Menjadi Istri Kedua Seorang Mafia

Ziva masih saja diam melamun, suaminya sungguh keterlaluan apakah tak ada waktu untuknya hanya sebentar saja untuk mengobrol apa tak ada, sepertinya dirinya akan tersisih oleh Bella kalau begini terus, seharusnya waktu itu dirinya nekat untuk ikut Adi dan Bella memantau mereka berdua.

"Akhh sialan ,kenapa harus seperti ini, kalau saja aku bisa memberikan keturunan mungkin semua ini tak akan terjadi, mungkin aku tak perlu merelakan suamiku menikah lagi dengan perempuan lain, kenapa hidup ini begitu tak adil untuk ku, kemana harus aku yang tak bisaa mempunyai anak kenapa tak perempuan lain saja" .

Ziva menutup wajahnya dan menangis, tak tahan dirinya menanggung semua ini, dirinya sungguh ingin menjadi wanita sempurna dan bisa memberikan keturunan untuk suaminya.

Dirinya tak mau kehilangan sang suami, suaminya adalah segalanya suaminya adalah hidupnya tanpa sang suami apakah artinya dirinya ini.

Dan tanpa Ziva sadari dia sudah tertidur dengan air mata yang mengering, dan tanpa dia sadari juga sudah ada yang masuk kedalam kamarnya.

***

"Bisakah kau keluar dan tinggalkan aku sendirian aku ingin sendirian, aku ingin menenangkan diri, aku tak mau diganggu " .

"Aku akan menunggumu disini " .

"Apakah kau tidak bisa mencerna apa kata kataku, aku ingin sendiri dan aku tak mau ada siapa siapa, aku bisa mandi sendiri aku tak perlu dirimu "

"Cepat selesaikan mandinya aku akan tetap ada disini bersama mu Bella, kau yang memaksaku bukan aku yang mau, "

"Tapi kenapa kau tak menahan ku, kenapa kau dengan sukarela mau "

"Sudahlah toh memang itu perjanjian kita, apakah kau ingin melanggar janji apakah kau mau mayat papih mu ada di hadapanmu sekarang juga hah, kau sudah mentanda tangani surat perjanjian dalam waktu dua bulan kau sudah harus mengandung ingat itu jangan kau ingkar, jika kau sekali lagi menolakku aku akan membunuh seluruh keluargamu bahkan laki laki yang sangat kau cintai akan aku bunuh juga "

"Tolong jangan bawa bawa orang tuaku " ucap Bella sambil menangis entahlah kalau menyangkut papihnya dirinya tak bisa tenang

"Maka kau turuti apa mau ku kau harus segera hamil dan mengandung anak ku, sesuai janjiku kau akan lepas dan kau akan dapat indentitas mu kembali, dan satu lagi tenang aku akan menyekolahkan mu tapi homeschooling, setalah pulang dari sini aku akan mengurus semuanya. Kau pikirkan aku beri waktu 1 jam untuk kau memilih terima tawaranku atau ayahmu akan mati ditanganku dan aku akan membawanya kehadapan mu"

Adi tanpa mau mendengarkan jawaban dari Bella langsung pergi dan menutup pintu kamar mandi sedang kan Bella yang ada didalam bathtub hanya bisa merenung dan menangis, sesuatu yang dirinya jaga sudah hilang, semuanya hilang.

Bella menjambak rambutnya " akhhh kenapa harus aku yang menanggung semua ini, kenapa harus aku yang ada diposisi ini, kenapa ya Tuhan apakah aku harus menanggung semua ini" Bella memukul air dan kembali menjambak rambutnya.

Dunianya hancur dalam sekejap semuanya hancur, tak ada yang tersisa dari dirinya tak ada yang dirinya bisa banggakan lagi nanti untuk calon suaminya yang sesungguhnya, laki laki itu sudah merenggut semuanya.

Tiba tiba Bella mengingat tentang dirinya yang mendekati Adi lalu membuka bajunya dan banyak lagi yang tiba tiba muncul dalam ingatannya Bella menggelengkan kepalanya " kenapa aku tiba tiba jadi semurahan itu, sebenarnya apa yang terjadi padaku akhhh sialan kenapa begini "

Bella melipat tangannya dilututnya lalu menundukan kepalanya dan menangis kembali, bahkan sekarang dia meraung raung saking tak terima dengan apa yang sudah terjadi pada dirinya, seharusnya semua ini untuk suaminya kelak untuk suaminya yang benar benar dirinya inginkan.

Adi yang mendengar setiap teriakan Bella tangisan Bella merasa teriris hatinya, apakah semenjijikan itu saat dirinya menjamah tubuh Bella, apakah dirinya tak pantas untuknya. Apakah dirinya kotor sampai Bella tak mau dirinya sentuh dan malah meraung raung seperti itu.

Adi dengan lunglai segera keluar dari dalam kamar, sebaiknya sekarang biarkan Bella menenangkan pikirannya dan dirinya juga menenangkan pikirannya juga, sebenarnya apa yang ditawarkan pada Bella tadi ada yang tak akan pernah dirinya kabulkan apakah Bella akan memberinya suatu saat nanti.

***

Orang yang ada dikamar Ziva langsung membuka seluruh pakainya dan langsung menindih badan Ziva dengan perlahan lalu membuka pakaian tidur Ziva, saat menyingkap baju tidur Ziva ternyata Ziva tak memakai CD itu adalah kesempatan emas untuknya.

"Aku tak akan mungkin bisa melepaskan mu Ziva " bisik orang itu. lalu membenarkan wajahnya pada dada Ziva.

Ziva yang terganggu karena ada yang menciumi daerah dadanya segera membuka matanya " siapa kau " teriak Ziva

Orang itu langsung membekap mulut Ziva dan segera bangkit " diam lah Ziva aku ini Piyan kenapa aku berteriak " sambil melepaskan bekapan tangannya.

Ziva membenarkan pakaiannya dan segera duduk " kenapa kau tiba tiba ada disini, kenapa aku bisa masuk rumahku bagaimana kau lolos, bagaimana ibu dan ayahku tak mengetahuinya "

"Shut sudah jangan kau pikirkan tentang masalah itu, itu masalah mudah apa sih yang tak bisa aku lakukan, tenang saja tak akan ada yang tahu sayang sungguh aku tak bisa hidup denganmu, aku mau menjadi simpanan mu Ziva aku tak bisa jauh jauh darimu lagi, dulu saja sudah sangat menyiksaku jangan ditambah lagi "

Ziva yang mau menjawab tak jadi karena tiba tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya "Ziva Ziva apakah kau baik baik saja nak "

Ziva langsung melihat kearah Piyan " cepat aku jawab ibumu sayang "

"Ziva baik baik saja bu, tadi ada kecoa Ziva kaget dan sekarang sudah aman bu" teriak Ziva tanpa membuka pintu kamarnya.

"Kau ini ya membuat ibu kaget saja "

"Ahh ibu tenang aku baik baik saja "

Tak ada jawaban lagi dari ibunya Ziva kembali melihat kearah Piyan " apakah kau yakin, aku tidak mau kau menyuruhku untuk bercerai lagi dengan Adi, dan dengan istrimu bagaimana "

"Ya aku tak akan melakukan itu, aku janji tak akan meminta kau bercerai Kembali dengan suamimu masalah istriku sudah aku bilang semuanya gampang, aku pasti akan mengaturnya dengan sebegitu baik, aku akan membagi waktu untuk kalian berdua "

Ziva yang terharu dengan kata kata Piyan yang akan membagi waktu untuknya segera memeluknya dengan erat, ini yang dirinya inginkan dari suaminya yaitu membagi waktunya, karena dirinya butuh sosok laki laki disampingnya, dan jika nanti suaminya tahu dirinya berselingkuh jangan salahkan dirinya, karena dirinya kesepian, salah sendiri suaminya tak bisa membagi waktunya hanya mementingkan Bella saja tanpa memikirkan perasaannya.