Naina, seorang gadis muda berbakat, adalah salah satu penghuni panti asuhan. Saat ia bersekolah di sekolah menengah elit, dia pintar dan cantik, dinaksir oleh banyak laki-laki, dan juga iri dari banyak gadis.
Tapi dia tidak peduli dengan semua itu, situasi ekonomi ibu panti semakin memburuk, bahkan dia mendapat kesempatan untuk belajar di luar negeri, dia harus melepaskannya, dia harus lulus secepatnya dan mencari pekerjaan yang stabil untuk membantu saudara-saudaranya di panti asuhan, dan juga untuk meringankan beban ibu panti.
Namun, tidak ada yang tahu, termasuk ibu panti, bahwa Naina adalah seorang hacker dan dikenal sebagai "UZZA", yang merupakan singkatan dari "Yang Terkuat", dan menghasilkan banyak uang dari bisnis lain.
"Naina, mengapa kamu masih bekerja jika kamu begitu kaya?"
"Aku tidak ingin ibu panti mengira aku mencuri uang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampir
"Aku tak menyangka, bila wanita seceria ibu Sintya ternyata memiliki masa lalu yang menyakitkan. Di selingkuhi oleh pria yang di cintai nya, dan yang menjadi selingkuhannya adalah teman bu Sintya sendiri. Bodohnya mereka tidak tau siapa sebenarnya bu Sintya." ucap Naina seraya duduk di jik mobil sebelah Ken.
"Lalu, bagaimana mas Ken akan membantu ibu Sintya memabalas mereka?" Naina memasang sabuk pengamannya
"Aku akan membuat mereka terkena serangan jantung bulan depan, dimana saat Sintya mengkui dirinya adalah salah satu pewaris Perusahaan Edward di hadapan semua orang." jawab Ken tersenyum devil
Naina mengangguk, idenya oleh uga.
"Kita kemana sekarang mas?" tanya Naina
"Kita makan siang, lanjut ke butik untuk memilih gaun untukmu, lalu kita ke toko perhiasan untuk membeli cincin pertunangan kita." jawab Ken menoleh sebentar seraya tersenyum.
"Apa kita bisa mampir ke beberapa tempat kak? Aku ingin menemui beberapa orang orang penting bagiku." pinta Naina, ia ingin memberitahukan hal ini pada Calvin sang ayah dan Sam kakak angkatnya, pada Ilham, pada dr. Ezra si guru pengajar pengobatan Naina. Untuk Satria, ia kan memberitahukannya besok di Panti, karena Satria sudah bisa memulai pekerjaannya mulai besok.
"Baiklah, bila semua urusan kita selesai. Kita akan mampir ke tempat-tempat yang kamu inginkan." jawab Ken, seraya mengusap sayang kepala Naina.
.
.
"Bee, kapan kita akan bertemu dengan Xena?" tanya Rania
"Sayang, bersabarlah. Kita tidak bisa tiba-tiba menodong putri kita untuk mengakui kita sebagai orangtua, kita ikuti alurnya. Sebaiknya sekarang kita ke mall terlebih dahulu, kita akan membelikan sesuatu untuk Xena dan juga keluarga angkatnya. Bagaimana?" jawab Rei
"Kamu benar bee, kita harus memeberikan hadiah pada mereka yang sudah menemani putri kita selama ini. Ayo!!" ajak Rania tersenyum
"Ajak Miriam dan putranya." lanjut Rania dan di angguki oleh Rei
.
.
"Jadi acara ulang tahunnya di majukan sabtu nanti?" tanya Sintya pada si empunya acara.
'Itu artinya hanya selisih 1 hari dengan pertunangan Ken dan Naina.' gumam Sintya dalam hati
"Ya, aku tidak tau apa alasan putraku ingin segera merayakannya. Ia juga kekeh ingin melakukan syukuran ulang tahunnya di sini." jawab si ayah
" Sebelumnya maaf tuan, ini terlalu mendadak. Kita sudah deal bila acara akan di laksanakan 2 minggu lagi. Sedangkan jadwal di resto ini sudah padat dan hari dimana yang tuan minta, sudah ada pihak lain yang mem booking taman untuk acara baby shower." ucap Sintya seraya menghembuskan nafasnya.
"Aku akan membayar berapapun, putraku tak pernah meminta apapun pada kami dari sejak kecil. Dan ini adalah permintaan pertamanya, di ulang tahunnya yang ke 21." pinta sang ayah, Sintya terdiam. Ia bingung harus bagaimana, pasalnya ini adalah kasus pertama yang mengubah tanggal acara yang sudah di setujui kedua belah pihak.
"Tunggu sebentar tuan, saya akan menghubungi ownernya terlebih dahulu." pria itu pun mengangguk.
Sintya menghubungi Ken, ia membutuhkan saran.
"Halo Ken, aku butuh saran."
'kenapa Sin'
Sintya menceritakan masalahnya
'Memang yang punya acara di hari itu, dia meminta dimana?'
"Outdor dan itu sama dengan permintaan pria ini."
'Tadi kamu bilang bila client kita akan membayar berapapun kan? Coba kamu hubungi client yang memliki acara hari ini, bilang padanya akan ada potongan 50%, bila ia mau mengubah tempatnya di lantai 3. Bila dia sudah deal, kamu katakan pada orang yang mengubah tanggal. Biar dia yang menanggung biaya acaranya.' saran Ken
"Benar juga, baiklah. Terimakasih tuan muda"
'SIN' teriak Ken
Sintya terbahak dan langsung menutup panggilan tersebut, ia pun menghubungi client yang pertama. Setelah orang itu setuju, Sintya kembali menghampiri tamu yang tadi berbincang dengannya. Sintya menjelaskan semuanya, pria yang meminta ubah tanggal pun akhirnya setuju.
Setelah selesai dan tamunya pulang, Sintya dan yang lain kembali sibuk untuk menyiapkan acara di lantai 3. Ada beberapa dekor yang di rubah dan Sintya pun harus mencari bantuan dari Catering lain, untuk menyiapkan hidangan yang outdor. Walau acaranya masih beberapa hari lagi, tetapi semua tidak bisa di siapkan semendadak ini.
"Ya Tuhan, aku bersyukur untuk hari ini. Tapi aku tetap merasakan kesal, untung semua berjalan dengan lancar." ucap Sintya seraya mendudukkan tubuhnya di kursi kebesarannya.
.
.
Sedangkan di mall
Rei dan Rania tengah sibuk dengan memilih baju untuk Xena dan hadiah anggota keluarga lainnya, begitupun dengan Miriam. Ia ikut senang memilih beberapa barang untuk di bawa ke panti, putranya yang masih kecil bahagia karena melihat begitu banyak mainan.
"Pilihlah yang kamu mau Mirza, hadiah dariku untukmu." ucap Rania pada putra Miriam, anak itu mengangguk dengan penuh semangat.
"Danke Frau/ terimakasih nyonya" jawabnya
"Nicht gnadige Frau, sondern Mama/ bukan nyonya, tapi mama" protes Rania yang tidak mau di panggil nyonya. Mirza melihat wajah sang mama, Miriam tersenyum dan mengangguk.
"Danke mama"
"Komm zuruck, Schatz/ kembali kasih, sayang" Rei mengusap sayang kepala sang istri
"Ich liebe dich, liebe" ucap Rei
"Ich liebe dich mehr" jawab Rania
Tanpa mereka tau, ternyata Naina dan Ken juga berada di mall yang sama. Kini mereka ada di salah satu kedai makanan yang ada di mall tersebut. Salah satu anak buah Ben, memotret dan melaporkannya pada Ben.
"Benar-benar mirip dengan nyonya Rania" gumam Ben sedikit tersenyum, ia pun mengirimkan kembali foto tersebut pada Rei.
Rei yang masih anteng memilah dan memilih, tak mendengar bila ada pesan masuk.
"Mau makan apa?" tanya Ken
"Apa aja, yang penting ada nasinya." jawab Naina cuek, Ken tersenyum dan menggelengkan kepalanya
"Sop Iga dan nasi 2, minumnya es lemon tea 2, dan.... puding coklat..
"es krim strawberry cup besar 1" potong Naina
"Sudah itu saja" ucap Ken
Pelayan tersebut menyebutkan kembali pesanan Ken dan Naina, agar tidak ada yang salah atau tertinggal.
"Kalau begitu, mohon di tunggu sebentar. Pesanan tuan dan adiknya akan segera saya siapkan" ucap pelayan itu dengan tersenyum ramah
"DIA TUNANGANKU" tekan Ken tak terima, sedangkan Naina tengah menahan tawa.
"Ma maaf tuan, kalo begitu saya permisi." ucapnya seraya meninggalkan mereka berdua, setelah pelayan itu pergi. Naina tertawa kecil, sedangkan Ken memasang wajah kesal.
"Jangan marah-marah mas, masih mending cuma di anggap adik kaka. Gimana kalo di anggap om sama ponakannya? Bisa hancur tempat ini." hibur Naina
"Ck, puas kamu hah?" gerutu Ken
"Hihihi, mas Ken tampan kalo lagi marah. Tapi, lebih tampan lagi kalo tersenyum." goda Naina
BLUSH
"Ehem, sudah diam." ucap Ken gerogi, rasa kesalnya tiba-tiba menguap begitu saja
"Ehem, oke" goda Naina
Mereka menghabiskan waktu 40 menit di kedai tersebut dan lanjut mencari gaun. Semua kegiatan Naina, selalu di foto dan di kirimkan pada Ben dan Ben mengirim kembali pada Rei.
Sampai pada akhirnya Ken dan Naina sudah menyelesaikan dan mendapatkan semua yang mereka butuhkan. Setelah mereka keluar mall, barulah Rei membuka ponsel dan melihat semua laporan dari Ben.
Ia terkejut dan membulatkan kedua matanya, ia yang sedang duduk di kedai tempat putrinya makan siang. Langsung berdiri dan melihat ke sekeliling, Rei belum melihat keseluruhan foto yang di kirimkan oleh Ben. Rania yang baru kembali dari toilet, heran melihat tingkah sang suami.
"Kamu kenapa bee?" tanya Rania seraya ikut melihat ke sekeliling, walau ia tak tau apa yang edang di cari oleh Rei
"Tadi putri kita ada di sini, yang." jawab Rei
"APA?!
...****************...
Nah lohhh....
Jangan demo yaaa, hari ini lagi bagus nih mood nya. Nanti sore aku kasih double😘😘
Jangan lupa senggolannya 💞💞
...HAPPY READING ALL🥰🥰...