Arabella seorang gadis yatim-piatu yang tinggal bersama bibi nya yang jahat dan serakah.
Ara di jual oleh bibi nya kepada bos Mafia yang terkenal sangat kejam dan juga sadis.
bagai manakan nasip ara selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
kedua alis Siska menyatu, siapa yang di maksud tuannya itu?
" jadi tuan dan wanita itu sudah menikah? " tanya Siska dengan ragu-ragu.
" kami memang sudah menikah, tapi di mataku dia hanyalah seorang budak" jawab Albert santai.
mendengar jawaban Albert membuat bibir Siska mengulas senyum tipis.
" baguslah, karena tidak ada yang istimewa dari wanita itu" ujar Siska.
" ya kau benar Siska, dia terlalu kaku, dia tidak bisa mengimbangi ku "
Siska mendengus kesal, apa saat ini tuannya itu tengah membahas masalah ranjang? oh tidak meskipun tuannya mengatakan jika hanya menganggap Ara sebagai budak, hatinya itu tetap saja merasa sakit, selama ini ia berangan-angan tuannya itu tertarik padanya.
Tapi hingga detik ini tuannya itu hanya menganggapnya sebagai seorang anak buah yang bisa di andalkan.
Tak lama Ara pun datang sambil memegang nampan berisi dia gelas air dan juga satu piring cemilan. Siska menatap cara berjalan Ara yang sedikit aneh, ia bisa menebak kalau Ara semalam sudah di sentuh oleh tuannya segera ugal-ugalan, hal itu membuat hati Siska terasa sangat sakit sekali, namun ia berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
" silahkan " ucap Ara dengan suara lembutnya, meletakkan dia cangkir minuman dan satu piring cemilan di atas meja.
" terimakasih " ucap Delon dengan tatapan tak lepas wajah cantik Ara.
" ya Tuhan, apa dia wanita yang tuan nikahi? dia sangatlah cantik, dia juga terlihat seperti gadis baik-baik, Tuan Albert beruntung sekali bisa menikahi wanita sebaik dia" gumam Delon dari dalam hati sambil menatap kepergian Ara.
" jika kau masih menatap istriku seperti itu, aku tidak akan segan-segan untuk menembak bola mata mu itu" ujar Albert yang merasa tidak Terima istrinya di pandangi oleh laki-laki lain selain dirinya.
"Ma-maaf tuan" ucap Delon gugup sambil menundukkan kepalanya.
" ingat, dia itu istriku, tidak ada siapapun yang boleh menatapnya lebih dari 10 detik," ujar Albert.
Siska mendengus kesal saat mendengar ucapan tuannya, jika tuannya memang hanya menggap Ara sebagai budak, kenapa juga ia harus marah saat Delon menatap Ara?
" kau mau kemana? " tanya Albert saat Siska bangkit dari duduknya.
" ke dapur, aku sangat lapar" jawab Siska yang langsung memanggang ke arah dapur.
" apa yang terjadi padanya? kenapa sejak tadi dia terlihat sangat judes? "tanya Albert pada Delon.
" entahlah tuan, mungkin suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja" jawab Delon.
Sementara itu Siska menghampiri Ara yang sedang mengobrol dengan bim surti.
" heh budak" panggil Siska yang membuat Ara menoleh.
" apa nona memanggil ku? " tanya Ara.
" memangnya siapa lagi kalau bukan kau" jawab Siska dengan ketua.
" aku lapar, cepat hidangkan aku makan siang, aku ingin nasi goreng dari tangan mu, "
" biar bibik aja yang buat non" ucap bik surti.
" aku minta budak ini, bukan bibik" bentak Siska.
" sudah bik gak papa, biar aku aja yang membuatkan nasi gorengnya "ujar Ara.
" tapi non.. "
" sudah bik, aku sering memasak, jadi tak masalah bik"
Bik surti hanya bisa menatap Ara dengan iba.
" biarkan budak itu yang memasak, dan tidak ada di antara kalian yang boleh membantunya" tegas Siska hingga para pelayan menunduk takut.
Siska menunggu di meja makan, setalah 15 menit Ara pun datang dengan membawa satu piring nasi goreng, lalu menghidangkan di depan Siska.
" silahkan nona" ujar Ara.
Siska menatal nasi goreng itu dengan sinis, tampilannya terlihat biasa saja namun aromanya sangat menggugah selera.
Dengan ragu-ragu Siska mulai melahap nasi goreng itu, matanya langsung melotot saat nasi goreng itu mengenai indra perasanya.
" emm nasi goreng ini lezat sekali, ini nasi goreng terenak yang pernah aku makan" gumam Siska dari dalam hati memuji nasi goreng buatan Ara.
" kenapa kau masih berdiri di sini? cepat sana pergi, nasi goreng buatan mu sungguh tidak enak" bentak Siska.
Ara pun mengangguk lalu melangkah pergi, sementara bik surti hanya bisa mengeleng saat melihat Siska yang begitu layaknya memakan masi goreng buatan Ara.
****
Hari demi hari pun berlalu, sikap dan perlakuan Albert kepada Ara semakin hari semakin semena-mena saja, ia bahkan memanggil Ara dengan sebutan budak di hadapan para pelayan dan juga para penjaga yang ada di Mansion nya.
Hal itu tentu saja membuat Siska sangat senang, ia sangat puas dengan penderitaan yang di rasakan oleh Ara.
Albert saat ini tengah mengelilingi showroom nya yang begitu luas, beberapa karyawan tampak membungkuk hormat saat sang bos melangkah dengan tegap.
" sudah laku berapa mobil hari ini ? " tanya Albert dengan wajah daftar.
"baru dia tuan" sahut salah satu karyawannya.
Albert menatap jam tangannya, masih jam 12 siang sudah laku 2 mobil sport, itu hal yang sangat luar biasa.
Albert mengguk lalu kembali melanjutkan berkelilingnya namun datanglah seseorang pria yang yang menghampiri Albert dengan ramah. " saya datang ke sini mengantarkan undangan dari Mr. Alex untuk anda tuan" ucap pria itu sembari memberikan sebuah undangan kepada Albert.
Albert menerimanya lalu menatapnya undangan itu dengan tatapan dingin.
" Mr. Alex sangat berharap kehadiran tuan di pestanya nanti malam " ucap pria itu lagi.
" tentu saja, aku pasti akan datang, karena aku memang ingin bertemu dengannya" jawab Albert.
Pria itu pun mengguk lalu pamit pergi, sedangkan Albert melangkah menuju ke ruangannya.
" kenapa di undangan ini tertulis beserta patner ? siapa yang akan menemaniku ke pesta nanti malam? " gumamnya sendiri.
" ke ruangan ku sekarang" ucap Albert menghubungi John.
Setelah menunggu beberapa saat pintu ruangan nya pun terbuka. John datang lalu duduk di hadapan Albert.
" ada apa tuan? " tanya John.
Albert tak langsung menjawab ia memberikan sebuah undangan dari pria urusan Mr. Alex tadi.
" katakan pada ku, siapa yang bisa mendampingiku di pesta Mr. Alex, nanti malam? " tanya Albert.
John hanya tersenyum tipis saat mendengar pertanyaan dari sang bos.
" kenapa tuan harus bingung? Tuan bisa mengajak wanita mana pun yang tuan mau" jawab John.
" wanita mana? aku tidak mungkin kan mengajak wanita-wanita malam itu kan? bisa- bisa jatuh harga diriku" ucap Albert kesal.
" bukankah tuan sudah menikah, tuan bisa mengajak nona Ara ke pesta itu" ucap John.
" apa kau becanda? penampilannya saja norak, aku tidak mungkin membawanya ke pesta itu" ketua Albert.
" itu masalah gampang tuan, kita masih bisa meminta seseorang untuk mendandaninya"
Albert terdiam, lalu bangkit dari tempat duduk nya.
" ikut aku sekarang" ucap Albert yang membuat John mengguk , lalu mengebor Albert.
" bawa aku ke butik" ucap Albert pada sang supir.
" apa tuan ingin belanja? " tanya John.
" ya, aku ingin berbelanja pakaian yang bagus dan juga mahal untuk Ara, aku ingin dia tampil cantik nanti malam"
.
.