Wanita Pelangkah

Wanita Pelangkah

Bab 1 Wanita Pelangkah

"Enggak apa-apa, Mak. Kalau Jaya sudah ada jodohnya segera nikahkan saja mereka. Takutnya nanti malah timbul fitnah" Jamilah mengikhlaskan kalau dirinya harus dilangkahi. Meski stigma jelek dalam lingkungannya, tapi apalah daya ia tidak bisa melawan semesta.

"Baik jika kamu ikhlas Jamilah, suruh bawa besok keluarga calon suami mu, Jaya" Putus Emak pada Jamilah dan Jayanti.

Dan hari itu telah tiba. Adik perempuan Jamilah yang pertama, yang usianya hanya terpaut dua tahun saja kini sudah resmi diperistri oleh seorang pengusaha kaya asal Jiran, Malaysia.

Semua keluarga begitu senang, bahagia walau ada terselip rasa sedih yang dirasakan Emak dan Bapak Jamilah. Sebab putri pertama mereka, Jamilah harus dilangkahi adiknya, Jayanti. Dengan syarat pelangkah 100 gram emas dua puluh empat karat berupa perhiasan kalung dan liontin nya.

Selang dua tahun, adik kedua Jamilah yang bernama Juleha pun sudah resmi dipersunting oleh pujaan hatinya, Wandi. Seorang Bos besar di kota Jakarta. Tentunya setelah berhasil melewati perdebatan sengit antara Emak dan Bapak serta Juleha. Juleha pun sama memberikan pelangkah pada Jamilah masih berupa 100 gram emas dua puluh empat karat berupa gelap tangan.

Kemudian hanya selang satu tahun saja dari pernikahan Juleha, Juju adik ke tiga Jamilah pun sudah resmi menikah dengan seorang pengusaha asal Surabaya yang merupakan kenalan dari suaminya Jayanti.

Sama dengan sebelum sebelumnya. Juju pun bisa menikah setelah mampu melewati perdebatan sengit antara dirinya, Emak dan Bapak. Karena lagi lagi Jamilah, Kakak mereka harus dilangkahi. Juju juga memberikan pelangkah 100 gram emas dua puluh empat karat berupa dua buah cincin.

Kini ketiga anak perempuan yang sudah menikah itu dibawa oleh suaminya masing-masing, menetap di kota kelahiran dari para suami mereka.

.

.

.

Di rumah sederhana itu kini hanya ada Emak, Bapak, Jamilah, Julia adik Jamilah yang ke empat yang masih duduk di kelas dua SMA, serta adik bontot Jamilah yang masih duduk di kelas satu SMP dan itu anak laki-laki.

"Bagaimana ini Pak, nasib Jamilah?. Sudah tiga kali dilangkahi. Apa masih ada jodoh untuk anak pertama kita?." Emak mana yang tidak merasa sedih, cemas, khawatir, takut, gelisah melihat kenyataan anak pertama mereka belum menikah diusianya yang kini menginjak 34 tahun.

"Kita hanya bisa pasrah sama Gusti Alloh, Mak. Jodoh, maut, rezeki semuanya rahasia Gusti Alloh. Kita hanya perlu berikhtiar saja untuk mengusahakan jodoh yang terbaik untuk Jamilah." Bapak lebih bisa menyembunyikan rasa dihatinya yang begitu sama persis dengan apa yang dirasakan oleh Emak. Bapak ingin kuat untuk istri dan ketiga anak yang masih tinggal bersamanya.

"Tapi mulut para tetangga udah kaya cabe Pak, kuping Emak terasa panas setiap kali mereka membicarakan Jamilah sebagai wanita pelangkah, yang rela dilangkahi hanya demi ratusan gram emas. Padahal kita tahu, semua itu diberikan atas sukarela dan kemampuan adik-adik Jamilah." Emak mulai terisak, cepat-cepat ia susut air matanya karena takut jika Jamilah, Julia dan Jaka melihat dirinya yang sedang bersedih sebab rumah mereka yang sangat sederhana.

Jamilah setiap harinya selalu mendengar secara sengaja atau enggak mengenai keluh kesah Emak pada Bapak soal jodoh dirinya. Jamilah pun hanya bisa pasrah pada Gusti Alloh.

Jamilah cukup berbesar hati untuk menerima jika saat ini dirinya wanita yang sudah berumur tapi masih belum menikah. Jamilah harus rela untuk tebal kuping dan tebal muka saat bersosialisasi dengan lingkungan rumah atau sekolah.

"Mak, Pak, Jamilah pergi ngajar ya." Jamilah menyalami tangan Emak dan Bapak secara bergantian dengan begitu takzim.

Pekerjaan Jamilah sejak lima tahun lalu sebagai seorang tenaga pengajar SD di kampung tempat tinggalnya. Berbekal hasil tes CPNS yang tinggi membuatnya diterima menjadi guru tetap di sana.

Berbeda dengan ketiga adik Jamilah yang berani merantau ke ibu kota untuk mengadu nasib, mengais rezeki di sana dan bersyukurnya perjuangan mereka berujung manis saat mereka bisa menikah dengan pengusaha atau pun bos besar.

"Doakan Jamilah supaya ngajarnya lancar, tidak ada kendala apa pun hari ini." Ucapnya masih berdiri di depan Emak dan Bapak dengan tentengan bekal makan siangnya.

"Iya Milah, hati-hati. Bapak sama Emak selalu mendoakan mu." Bapak Jamilah menyerahkan kunci motor pada Jamilah, setelah disodorkan oleh Jaka si anak bontot, karena kunci motor masih tergeletak di atas meja makan.

"Bantu-bantu Emak dan Bapak, Ja. Mumpung masih libur." Jamilah yang sudah menyalakan motornya.

"Iya Kak" Balas Jaka pelan sambil mengangguk.

"Aku jalan Mak, Pak. Assalamualaikum." Jamilah mengucapkan salam dengan cukup kencang sebab suara mesin motornya yang sangat berisik. Maklum motor tua dan sudah lama tidak dibawanya ke bengkel.

"Wa'alaikumsalam" Jawab Emak, Bapak dan Jaka serempak.

.

.

.

"Ibu Jamilah sudah tahu belum?, hari ini sekolah kita kedatangan murid baru, pindahan dari ibu kota." Ibu Wiwin yang merupakan rekan sejawat Jamilah memberitahunya dengan sedikit berbisik.

"Oh ya, hari ini Bu Wiwin?. Tanya Jamilah menyakinkan lagi sambil merapikan buku yang akan dibawanya ke dalam kelas.

"Katanya iya hari ini. Katanya juga sih anaknya nakal, bandel, susah kalau dibilangan, pokoknya minus banget muridnya." Ibu Wiwin mengangkat bahu tinggi-tinggi dengan senyum yang dipaksakan.

"Sekolah kita mah sekolah buangan anak-anak yang begitu. Padahal di kampung kita aja enggak ada anak murid yang begitu." Lanjut Ibu Wiwin kembali mengangkat bahu.

"Mungkin di sekolah kita memiliki kualitas guru-guru terbaik dari sekolah yang ada. Sampai di percaya untuk bisa membatu anak murid yang memiliki kepintaran di atas rata-rata." Ucapan Jamilah begitu halus, yang bisa dimengerti Wiwin itu merupakan sindiran halus.

"Iya enak kalau udah seperti Ibu Jamilah, udah jadi pegawai tetap. Kalau pun harus capek mendidik murid yang seperti itu. Lah kalau kalau saya masih honorer rasa-rasanya kurang sebanding untuk mendidik anak-anak pintar tersebut." Ibu Wiwin selalu saja mempermasalahkan guru honorer yang masih disandangnya. Padahal bukan Ibu Wiwin saja yang masih menjadi guru honorer, masih ada banyak lagi. Justru hanya beberapa guru saja yang sudah sudah menjadi guru tetap. Dan rasanya kurang elok jika seorang pengajar harus berbicara seperti itu. Meski itu dalam bentuk menyampaikan masalah hatinya.

"Sama saja Bu Wiwin, kita sebagai tenaga pengajar memiliki kewajiban untuk membantu anak didik kita menjadi lebih baik lagi." Jamilah tidak pernah terpancing dengan ucapan Bu Wiwin yang terkadang bisa masuk tanpa permisi kedalam hatinya

.

.

.

Jamilah saat ini sedang mengajar di kelas 5A untuk mata pelajaran matematika. Keadaan kelas begitu ramai karena banyaknya anak yang mengangkat tangan karena belum mengerti materi perkalian dua angka. Jamilah pun dengan senang hati mengulang kembali materinya.

Suasana mulai hening, saat kepala sekolah Bapak Ginanjar mengetuk pintu dan membukanya lebar.

Kedua pasang mata anak manusia beradu pandang untuk persekian detik hingga akhirnya Jamilah tahu jika yang berdiri dihadapan nya saat ini adalah anak murid baru yang tadi pagi dibicarakan oleh Ibu Wiwin.

Pak Ginanjar pun memperkenalkan murid baru tersebut dan meminta Jamilah untuk membantu untuk mendapatkan nilai akademis yang bagus selama bersekolah di sini. Selanjutnya Pak Ginanjar pun menyerahkan murid baru tersebut pada Jamilah.

"Coba sekarang perkenalkan nama lengkap mu siapa?. Karena tadi Bapak kepala sekolah hanya memperkenalkan nama pendek mu saja." Jamilah memulai pendekatan dengan anak didiknya.

Dengan wajah datar, tanpa senyum dan begitu tegas tapi salutnya tidak ada sedikitpun rasa grogi, gugup atau rasa takut yang terpancar dari wajah tampannya.

"Perkenalkan nama ku, Alexander Moreno Wijaya Santoso."

"Terima kasih Alexander" Balas Jamilah.

Riuh tepuk tangan murid lain menyambut kedatangan teman baru mereka setelah Jamilah mempersilakannya duduk di bangku depan bersama Tari.

Setengah jam masih tenang, Alexander menulis materi yang sedang di tulis Jamilah di papan tulis.

Empat puluh lima menit masih aman dan Alexander sudah selesai menyalin semuanya.

Dan tepat pada satu jam Alexander berada di dalam kelas, setengah siswa lain sudah berkerumun di meja Alexander. Mereka melihat hape keluaran terbaru dari merek ternama yang hanya bisa mereka lihat dari iklan TV.

Jari-jari Alexander begitu lihai dalam memainkan tombol kanan kiri, atas bawah, menyerang, melompat dan menghindar dari sebuah serangan atau rencana yang sedang disusunnya.

Decak kagum pun keluar dari mulut mereka yang hanya bisa menyaksikan Game Online di tempat rental-rental yang meminta bayaran tinggi untuk ukuran mereka yang tinggal di perkampungan.

Semua pasang mata yang tersisa pun tertuju pada murid yang baru saja masuk tapi sudah membuat ulah seperti ini. Hal pertama yang terjadi di sekolah selama Jamilah mengajar.

"Ehem...." Suara deheman Jamilah sangat berpengaruh bagi setengah siswa yang tadi berkerumun. Mereka membubarkan diri dan kembali duduk di tempat masing-masing.

Namun Alexander malah masih asyik dengan Game yang baru dimulai bersama teman-teman online nya.

"Alexander" Suara lembut Jamilah tidak mampu mengalihkan tatapan Alexander dari hapenya.

Alex Malah semakin serius bermainnya, seolah ia sedang berada di dalam kamarnya. Tenang, tidak ada yang berani mengganggunya.

"Alexander" Volume suara Jamilah sedikit meningkat namun tetap saja tidak mempu mengalihkan Alexander dari gamenya.

Jamilah menepuk pelan pundak Alexander, hanya mampu mengalihkannya tidak sampai satu detik.

Jamilah kembali menepuk sedikit kencang pundak Alexander dan itu cukup berhasil. Tapi sayang pada saat yang bersamaan Alexander membanting hape mahal tesebut tanpa rasa sayang karena sudah menghancurkan hape yang menjadi miliknya.

Jamilah cukup kaget dengan aksi Alexander yang sangat ekstrim menurutnya untuk emosi seorang anak.

"Aku yakin setelah ini, Kau yang akan dikeluarkan dari sekolah ini karena sudah merusak barang berharga milik ku." Ucap Alexander begitu tegas namun juga sangat arogan, penuh intimidasi yang bernada sedikit ancaman.

"Baik, Ibu akan lihat apa yang kamu katakan pada ibu hari ini akan seperti apa esok hari atau mungkin saat kita pulang sekolah?." Jawab Jamilah dengan hati yang terus-menerus berdoa untuk kelancaran setiap masalahnya.

Terpopuler

Comments

Arvilia_Agustin

Arvilia_Agustin

cerita nya bagus, mampir juga ya ka di karyaku "Wanita Tangguh"

2024-04-21

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

menarik temanya, banyak terjadi di jaman sekarang ga sih,,,

2024-04-29

0

zha syalfa

zha syalfa

kurang anting yaa 🤭

2024-03-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Wanita Pelangkah
2 Bab 2 Wanita Pelangkah
3 Bab 3 Wanita Pelangkah
4 Bab 4 Wanita Pelangkah
5 Bab 5 Wanita Pelangkah
6 Bab 6 Wanita Pelangkah
7 Bab 7 Wanita Pelangkah
8 Bab 8 Wanita Pelangkah
9 Bab 9 Wanita Pelangkah
10 Bab 10 Wanita Pelangkah
11 Bab 11 Wanita Pelangkah
12 Bab 12 Wanita Pelangkah
13 Bab 13 Wanita Pelangkah
14 Bab 14 Wanita Pelangkah
15 Bab 15 Wanita Pelangkah
16 Bab 16 Wanita Pelangkah
17 Bab 17 Wanita Pelangkah
18 Bab 18 Wanita Pelangkah
19 Bab 19 Wanita Pelangkah
20 Bab 20 Wanita Pelangkah
21 Bab 21 Wanita Pelangkah
22 Bab 22 Wanita Pelangkah
23 Bab 23 Wanita Pelangkah
24 Bab 24 Wanita Pelangkah
25 Bab 25 Wanita Pelangkah
26 Bab 26 Wanita Pelangkah
27 Bab 27 Wanita Pelangkah
28 Bab 28 Wanita Pelangkah
29 Bab 29 Wanita Pelangkah
30 Bab 30 Wanita Pelangkah
31 Bab 31 Wanita Pelangkah
32 Bab 32 Wanita Pelangkah
33 Bab 33 Wanita Pelangkah
34 Bab 34 Wanita Pelangkah
35 Bab 35 Wanita Pelangkah
36 Bab 36 Wanita Pelangkah
37 Bab 37 Wanita Pelangkah
38 Bab 38 Wanita Pelangkah
39 Bab 39 Wanita Pelangkah
40 Bab 40 Wanita Pelangkah
41 Bab 41 Wanita Pelangkah
42 Bab 42 Wanita Pelangkah
43 Bab 43 Wanita Pelangkah
44 Bab 44 Wanita Pelangkah
45 Bab 45 Wanita Pelangkah.
46 Bab 46 Wanita Pelangkah
47 Bab 47 Wanita Pelangkah
48 Bab 48 Wanita Pelangkah
49 Bab 49 Wanita Pelangkah
50 Bab 50 Wanita Pelangkah
51 Bab 51 Wanita Pelangkah
52 Bab 52 Wanita Pelangkah
53 Bab 53 Wanita Pelangkah
54 Bab 54 Wanita Pelangkah
55 Bab 55 Wanita Pelangkah
56 Bab 56 Wanita Pelangkah
57 Bab 57 Wanita Pelangkah
58 Bab 58 Wanita Pelangkah
59 Bab 59 Wanita Pelangkah
60 Bab 60 Wanita Pelangkah
61 Bab 61 Wanita Pelangkah
62 Bab 62 Wanita Pelangkah
63 Bab 63 Wanita Pelangkah
64 Bab 64 Wanita Pelangkah
65 Bab 65 Wanita Pelangkah
66 Bab 66 Wanita Pelangkah
67 Bab 67 Wanita Pelangkah
68 Bab 68 Wanita Pelangkah
69 Bab 69 Wanita Pelangkah
70 Bab 70 Wanita Pelangkah
71 Bab 71 Wanita Pelangkah
72 Bab 72 Wanita Pelangkah
73 Bab 73 Wanita Pelangkah
74 Bab 74 Wanita Pelangkah
75 Bab 75 Wanita Pelangkah
76 Bab 76. Wanita Pekangkah
77 Bab 77 Wanita Pelangkah
78 Bab 78 Wanita Pelangkah
79 Bab 79 Wanita Pelangkah
80 Bab 80 Wanita Pelangkah (Tamat)
81 Promo Novel baru Pernikahan Rahasia
82 Promo Novel baru Sebuah Pilihan
83 Promo Novel baru David dan Soleha
84 Bab 1 Season 2 : Wanita Pelangkah
85 Bab 2 Season 2 : Wanita Pelangkah
86 Bab 3 Season 2 : Wanita Pelangkah
87 Bab 4 Season 2 : Wanita Pelangkah
88 Bab 5 Season 2 : Wanita Pelangkah
89 Bab 6 Season 2 : Wanita Pelangkah
90 Bab 7 Season 2 : Wanita Pelangkah
91 Bab 8 Season 2 : Wanita Pelangkah
92 Bab 9 Season 2 : Wanita Pelangkah
93 Bab 10 Season 2 : Wanita Pelangkah
94 Bab 11 Season 2 : Wanita Pelangkah
95 Bab 12 Season 2 : Wanita Pelangkah
96 Bab 13 Season 2 : Wanita Pelangkah
97 Bab 14 Season 2 : Wanita Pelangkah
98 Bab 15 Season 2 : Wanita Pelangkah
99 Bab 16 Season 2 : Wanita Pelangkah
100 Bab 17 Season 2 : Wanita Pelangkah
101 Bab 18 Season 2 : Wanita Pelangkah
102 Bab 19 Season 2 : Wanita Pelangkah
103 Bab 20 Seosan 2 : Wanita Pelangkah
104 Promosi Novel Baru "Lala, Si OB Lugu
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1 Wanita Pelangkah
2
Bab 2 Wanita Pelangkah
3
Bab 3 Wanita Pelangkah
4
Bab 4 Wanita Pelangkah
5
Bab 5 Wanita Pelangkah
6
Bab 6 Wanita Pelangkah
7
Bab 7 Wanita Pelangkah
8
Bab 8 Wanita Pelangkah
9
Bab 9 Wanita Pelangkah
10
Bab 10 Wanita Pelangkah
11
Bab 11 Wanita Pelangkah
12
Bab 12 Wanita Pelangkah
13
Bab 13 Wanita Pelangkah
14
Bab 14 Wanita Pelangkah
15
Bab 15 Wanita Pelangkah
16
Bab 16 Wanita Pelangkah
17
Bab 17 Wanita Pelangkah
18
Bab 18 Wanita Pelangkah
19
Bab 19 Wanita Pelangkah
20
Bab 20 Wanita Pelangkah
21
Bab 21 Wanita Pelangkah
22
Bab 22 Wanita Pelangkah
23
Bab 23 Wanita Pelangkah
24
Bab 24 Wanita Pelangkah
25
Bab 25 Wanita Pelangkah
26
Bab 26 Wanita Pelangkah
27
Bab 27 Wanita Pelangkah
28
Bab 28 Wanita Pelangkah
29
Bab 29 Wanita Pelangkah
30
Bab 30 Wanita Pelangkah
31
Bab 31 Wanita Pelangkah
32
Bab 32 Wanita Pelangkah
33
Bab 33 Wanita Pelangkah
34
Bab 34 Wanita Pelangkah
35
Bab 35 Wanita Pelangkah
36
Bab 36 Wanita Pelangkah
37
Bab 37 Wanita Pelangkah
38
Bab 38 Wanita Pelangkah
39
Bab 39 Wanita Pelangkah
40
Bab 40 Wanita Pelangkah
41
Bab 41 Wanita Pelangkah
42
Bab 42 Wanita Pelangkah
43
Bab 43 Wanita Pelangkah
44
Bab 44 Wanita Pelangkah
45
Bab 45 Wanita Pelangkah.
46
Bab 46 Wanita Pelangkah
47
Bab 47 Wanita Pelangkah
48
Bab 48 Wanita Pelangkah
49
Bab 49 Wanita Pelangkah
50
Bab 50 Wanita Pelangkah
51
Bab 51 Wanita Pelangkah
52
Bab 52 Wanita Pelangkah
53
Bab 53 Wanita Pelangkah
54
Bab 54 Wanita Pelangkah
55
Bab 55 Wanita Pelangkah
56
Bab 56 Wanita Pelangkah
57
Bab 57 Wanita Pelangkah
58
Bab 58 Wanita Pelangkah
59
Bab 59 Wanita Pelangkah
60
Bab 60 Wanita Pelangkah
61
Bab 61 Wanita Pelangkah
62
Bab 62 Wanita Pelangkah
63
Bab 63 Wanita Pelangkah
64
Bab 64 Wanita Pelangkah
65
Bab 65 Wanita Pelangkah
66
Bab 66 Wanita Pelangkah
67
Bab 67 Wanita Pelangkah
68
Bab 68 Wanita Pelangkah
69
Bab 69 Wanita Pelangkah
70
Bab 70 Wanita Pelangkah
71
Bab 71 Wanita Pelangkah
72
Bab 72 Wanita Pelangkah
73
Bab 73 Wanita Pelangkah
74
Bab 74 Wanita Pelangkah
75
Bab 75 Wanita Pelangkah
76
Bab 76. Wanita Pekangkah
77
Bab 77 Wanita Pelangkah
78
Bab 78 Wanita Pelangkah
79
Bab 79 Wanita Pelangkah
80
Bab 80 Wanita Pelangkah (Tamat)
81
Promo Novel baru Pernikahan Rahasia
82
Promo Novel baru Sebuah Pilihan
83
Promo Novel baru David dan Soleha
84
Bab 1 Season 2 : Wanita Pelangkah
85
Bab 2 Season 2 : Wanita Pelangkah
86
Bab 3 Season 2 : Wanita Pelangkah
87
Bab 4 Season 2 : Wanita Pelangkah
88
Bab 5 Season 2 : Wanita Pelangkah
89
Bab 6 Season 2 : Wanita Pelangkah
90
Bab 7 Season 2 : Wanita Pelangkah
91
Bab 8 Season 2 : Wanita Pelangkah
92
Bab 9 Season 2 : Wanita Pelangkah
93
Bab 10 Season 2 : Wanita Pelangkah
94
Bab 11 Season 2 : Wanita Pelangkah
95
Bab 12 Season 2 : Wanita Pelangkah
96
Bab 13 Season 2 : Wanita Pelangkah
97
Bab 14 Season 2 : Wanita Pelangkah
98
Bab 15 Season 2 : Wanita Pelangkah
99
Bab 16 Season 2 : Wanita Pelangkah
100
Bab 17 Season 2 : Wanita Pelangkah
101
Bab 18 Season 2 : Wanita Pelangkah
102
Bab 19 Season 2 : Wanita Pelangkah
103
Bab 20 Seosan 2 : Wanita Pelangkah
104
Promosi Novel Baru "Lala, Si OB Lugu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!