Ardian Pramana seorang pria tampan yang arogan sombong yang hobinya balapan liar dan suka mempermainkan wanita hingga membuat kakeknya resah karena dia adalah cucu tunggalnya hingga ia ingin mencari jodoh untuk sang cucunya,
karena pringai sang cucu seperti itu maka ia meminta tolong sahabatnya yg kebetulan memiliki pondok pesantren An Nur dan berharap agar salah satu santriwati berkenan agar menjadi istri sang cucu.
Apakah ada dari mereka yang bersedia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Undangan
Kakek Rusdi dan Ardiyan kembali bersantai sambil berbincang mengenai keinginan sang kakek agar si cucu mau berkerja di perusahaan mereka,,
"Ardiyan kakek minta kamu besok datanglah ke kantor kakek ingin kamu bekerja di sana sebagai karyawan biasa dahulu sambil memantau para karyawan di sana. apakah kau bersedia?" ucap sang kakek.
"Tapi kek..."Ardiyan yang ingin menjawab langsung di potong oleh sang kakek.
" Apakah kamu tidak terima kakek menjadikan karyawan biasa di sana?"
"Bukan begitu kek tapi apa kata mereka nanti? bukankah aku adalah cucu ku?"
jawab Ardiyan seperti tidak terima keputusan kakeknya.
"Kenapa? mereka juga tidak pernah melihat kamu karena setiap kakek ingin memperkenalkan mu. kau selalu tidak mau?" jawab kakek dan membuat Ardiyan tidak bisa membantah lagi dan ia pun hanya terdiam.
"Bagaimana kau setuju? kau juga akan di temani seseorang" ucap kakek seraya memencet tombol dan berkata.
" Suruh dia masuk!"
tak lama pintu pun di ketuk
tok tok tok
muncul seorang laki-laki yang berwajah tampan dan juga di kenal oleh Ardiyan.
"Dimas!" Ardiyan kaget melihat temannya datang,
"Ya Dimas akan membantu mu selama kau bekerja di perusahaan. kakek percaya sama dia. jadi berusahalah dan tunjukkan bahwa kau pantas menjadi penerus kakek"
" Baiklah kalau itu keinginan kakek Diyan akan berusaha untuk menunjukkan kemampuan Diyan" jawabnya mantap membuat sang Kakek tersenyum bangga.
"Baiklah kalau begitu sebaiknya kalian istirahat dulu. besok baru kalian tunjukkan kemampuan kalian" ucap kakek
" Kalau begitu kakek mau pergi dahulu untuk memenuhi undangan kepondok pesantren. sampai jumpa besok Ardiyan" kata kakek dan berlalu meninggalkan Ardiyan dan juga Dimas.
"Ceritakan pada gw?" kata Ardiyan menatap Dimas yang di hadapannya.
"Sebenarnya bokap gw adalah Asisten kakek Rusdi" jawab Dimas
yaa memang Ardiyan tidak pernah tahu karena selain dia harus menimbah pendidikan di luar negeri dia juga tidak pernah ingin tahu apapun tentang kakeknya karena dia merasa sang Kakek selalu memisahkan dia pada keluarganya.
tapi dia tidak sadar seandainya waktu itu dia ikut pergi bersama keluarganya otomatis ia mungkin juga hanya tinggal nama saja seperti ayah, ibu dan kedua saudaranya.
Dimas menceritakan segalanya pada Ardiyan semuanya termasuk tentang dirinya yang memang di persiapkan untuk membantu Ardiyan. hingga Ardiyan kini mengerti kalau sebenarnya kakeknya sangat menyayanginya.
dia merasa sangat bersalah karena selama ini mengira kakeknya tidak pernah perduli padanya, hingga dia menjadi brutal sebagai bentuk protesnya pada sang kakek. tapi sang Kakek malah sering meninggalkannya dan membiarkan Ardiyan dengan kesenangannya.
Pondok pesantren
Di sebuah Aula tampak para tamu memenuhi aula tersebut untuk menghadiri acara pengukuhan untuk para Hafidzah yang telah khatam Al-Qur'an. Betapa bahagianya para orang tua santriwati yang menyaksikan anak-anak mereka menjadi seorang hafidzoh Al-Qur'an. dan selain para orang tua santriwati pemilik yayasan juga mengundang para donatur yang ikut andil membesarkan pondok pesantren Darul Qur'an An-Nur. Termasuk kakek Ardiyan (Rusdi Prayoga Pramana)
acara demi acara pengukuhan tersebut berjalan penuh dengan hitmat. tangisan haru para orang tua menyaksikan para anak-anak mereka yang resmi menjadi seorang hafidzoh
Alunan demi alunan para santri membuat para yang mendengar terkesima dan haru.
Termasuk kakek Rusdi.
💚💚💚
Bersambung.....🙏😉