Setelah malam naas penjebakan yang dilakukan oleh Adik tirinya, Kinanti dinyatakan hamil. Namun dirinya tak mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.
Kinanti di usir dari rumah, karena dianggap sebagai aib untuk keluarganya. Susah payah dia berusaha untuk mempertahankan anak tersebut. Hingga akhirnya anak itu lahir, tanpa seorang ayah.
Kinanti melahirkan anak kembar, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kehadiran anak tersebut mampu mengubah hidupnya. Kedua anaknya tumbuh menjadi anak yang genius, melebihi kecerdasan anak usianya.
Mampukah takdir mempertemukan dirinya dengan laki-laki yang menghamilinya? Akankah kedua anak geniusnya mampu menyatukan kedua orang tuanya? Ikuti kisahnya dalam karya "Anak Genius : Benih Yang Kau Tinggalkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hamil dan Melahirkan Tanpa Suami
Sungguh tak mudah bagi Kinanti untuk melewati masa kehamilan sendiri dan kelak dirinya akan menjadi single mom. Namun, Kinanti berusaha untuk bangkit dari keterpurukannya. Ada perasaan sedih dalam hatinya, saat harus melewati masa–masa kehamilan kembar sendirian. Tanpa didamping seorang suami. Bahkan sampai saat ini dia tidak pernah tahu siapa ayah dari anaknya.
Kinanti membanting tulang demi mengumpulkan uang untuk persalinan kembar dan bisa menghidupkan kedua anaknya nanti saat lahir.
"Semoga kalian selalu sehat di dalam kandungan Bunda. Rasanya Bunda sudah tidak sabar menanti kelahiran kalian," ucap Kinanti sambil mengelus perutnya yang sudah terlihat membuncit.
Perlahan, kondisi Kinanti semakin membaik. Dia tak lagi mengalami mual dan muntah lagi. Justru Gio yang kini mengalami kehamilan simpatik. Membuat dirinya harus merasakan mual dan muntah. Membuat sang asisten merasa bingung. Melihat bosnya yang tiba-tiba saja seperti orang yang sedang mengidam. Ditambah lagi permintaan Gio yang aneh.
"Tuan, maaf. Mengapa Anda seperti orang yang mengidam?" tanya Erland sang asisten.
"Kau pikir aku wanita, sedang mengidam? Cepat kau belikan saja rujak yang di ujung jalan! Ingat jangan pakai timun dan pepaya rujaknya, karena aku tak suka," titah Gio kepada sang asisten.
"Mengidam itu bukan hanya seorang wanita saja Tuan, bisa saja wanita yang memiliki hubungan dengan Anda," jelas Erland membuat Gio menatap sang asisten dengan tatapan tajam.
"Tahu apa kau ini? Menikah saja kau belum," sahut Gio ketus. Sepertinya Gio lupa, kalau dirinya pernah berhubungan cinta satu malam dengan seorang wanita.
Erland akhirnya pergi membeli rujak untuk menuruti permintaan bosnya itu. Di sisi lain, Kinanti sedang tersenyum bahagia. Sang dokter mengatakan kalau dirinya sedang mengandung anak kembar, dan kedua bayi itu dalam keadaan sehat.
Kehamilan Kinanti semakin besar, hingga akhirnya dirinya memutuskan untuk berhenti bekerja menjadi pelayan restoran. Dia ingin membuat usaha, agar dirinya kelak bisa mencari uang sambil mengurus kembar.
Dimas berniat membantunya. Namun, Kinanti menolaknya. Dia tak ingin memiliki hutang budi kepada Dimas. Dengan tabungan yang dia miliki, Kinanti membuka warung bakso dan mie ayam. Kinanti bersyukur, karena perlahan warung baksonya rame di datangi pengunjung. Kinanti mempekerjakan satu orang pekerja untuk membantunya.
Meskipun dirinya memiliki keterbatasan ekonomi, tak membuat Kinanti tak mempedulikan kandungannya. Kinanti selalu membaca artikel tentang kehamilan di aplikasi google, dia juga selalu memperhatikan asupan vitamin dan gizi untuk kedua buah hatinya. Kinanti juga rutin memeriksakan kondisi kembar.
”Anak Bunda lincah sekali di perut Bunda. Semoga kelak kalian menjadi anak yang sholeh dan sholeha, meskipun kehadiran kalian karena kesalahan Bunda dan Ayah. Kalian juga bisa menjadi anak yang pintar dan selalu mendapatkan kebahagiaan. Bunda akan selalu berusaha menjadi Bunda yang baik untuk kalian," ucap Kinanti sambil mengelus perutnya yang sudah sangat besar.
Kembar merespon, bergerak lincah di perut sang Bunda. Seakan mereka mengerti ucapan sang Bunda. Usia kandungan Kinanti kini sudah 9 bulan, dirinya hanya tinggal menghitung hari saatnya kembar lahir ke dunia. Kinanti sudah menyiapkan semua perlengkapan kembar. Dia juga sudah menyiapkan nama untuk kedua anak kembarnya.
“Aw, perut aku sakit sekali. Ela, tolong bantu aku ke rumah sakit. Sepertinya aku mau melahirkan," ucap Kinanti kepada pekerja di warungnya.
Untungnya saat itu dirinya sedang berada di warung baksonya, dan saat itu sedang tidak ada pelanggan.
"Sabar dulu ya, Bu! Aku tutup dulu warung baksonya, sambil menunggu taksi online datang," ucap Ela. Kinanti sudah memesan taksi online.
Kinanti tetap ingin melahirkan secara normal, apapun yang terjadi. Agar dirinya segera pulih, untuk mengurus kedua buah hatinya.Keringat bercucuran membasahi wajahnya. Wajahnya sudah terlihat pucat, karena rasa sakitnya semakin bertambah.
"Ya Allah aku mohon, tolong kuatkan aku untuk melahirkan kedua buah hati aku," doa yang Kinanti ucapkan.
Setelah sampai di rumah sakit, Kinanti langsung mendapatkan pertolongan. Dia langsung dibawa ke ruang persalinan. Ela membantu Kinanti mengurus administrasi. Untungnya ada Ela yang membantunya, karena Kinanti harus berjuang sendiri melahirkan kembar. Tanpa sanak keluarga.
Hal serupa juga kini dirasakan Gio. Saat sedang meeting tiba- tiba saja Gio merasakan sakit melilit diperutnya. Wajahnya bahkan terlihat pucat, dan tubuhnya juga keluar keringat dingin. Membuat meeting terpaksa harus dihentikan dan Gio terpaksa dilarikan ke rumah sakit.
"Ibu yakin mau melahirkan secara normal? Karena Ibu melahirkan dua anak sekaligus, Ibu harus memiliki tenaga yang kuat," ucap sang dokter yang akan menangani persalinan Kinanti. Dengan tenaga yang dia miliki, dia akan berjuang melahirkan kedua buah hatinya. Meskipun tanpa suami di sampingnya.
"Pembukaan sudah lengkap ya bu! Ibu dengarkan aba-aba dari saya! Kalau ibu sudah merasa ingin melahirkan, Ibu coba mengejan sekuat mungkin. Ingat jangan angkat bokong ya Bu apapun yang terjadi, karena bisa menyebabkan robek," ucap sang dokter. Suasana di dalam ruangan persalinan tampak tegang. Dokter menjelaskan secara rinci teknik melahirkan.
"Ibu jangan tegang, coba rileks!" titah sang dokter.
Dokter mulai membantu persalinan Kinanti Dengan sekuat tenaga, akhirnya terdengar suara tangisan anak pertamanya yang berjenis kelamin laki–laki. Napas Kinanti terengah-engah. Namun, Kinanti mencoba menahan rasa sakit selama persalinan. Selang 5 menit lahir anak keduanya yang berjenis kelamin perempuan.
Selama proses persalinan Kinanti, Gio pun merasakan hal yang sama. Pihak dokter yang menangani Gio sampai dibuat bingung dengan penyakit yang dialami Gio. Karena menurut hasil pemeriksaan medis, kondisi tubuh Gio tidak ada yang bermasalah.
"Sebenarnya anak saya sakit apa, Dok?" Camelia sang mama sudah terisak tangis bertanya kepada sang dokter.
"Pasien mengalami penyakit langka, pasien seperti orang yang akan melahirkan," ucap sang dokter. Membuat sang mama melongo dengan penuturan sang dokter. Karena tanpa sadar Gio terkadang ikut mengejan. Sama halnya dengan sang mama, Gio pun tersentak kaget.
Kini semua mata menatap ke arah Gio.
"Ah, dokter ada-ada saja. Sudahlah tak perlu dibahas lagi, aku sudah tak merasa sakit lagi. Aku sudah sembuh. Ya sudah ayo kita pulang saja," ucap Gio dengan santainya.
"Kau ini, bikin semua orang panik saja. Sekarang dengan santainya kau bilang sudah tak merasa sakit lagi," gerutu Mama Camelia.
Gio masih belum menyadari kalau apa yang dia rasa saat ini karena kontak batin
Kinanti yang saat itu sedang berjuang melahirkan kedua buah hatinya.
Rona bahagia terpancar dari wajahnya, saat melihat putra putrinya yang sehat dan memiliki wajah cantik dan tampan.
"Kamu adalah kebahagiaan untuk Bunda yang tak terhingga. Ya Allah terima kasih atas karunia yang engkau berikan kepada aku, aku sangat bersyukur," ucap Kinanti dalam hati.