Di dunia bawah, Aurora De Luca adalah nama yang ditakuti. Sebagai pemimpin organisasi mafia terbesar di Eropa, ia dikenal sebagai wanita tanpa rasa takut, dingin, dan kejam. Namun, dalam sebuah pengkhianatan brutal, ia dibunuh oleh orang kepercayaannya sendiri.
Saat membuka mata, Aurora menyadari dirinya berada dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 17 tahun bernama Elena Zhao, seorang gadis lemah yang selalu menjadi korban penyiksaan. Elena berasal dari keluarga kaya, tetapi ia diperlakukan seperti sampah oleh ayahnya yang hanya menginginkan anak laki-laki, ibu tirinya yang kejam, serta saudara tirinya yang penuh kebencian. Di sekolah, ia terus-menerus dirundung oleh teman-temannya, sementara tunangannya, yang seharusnya melindunginya, justru mempermalukannya di depan umum.
Namun, Elena bukan lagi gadis lemah yang mudah diinjak-injak. Dengan jiwa Ratu Mafia dalam tubuhnya, ia bersumpah untuk membalas dendam pada semua orang yang telah menyaki
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22 Mengalahkan Musuh di Sekolah
Setelah berhasil menghancurkan Zhao Ren di dalam keluarga, Aurora sadar bahwa masih ada musuh lain yang harus diselesaikan.
Di sekolah, Elena Zhao masih dianggap sebagai gadis lemah yang bisa diinjak-injak.
Geng Qin Yue dan tunangannya, Jiang Han, masih menyebarkan rumor dan mempermalukannya di depan siswa lain.
Namun, hari ini, Aurora memutuskan bahwa mereka akan menyesali semua yang telah mereka lakukan.
Permainan Kotor Qin Yue
Pagi itu, saat Aurora memasuki sekolah, tatapan siswa langsung tertuju padanya.
Desas-desus beredar bahwa ada sesuatu yang besar yang akan terjadi hari ini.
Ketika Aurora berjalan ke lokernya, dia menemukan selembar kertas ditempel di pintunya.
"Pelacur Palsu! Anak Haram yang Berpura-pura Jadi Kaya!"
Tertanda: Qin Yue & Jiang Han.
Beberapa siswa tertawa, sementara yang lain menunggu reaksinya.
Namun, Aurora hanya tersenyum tipis.
"Kau ingin bermain kotor? Baik. Aku akan bermain lebih baik."
Tanpa berkata apa-apa, dia merobek kertas itu, membuangnya ke tempat sampah, dan berjalan ke kelas dengan kepala tegak.
Perang Dimulai di Kantin
Saat waktu istirahat tiba, Aurora berjalan ke kantin, di mana Qin Yue sudah menunggunya.
Di sebelahnya, Jiang Han dan beberapa teman mereka tersenyum penuh ejekan.
“Lihat siapa yang datang,” kata Qin Yue dengan suara keras, memastikan semua orang mendengar. “Si anak haram yang berpikir dia bisa menjadi ratu sekolah.”
Beberapa siswa tertawa, tetapi Aurora tetap tenang.
Dia mengambil nampannya dan duduk di meja dekat jendela, mengabaikan mereka.
Namun, Qin Yue tidak membiarkannya pergi begitu saja.
Dia berjalan mendekat, menuangkan segelas jus jeruk ke makanan Aurora.
“Ups,” katanya dengan senyum jahat. “Tangan saya tergelincir.”
Aurora menatap makanan yang kini basah dan berantakan.
Sekolah menjadi hening. Semua orang menunggu reaksinya.
Sebelumnya, Elena akan menangis dan pergi.
Tapi Aurora bukan Elena.
Dia bangkit dengan tenang, mengambil segelas susu dari mejanya, dan menuangkannya langsung ke kepala Qin Yue.
Seketika, gadis itu menjerit.
“Apa yang kau lakukan?!” Qin Yue berteriak, wajahnya merah padam karena malu.
Aurora tersenyum dingin. “Ups, tanganku tergelincir.”
Semua orang terkejut.
Tidak ada yang menyangka Elena Zhao akan melawan.
Namun, pertunjukan belum selesai.
Mengungkap Kebusukan Qin Yue
Sambil menatap Qin Yue yang masih marah, Aurora mengeluarkan ponselnya dan menekan tombol play.
Dari speaker, terdengar rekaman suara Qin Yue dan Jiang Han berbicara.
"Aku hanya memanfaatkannya. Dia benar-benar bodoh jika mengira aku akan menikahinya."
"Aku juga. Aku hanya bertaruh dengan teman-temanku untuk melihat berapa lama dia bisa bertahan sebelum menangis."
Semua orang membelalakkan mata.
Qin Yue dan Jiang Han langsung pucat.
Aurora tersenyum dingin. “Oh, maaf. Aku lupa bilang kalau aku merekam percakapan kalian waktu itu.”
Seketika, bisik-bisik memenuhi kantin.
"Jadi selama ini Qin Yue dan Jiang Han hanya mempermainkan Elena?"
"Astaga, mereka benar-benar menjijikkan!"
"Aku kasihan pada Elena. Dia tidak pantas diperlakukan seperti itu."
Beberapa siswa mulai merekam dan mengunggah video kejadian ini ke media sosial.
Qin Yue gagal menahan emosinya. “Kau sengaja menjebakku!”
Aurora hanya tersenyum. “Aku hanya mengungkap kebenaran.”
Jiang Han mencoba mengambil ponsel Aurora, tetapi sebelum dia bisa menyentuhnya, Aurora menendang kakinya dengan keras.
Seketika, Jiang Han jatuh terduduk di lantai.
“Cukup,” kata Aurora dengan nada dingin. “Aku sudah cukup bersabar.”
Dia menatap mereka dengan tajam. “Jika kalian berani menyentuhku lagi, aku pastikan kalian akan kehilangan lebih dari sekadar reputasi.”
Kemenangan Aurora
Tak butuh waktu lama, berita tentang penghinaan yang dilakukan Qin Yue dan Jiang Han menyebar luas.
Sekolah akhirnya menindak mereka.
Jiang Han dikeluarkan dari tim olahraga karena skandalnya mencoreng nama sekolah.
Qin Yue dihukum berat oleh kepala sekolah karena perundungan.
Aurora mendapatkan kembali harga dirinya.
Dan yang lebih penting—sekarang tidak ada lagi yang berani meremehkannya.
Saat dia berjalan melewati koridor, semua siswa menatapnya dengan hormat.
Kini, Elena Zhao yang lemah sudah mati.
Yang tersisa hanyalah Aurora De Luca—seseorang yang tidak akan pernah diinjak-injak lagi.