Mafia Psikopat Jatuh Cinta

David selalu berusaha menghubungi Karen tapi handphonenya tidak pernah aktif membuat David sangat frustrasi.

" Rey , coba kamu cari lagi keberadaan Karen sudah 2 minggu tidak bisa aku hubungi," pinta David

" Baik tuan," jawab asisten Rey patuh

( " Sayang, kenapa ponselmu tidak pernah aktif? Apakah kamu sudah berubah pikiran karena aku seorang psychophat?" tanya David dalam hati )

( " Nona Karen, nona pergi kemana?" tanya asisten Rey dalam hati )

Asisten Rey pun keluar dari ruangan David sambil menghubungi anak buahnya untuk menanyakan keberadaan Karen sedangkan David tidak bisa konsentrasi dalam pekerjaannya karena selalu memikirkan kekasihnya yang sulit dihubungi.

David duduk di kursi kebesarannya sambil memandangi foto Karen di meja kerjanya, mengambilnya dan menciumnya. David sangat merindukan dan mengingat di mana sehari - hari mereka bersama walau hanya sebentar tapi sangat berarti dan berkesan di matanya.

" Karen sayang, kamu dimana? aku sangat merindukanmu, apakah kamu tidak merindukanku? apakah aku berbuat salah sehingga tidak mau menghubungiku? tapi apa salahku?" tanya David beruntun dan tidak terasa air mata David jatuh mengenai foto Karen.

Asisten Rey mengetuk pintu sebanyak tiga kali karena tidak ada jawaban membuat asisten Rey masuk ke dalam ruangan David untuk memberitahukan sesuatu tapi melihat tuannya sedih membuatnya ikutan sedih sudah 2 minggu ini David tidak teratur makan dan sengaja menyibukkan diri dari pekerjaannya untuk dapat melupakan bayangan kekasihnya.

( " Nona kamu kemana? kembalilah lihatlah tuan semakin kurus dan tidak terurus," ucap asisten Rey dalam hati yang tidak tega melihat kesedihan David ).

" Tuan," panggil asisten Rey

" Bagaimana Rey apakah ada kabar dari Karen?" tanya David tanpa menatap asisten Rey karena David tidak pernah lepas memandangi wajah cantik Karen.

" Maaf tuan, saya sudah menanyakan lagi ke anak buah yang mencari keberadaan Nona Karen tapi tetap tidak ditemukan, GPS nya juga tidak diketemukan dan cctv juga sama tidak ada keberadaan nona Karen," jawab asisten Rey.

David hanya diam tidak berkomentar sama sekali hanya memeluk foto karen sambil memejamkan matanya.

" Maaf tuan, lusa kita pergi ke Korea ada masalah di sana, bagian manager accounting melakukan kecurangan dengan cara memperkaya dirinya sendiri," lapor asisten Rey

" Baik, urus keberangkatan lusa kita pergi ke sana sudah lama saya tidak pernah menyiksa orang lagi," ucap David sambil tersenyum menyeringai.

Deg

Jantung asisten Rey berdetak kencang bukan karena jatuh cinta tapi asisten Rey sangat terkejut dengan ucapan David karena David kembali lagi seperti dulu membuat asisten Rey hanya bisa diam dan tidak berani untuk membantah.

" Baik tuan," jawab asisten Rey patuh.

Rey pun keluar dari ruangan David meninggalkan David sendirian untuk mengurus semuanya sedangkan David tetap sama seperti tadi yaitu memandangi foto Karen sambil sesekali mengusap wajah Karen.

" Apakah kamu sengaja menghindari ku sayang? karena waktu itu kamu pernah aku siksa? Waktu itu kamu bilang sudah lupakan? tapi apa artinya? kamu ingin melupakanku dengan berpura - pura baik? sehingga pergi tanpa pamit padaku? maafkan kakak sayang kalau kakak kembali seperti dulu menjadi seorang psychophat karena kamu yang membuatku kembali seperti dulu," ucap David.

cup

cup

cup

David mengecup foto tersebut sebanyak tiga kali kemudian memeluk foto tersebut sambil memejamkan matanya hingga terdengar suara ketukan pintu di ruangannya.

tok

tok

tok

" Masuk," jawab David singkat.

ceklek

Asisten Rey membuka pintu dan ingin masuk ke dalam ruangan David namun seorang wanita cantik dan seksi dengan memakai pakaian yang kurang bahan mendorong asisten Rey ke arah samping kemudian berjalan menghampiri David membuat asisten Rey menahan amarahnya dan untunglah ketika tubuh asisten Rey di dorong tubuhnya kuat sehingga tidak membuatnya jatuh.

" Maaf tuan, sekretaris dari perusahaan Jaya Sentosa ingin menemui tuan," ucap asisten Rey

" Silahkan duduk," ucap David membuka matanya memandangnya sebentar lalu melihat foto Karen tanpa memperdulikan wanita tersebut.

Sekretaris tersebut sangat kesal dan menahan amarahnya karena dari kemarin datang dan berusaha mencari perhatiannya dengan berpenampilan seksi tapi tidak dipedulikan sama sekali oleh David sedangkan asisten Rey menutup pintu ruangan milik David.

" Tuan, ini dokumen kerja sama perusahaan tuan dengan perusahaan milik bos ku," ucap sekretaris tersebut sambil memegang dokumen tersebut.

" Letakkan di meja dan silahkan keluar," perintah David.

" Tapi tuan.." ucapan sekretaris tersebut terpotong oleh David.

" Keluar!!!" bentak David dengan mata mulai memerah

Sekretaris tersebut tidak tahu kalau jiwa psychophat David yang sudah lama tertidur dengan pulas kini terbangun. Sekretaris tersebut sangat kesal membuat sekretaris tersebut meletakkan dokumen tersebut di meja David kemudian merebut foto dari tangan David dan membantingnya hingga pecah berkeping - keping dan bukan itu saja sekretaris tersebut menginjak - injak foto Karen.

David sangat kaget sekaligus sangat marah dalam waktu bersamaan membuat David membuka laci di mejanya kemudian langsung mengambil pistolnya dan di arahkan ke dadanya dan menarik pelatuknya untuk menembak sekretaris tersebut tepat di jantungnya.

Dor

" Akhhhhhhhhhhhhhh..." teriak sekretaris tersebut

Bruk

Wanita malang itupun mati ditempat sedangkan David mengambil foto tersebut tanpa memperdulikan tangannya berdarah karena mengenai pecahan kaca pigura dan tidak berapa lama asisten Rey masuk ke dalam dan sangat terkejut melihat sekretaris yang sombong dan angkuh meninggal di tempat karena ditembak oleh David. Asisten Rey kemudian menelepon anak buahnya untuk  membawa sekretaris tersebut untuk dijadikan santapan buaya di belakang kantor perusahaan David kemudian asisten Rey pun membantu mengobati tangan David.

" Tuan istirahatlah lusa kita berangkat ke Korea," ucap asisten Rey setelah selesai mengobati tangan David.

" Besok pagi saja Rey aku ingin bersenang - senang di sana," jawab David yang tidak merasakan sakit pada tangannya ketika asisten Rey mengobati lukanya.

" Baik tuan," jawab Asisten Rey patuh.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Sambil menunggu up selanjutnya silahkan mampir di novelku dengan judul :

"Sandra ...." Suara isak tangis Kanaya di ujung telepon, seketika membuat Sandra menghentikan kegiatannya.

Model cantik yang kini sudah bersiap melakukan pemotretan itu kemudian meminta waktu beberapa menit untuk menerima telepon dari Kanaya, sahabat baiknya.

"Ada apa? Apa ada sesuatu yang terjadi?"

"Ayahku masuk rumah sakit, San, penyakit jantungnya kambuh lagi. Aku butuh uang secepatnya untuk biaya operasi ayah." Suara Kanaya terdengar panik di ujung sana.

"Tenanglah ... aku akan membantumu. Aku yakin ayahmu akan baik-baik saja."

"Tapi, San, kali ini biayanya cukup banyak–"

"Katakan saja berapa yang kamu butuhkan, Naya. Aku akan segera mengirimkannya sekarang. Saat ini aku sedang melakukan pemotretan, aku tidak bisa lama-lama." Sandra menatap beberapa orang yang saat ini sedang menunggunya.

Kanaya dengan perasaan tidak enak langsung mengatakan nominal uang yang dibutuhkan untuk biaya rumah sakit.

"Aku akan mengirimnya sekarang juga, tapi ada syaratnya, Nay?"

"Syarat?"

"Iya. Aku punya syarat untukmu. Kalau kamu setuju, aku akan mengirimkan uang ini sekarang juga."

"Apa syaratnya, San, aku janji akan melakukan apa pun, yang penting kamu mau meminjamkan uang itu padaku." Suara Kanaya terdengar memelas. Sebenarnya Sandra tidak tega, tetapi, mendengar Kanaya membutuhkan bantuannya, membuat Sandra mempunyai ide gila untuk menyelesaikan masalah yang kini juga tengah di hadapinya.

"Apa syaratnya, San?"

"Menikahlah dengan suamiku."

"A–apa?"

"Kalau kamu bersedia, aku akan mengirimkan uang itu sekarang juga."

"Tapi, Sandra–"

"Aku minta tolong sekali ini saja sama kamu, Nay ...."

"Apa maksudmu, Sandra? Minta tolong apa?"

"Menikahlah dengan suamiku."

"Sandra, apa kau gila?"

"Aku akan lebih gila jika kali ini aku harus menuruti keinginan mertuaku yang tidak mungkin bisa aku kabulkan!"

"Apa maksudmu, Sandra?"

"Ibu mertuaku menginginkan cucu dengan segera. Dia bosan karena aku lebih mementingkan karirku daripada keluarga. Ibu akan menikahkan suamiku dengan perempuan lain jika tahun ini aku tidak hamil juga." Sandra menjelaskan dengan singkat sambil sesekali melirik orang-orang yang saat ini sedang menunggunya dengan tatapan kesal.

"Menikahlah dengan suamiku dan berikan aku anak. Aku lebih ikhlas menikahkan suamiku denganmu daripada harus memberikannya pada perempuan lain pilihan ibu mertuaku."

"Sandra, kau benar-benar gil–"

"Kamu hanya perlu menjawab setuju, setelah itu aku akan kirimkan uang yang kamu butuhkan bahkan lebih dari nominal yang kamu sebutkan tadi."

"Sandra–"

"Yes or no!"

"Kesempatan ini hanya satu kali, Nay, kalau sekarang kau menolak, aku akan menghubungi temanku yang lain. Aku yakin, mereka pasti tidak akan menolak untuk menyewakan rahim mereka padaku."

"Sandra–"

"Yes or no!"

"San–"

"Nabila Kanaya!"

"Yes!"

"Bagus!" Sandra tersenyum di balik telepon. Mungkin benar, dia memang sudah gila. Menawarkan suaminya untuk menikah lagi dengan sahabat baiknya.

Akan tetapi, Sandra tidak punya pilihan lain selain ini. Ide yang tiba-tiba datang saat mendengar sang sahabat membutuhkan bantuan.

Maafkan aku, Naya, tapi aku tidak punya pilihan lain. Biar bagaimanapun, aku sangat mencintai Sean. Aku tidak akan pernah rela jika ibu mertuaku menikahkan Sean dengan perempuan lain karena aku tidak mau memberikannya seorang cucu.

"Kirimkan nomor rekening kamu, aku akan mengirimkan uang yang kau butuhkan sekarang juga."

Kanaya hanya menghela napas berat karena terjebak dengan ucapan Sandra hingga akhirnya gadis itu menjawab dengan kata iya.

Kanaya melirik sang ibu yang terlihat panik di depan pintu ruang ICU yang tertutup rapat. Ingatannya kembali pada ucapan dokter yang memeriksa sang ayah beberapa menit lalu.

"Pasien harus segera di operasi untuk pemasangan ring, kalau tidak–"

"Lakukan apa pun untuk kesembuhan ayah saya, Dokter, saya mohon ...."

"Sediakan biaya operasinya, setelah itu, kami akan segera melakukan tindakan operasi."

"Kanaya! Berapa nomor rekeningmu? Aku sedang pemotretan! Kau pasti tidak tahu kalau sekarang mereka sedang menatapku dan rasanya ingin memakanku hidup-hidup!" Suara Sandra di ujung telepon menyadarkan lamunan Kanaya.

"Cepat, Naya!"

Demi ayah, aku akan melakukan apa pun. Maafkan aku, Bu, aku yakin, ibu pasti tidak akan menyetujui keputusanku.

Kanaya dengan cepat mengirimkan nomor rekeningnya pada Sandra. Tidak sampai lima menit, kedua mata gadis itu membulat saat melihat berapa banyak uang yang dikirimkan oleh Sandra.

"Kamu pakai uang itu untuk biaya operasi dan biaya pengobatan ayahmu. Sisanya bisa kamu pakai untuk keperluan lain."

Belum sempat Kanaya mengucapkan sesuatu, Sandra sudah terlebih dahulu mematikan panggilan teleponnya.

Kanaya yang masih shock dengan nominal uang yang dikirimkan oleh sahabat baiknya itu mencoba kembali menelepon, saat Sandra mengakhiri panggilan teleponnya. Namun, nomor Sandra sudah tidak aktif lagi.

Pasti saat ini dia sedangkan bekerja. Ya, Tuhan ... aku hanya pinjam dua ratus juta, tetapi kenapa dia malah mengirimkan aku uang sebanyak ini?

"Satu Milyar ... apa dia sedang bercanda?"

Bersambung ....

Selamat datang di novel terbaruku.

Jangan lupa like, komentar dan votenya ya ❤❤❤

Semoga kalian suka