NovelToon NovelToon
Wanita Pelangkah

Wanita Pelangkah

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Murid Genius / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Kuswara

Apa yang akan terjadi pada Jamilah setelah tiga kali dilangkahi oleh ketiga adiknya?.

Apa Jamilah akan memiliki jodohnya sendiri setelah kata orang kalau dilangkahi akan susah untuk menikah atau mendapatkan jodoh?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 Wanita Pelangkah

Emir menarik nafasnya panjang setelah kepergian Alexander sambil menatap Jamilah yang mengangkat kedua bahunya. Jamilah segera bangkit berdiri dan menggeser kursi.

"Saya harus siap-siap sebentar lagi mau berangkat ke sekolah bareng dengan Alexander." Jamilah menolak secara halus saat Emir memintanya untuk tetap menemaninya duduk di balkon.

"Hanya sebentar saja." Emir menarik tangan Jamilah sehingga Jamilah kembali duduk di kursinya.

"Ini kesempatan yang sangat bagus untuk mu, untuk menyelesaikan satu persatu masalah mu dengan baik-baik. Bukannya saya tega meninggalkan mu dalam situasi ini. Tapi mungkin sebenarnya kamu memang butuh waktu untuk menyendiri, supaya bisa berpikir dengan lebih baik lagi untuk mengambil langkah selanjutnya." Jamilah kemudian berdiri dan pamit undur diri dari hadapan Emir. Karena memang saat ini sudah pukul pukul enam pagi. Sedangkan Emir menatap kepergian Jamilah.

.

.

.

"Pulang sekolah, saya akan pulang ke rumah Emak bersama Alexander." Ucap Jamilah sebelum keluar dari dalam mobil. Lalu ia mengulurkan tangan kanannya.

"Iya saya akan ikut bersama kalian." Balas Emir sembari menerima uluran tangan Jamilah untuk bersalaman.

"Assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumsalam..." Emir menahan kepala Jamilah lalu mencium keningnya sesaat.

Jamilah hanya tersenyum mendapatkan perlakuan manis dari Emir. Begitu juga Emir tersenyum hangat melihat istrinya tersenyum bahagia seperti ini.

Jamilah segera meletakkan tas di meja nya, lalu membagikan bawaan oleh-oleh yang di taruh di meja guru masing-masing. Tidak lupa ia juga sudah memberikan oleh-olehnya pada Pak kepala sekolah terlebih dulu.

"Wah dapat oleh-oleh dari Ibu guru Jamilah." Pak Ghani langsung membukanya. "Ini makanan kesukaan istri dan ibu mertua saya, terima kasih ibu guru Jamilah." Pungkas Pak Ghani setelah melihat beberapa bungkus oleh-olehnya. Yang tanpa di sadari Pak Ghani kalau ada seseorang yang langsung memasang wajah cemberut.

"Iya Pak Ghani, sama-sama." Balas Jamilah melirik pada Ibu Wiwin yang baru datang.

Ibu Wiwin segera keluar lagi dari ruang guru usai meletakkan tasnya. Hal itu terlihat jelas oleh Jamilah.

Ibu Zahra langsung merapatkan kursi nya pada kursi Jamilah. "Ada gosip hangat, up date dan dapat dipercaya." Ucapnya menirukan salah satu host gosip yang suka wara-wiri di tv.

Jamilah menatapnya penuh tanya, "Gosip apa?." Sedikit kepo.

Ibu Zahra meminta Jamilah untuk mendekatkan posisi duduknya, sebab yang akan digosipkan nya saat ini ada bersama mereka di ruangan guru.

"Ibu Wiwin sedang menjalin kedekatan dengan orang yang duduk sebelah sana." Ibu Zahra mengarahkan telunjuknya dengan hati-hati dan tersembunyi pada Pak Ghani.

Raut wajah Jamilah berubah seketika, senyum tipis mengembang dari wajah cantiknya. Antara percaya dan tidak percaya. Karena baik Ibu Wiwin dan Pak Ghani sudah sama-sama berkeluarga. Tapi hubungan semacam itu selalu ada, bahkan dirinya pun sedang atau akan menghadapinya. Namun dengan versi yang berbeda.

Karena melihat Jamilah yang sepertinya kurang percaya, Ibu Zahra pun memperlihatkan ponselnya, dimana terdapat beberapa pesan singkat Ibu Wiwin dan Pak Ghani.

Jamilah membacanya dengan cepat lalu beristighfar. "Astagfirullah". Lumayan mesra isi pesan singkat antara keduanya. Seperti sepasang anak ABG yang sedang jatuh cinta untuk pertama kalinya.

"Kenapa bisa bocor pesan singkatnya?." Kening Jamilah berkerut, kenapa pesan itu bisa sampai di ponsel ibu Zahra?.

Ibu Zahra memundurkan kursinya saat mendengar kursi Pak Ghani bergeser. Mungkin Pak Ghani akan berjalan ke arah mereka.

Sesuai dengan dugaan Ibu Zahra. Keduanya bersikap biasa saja saat Pak Ghani berjalan melewati mereka hendak keluar dari ruangan.

Baru setelah Pak Ghani menjauh dari ruangan, Ibu Zahra kembali melanjutkan ceritanya.

"Awalnya Ibu Wiwin salah kirim pesan pada saya, tapi Ibu Wiwin belum menyadarinya selama setengah jam. Sampai Ibu Wiwin kembali mengirimkan pesan menjelaskan kalau mereka tidak ada hubungan. Tapi saya enggak percaya begitu saja, karena saya desak terus, akhirnya Ibu Wiwin pun mengakuinya dan memberitahukan pesan singkat mereka."

Usai Ibu Zahra bercerita, berbarengan dengan bunyi bel, sehingga ceritanya harus bersambung. Yang disambut gelak tawa oleh Jamilah dan Ibu Zahra.

.

.

.

Sementara itu di kantor Arkam. Sejak pertemuan kembali dirinya dengan Jamilah, membuat dirinya selalu bersemangat setiap waktu. Menanti hari dimana dirinya akan bertemu lagi dengan Jamilah. Setidaknya itu yang sudah dirinya bicarakan dengan Emir saat mereka makan malam.

"Kau sepertinya sedang tidak sibuk?." Farhan masuk ke ruangan Arkam setelah asisten Arkam membukakan pintu.

"Oh kau sudah datang. Tidak, pagi ini aku belum sibuk. Mungkin nanti siang, karena ada beberapa klien yang akan rapat di sini." Balas Arkam sambil merapikan meja kerjanya. Tumpukkan berkas yang sudah ditandatangani akan dibagikan pada kepala divisi masing-masing.

"Kau sedang tidak memikirkan wanita berhijab itu kan?. Ingat wanita itu sudah berumah tangga?." Tebak Farhan, melihat raut wajah Arkam yang selalu berseri-seri semenjak bertemu dengan Jamilah.

Arkam beranjak dari kursi kebesarannya. Menghampiri Farhan yang duduk di sofa, Arkam memperlihatkan sebuah foto yang dikeluarkan dari saku jas nya.

Dahi Farhan berkerut, menatap foto wanita yang beberapa tahun lebih muda dari Jamilah yang sekarang. "Ini wanita itu kan?. Kenapa bisa kau memiliki foto ini?." Farhan membolak-balik foto tersebut, namun tidak menemukan ada keterangan apa pun di sana.

"Kau ingat saat kita ke B tanpa Emir?." Arkam mengingat beberapa tahun silam dimana untuk pertama kali dirinya jatuh hati pada Jamilah. Melepaskan kancing jas lalu duduk di hadapan Farhan.

"Dan kita berhenti di sebuah Masjid yang cukup besar. Pada saat itu bukan untuk sholat, tapi kita hanya mau numpang ke toilet nya aja. Aku jatuh cinta pada wanita itu pada pandangan pertama, usia wanita itu mengucapkan salam pada rakaat terakhir sholatnya." Arkam melihat Farhan yang sepertinya mulai mengingat kejadian itu dengan mengangguk-anggukan kepala.

"Kau mengingatnya sekarang?." Arkam tersenyum lebar, menerima tonjokan di udara yang di lakukan Farhan.

"Bagaimana aku tidak ingat kejadian itu?.Kau meminta ku pulang ke Jakarta sendiri, supaya kau bisa mengikuti wanita itu setelah wanita itu menolak memberikan nomer ponsel dan alamat rumahnya." Farhan dan Arkam tertawa dengan sangat renyah, mengingat kembali kekonyolan Arkam saat mengejar wanita yang disukainya.

"Oh, jadi mereka wanita yang sama. Lagian wanita mana yang tidak takut saat pertemuan pertama sudah di todong no ponsel dan alamat rumah." Sambung Farhan.

"Betul betul, jadi wanita itu sudah ketakutan duluan." Arkam dan Farhan kembali tertawa sambil menerima foto itu dari Farhan.

Tawa Arkam yang pecah berubah dengan senyuman getir kala ia jatuh cinta pada pandangan pertama namun sayang harus berakhir tragis karena sikap playboy nya dulu. Hingga wanita yang pernah menjadi pacarnya datang menggagalkan semuanya.

"Ya itu artinya kau dan wanita itu tidak berjodoh." Farhan memberikan pendapatnya.

Arkam menggeleng dengan cepat. "Kau salah. Justru aku merasa mau sejauh apa pun kami terpisah dan terhalang pasti kami akan dipertemukan kembali. Dan sekaranglah waktunya." Begitu besar keyakinan Arkam akan hal itu.

"Lalu bagaimana dengan suaminya?." Tanya Farhan sembari menautkan kedua alisnya.

"Aku tidak tahu, yang jelas aku sedang menunggu waktu itu, dimana Jamilah akan menjadi milik ku. Dan kami akan hidup bahagia setelahnya." Jawab Arkam sedikit melow, sebab dirinya pun tidak tahu sampai kapan harus menunggu?, dan apakah benar waktu itu akan datang padanya seperti yang sudah diyakininya?.

.

.

.

Sampai di rumah Emak dan Bapak. Jamilah mengeluarkan semua bawaannya. "Ini ada sedikit oleh-oleh untuk Emak dan Bapak." Jamilah segera ke dapur untuk membuat kopi dan air minum untuk Emir dan Alexander.

"Ini mah bukan sedikit, tapi banyak." Jawab Emak, melihat beberapa bungkus makanan kesukaan bapak.

Jamilah membawa kopi yang sudah jadi dan air minum, lalu di taruh di dalam Emir dan Alexander.

"Terima kasih" Ucap ayah dan anak itu secara bersamaan.

"Sama-sama sayang." Balas Jamilah spontan tanpa memikirkan akibatnya apa. Jamilah kembali bergabung dengan Emak.

Emir dan Alexander saling tatap, sebelum akhirnya Alexander mengklaim perkataan sayang Jamilah tertuju padanya. Namun sayang Emir memberikan perlawanan dengan menyanggahnya. Kalau apa yang dikatakan oleh Jamilah sudah pasti itu tertuju untuk dirinya. Perdebatan sengit pun terjadi diantara kedua pria beda usia itu.

"Panggilan sayang itu pasti untuk aku, Dad!." Alexander menunjuk dirinya sendiri dengan begitu bangganya. Sebab dirinya sudah mengikuti apa yang di perintahkan oleh Jamilah.

"Bukan lah, aku suaminya. Jadi itu sudah pasti untuk ku." Emir pun membusungkan dadanya karena bangga.

"Kau tidak tahu diri Dad, sudah ada siluman rubah juga. Kenapa kau masih berharap kata sayang ibu untuk mu?." Alexander tidak mau kalah, ia menyerang Emir dengan hubungan yang terjalin diantara dirinya dan Tiffani.

Emir terdiam beberapa detik, sampai ia pun mengeluarkan pembelaannya.

"Itu dulu dengan siluman rubah itu. Tapi kan sekarang aku sudah menikah dengan ibu mu, jadi pasti panggilan itu untuk ku." Emir mengambil kopi lalu menyeruputnya perlahan.

"Kau itu sangat serakah Dad, sekarang kita panggil dan tanyakan padanya langsung." Usul Alexander yang mendapatkan persetujuan dari Emir.

"Ok, siapa takut. Sekarang panggil ibu mu?." Perintah Emir pada Alexander.

"Ibu...Ibu...oh Ibu..." Panggil Alexander dengan suara yang bernada.

Cukup lama Jamilah tidak datang memenuhi panggilan anaknya. Emir tersenyum mengejek Alexander. "Kau lihat, saat Daddy yang memanggil ibu mu, pasti ibu mu akan datang dengan cepat."

"Istri ku...istri ku...oh istri ku...." Kini Emir yang memanggil Jamilah dengan suara yang nada sangat mesra.

Jamilah pun datang mendekati keduanya dengan wajah yang ramah.

"Kau lihat karena panggilan siapa ibu datang kesini?." Ejek Emir pada Alexander sembari menepuk dadanya penuh bangga dan rasa percaya.

Alexander cemberut mendengar dan melihat kenyataan yang terlihat memang seperti itu.

"Maaf ya tadi sebenarnya ibu sudah dengar saat Alexander memanggil, tapi karena ibu sedang di kamar mandi, jadi ibu tidak langsung datang memenuhi panggilan mu." Ucap Jamilah mematahkan kesombongan Emir. Hingga Alexander tertawa sangat kencang dan puas, terlebih kini giliran sang Daddy yang memasang wajah cemberut.

1
Nazwan Faiq
😭😭😭
Nazwan Faiq
Kecewa
Nazwan Faiq
Buruk
Farida Husein
mama nya alexsander kah 🤔🙆‍♀️
Farida Husein
semangat author
Nazwan Faiq
kok sedihh ya😭😭
kirei ardilla
aku pernah di posis Jamilah di langkah smp 2x, tapi yg pertama kali ibu aku ksih alasan ke org2 klw aku lgi nunggu pacarnya yg sedang kerja diluar kota. padahal kenyataannya ga seprti itu, aku memang lagi g punya hubungan sm siapapun dan aku lagi enjoy dengan kehidupan sendiri ku dan membahagiakan kedua ortu terutama ibu, karena jika sudah nikah pasti fokusnya bukan ke ortu lagi tapi ke pasangan kita. klw dilangkahi ke 2x nya udah g ada ibu(meninggal) jadi ga ada yg belain sprti itu lagi, hanya saja kakak2 sepupu aku pada nangis semua karena aku dilanfkah lagi. mungkin juga pola pikir aku hampir sm sprti Jamilah jadi biasa aja. jika ditanya org kapan nyusul Ade2 nya nikah? aku cukup bilang nanti akan ada undangan datang tanpa tau siapa pacar aku. terkadang mereka itu g mikir apa, jika punya anak perempuan digituan enak g? ga takut apa kalw kata2 itu balik ke mereka. emosi kadang2 klw dengar org gomong gitu.
Yashlaura
ukuran anak kelas 5 sd terlalu itu anak
zhoedjie liem
huh..bener* rubah si Tiffani...akhirnya ketahuan jg siapa bapak si bayi
Roha yati
Luar biasa
Roha yati
Buruk
Yashlaura
gimana 3 minggu usianya. sedangkan emir nyebutin jamila udah jadi istri beberapa bulan dan artinya emir d indo udah beberapa bulan
Kiki
Luar biasa
Anonymous
n
Rahmawati
bagus bgt
Ryan Jacob
semangat Thor
Sha Yusuf
begitu kurang diajar itu anak🥴🥴
Erlina Candra
Luar biasa
Lilik Farihah
bagus ceritanya ...sy suka sy suka😀
Alfi Yah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!