan Eleanor.
"Tidak akan aku biarkan kita bercerai, kau tidak boleh menceraikan aku Elea, kau itu milikku"
"Lepaskan aku brengsek! Kau sama sekali tidak pantas aku sebut sebagai seorang suami! Lepaskan!"
"Aku akan mengurungmu disini Elea, yang penting kau tidak menceraikan aku!" kata Julian.
"Kau gila? Lepaskan aku! Lepaskan!" teriak Eleanor.
Kenneth yang sejak tadi berada tepat didepan kamar itu mendengarkan segala pertengkaran itu, tapi begitu mendengar Julian akan mengurung Eleanor dan Eleanor berteriak histeris, Kenneth pun segera masuk kedalam kamar itu.
Eleanor yang sedang berusaha melepaskan diri dari Julian yang memegangi kedua tangannya dengan kencang, melihat Kenneth yang baru saja masuk kedalam kamar.
"Lepaskan dia Lian!"
"Dad, ini urusan rumah tanggaku sebaiknya Daddy pergi dan aku akan bereskan kekacauan ini!,"
"Tidak, jangan pergi Tuan Ken aku mohon bantu aku lepas dari puteramu yang brengsek ini!" kata Eleanor dengan memohon.
"Ele, aku ini suamimu dan akan selamanya menjadi suamimu jadi menurutlah padaku!"
"Ayo ikut!" kedua tangan Eleanor dipegangi lalu ditarik mengikuti kemana langkah kaki Julian.
Namun tangan besar Kenneth memegang pundak Julian.
"Lepaskan dia Lian,"
"Dad, sudah aku bilang ini urusanku dan istriku tak masalah dia akan aku ikat disini!"
Melihat kekejaman Julian terhadap isterinya sendiri, membuat Lily semakin takut pada sosok Julian, laki-laki yang hanya menjadikannya budak.
Ditariknya lengan Julian oleh Kenneth, hingga membuat Eleanor berhasil melepaskan diri dari Julian.
"Dad, apa yang kau lakukan?"
Eleanor segera menempatkan diri dengan berada dibelakang tubuh kekar ayah mertuanya itu.
"Ikuti saja keinginannya untuk bercerai dan kau bisa bermain dengan gadis mainanmu itu!" kata Kenneth.
"Dad, kau tau aku mencintai Eleanor! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau bercerai darinya, ayo sayang Elea kemari kita perbaiki hubungan ini,"
Eleanor meremat jas yang dikenakan oleh Kenneth, ingin sekali dia meninju wajah Julian yang tidak tau malu itu
"Hentikan aku bilang!" kata Kenneth.
Namun Julian tetap berusaha meraih lengan Eleanor kembali hingga membuat Kenneth pun akhirnya bertindak, entah kenapa melihat Eleanor yang ketakutan dan disakiti seperti ini meskipun itu oleh puteranya sendiri, Kenneth merasa kasihan atau lebih tepatnya peduli dengan Eleanor sampai harus terlibat kedalam urusan rumah tangga Julia dengan Eleanor seperti ini.
Aaa...
Satu tangan Kenneth memelintir tangan Julian yang kekeh berusaha menjangkau Eleanor kembali, Julian pun berusaha melawan ayahnya sendiri dengan mengayunkan tangan satunya lagi berusaha untuk memberikan bogem mentah pada wajah Ayahnya, namun Kenneth pun berhasil menghindar dan semakin memelintir tangan Julian, satu kaki Kenneth pun melumpuhkan kedua kaki Julian hingga tubuh Julian ambruk dilantai.
Kedua anggota group barat yang mendengar adanya kegaduhan didalam rumah, segera masuk untuk memeriksa keadaan didalam rumah.
Aaa...
"Dad, lepaskan aku! Ampun Dad!"