NovelToon NovelToon
Becoming A Poor Princess

Becoming A Poor Princess

Status: tamat
Genre:Romantis / TimeTravel / Tamat / Cinta Paksa / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kutukan
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Itha Sulfiana

Diana Steel yang baru saja menemukan sang tunangan bersama sahabat baiknya tengah berselingkuh, kembali pulang ke rumah dengan perasaan yang hancur. Diperjalanan, seorang Nenek tua menawarinya membeli sebuah novel tua bersampul hijau yang terlihat aneh di mata Diana.

Karena desakan sang Nenek dan rasa kemanusiaan yang tinggi, akhirnya Diana pun membeli novel yang menurut Nenek adalah novel yang mampu merubah kehidupan Diana. Apakah Diana percaya? Tentu tidak. Namun, kenyataan lain menampar Diana selepas menuntaskan cerita novel itu dalam satu malam. Dipagi hari berikutnya, dia terbangun di tempat lain dengan identitas sebagai Putri Diana Emerald. Sosok gadis malang, yang terasing sejak kecil dan malah akan berakhir mati ditangan suaminya sendiri, yaitu Kaisar Ashlan.

Menyadari hidupnya diambang bahaya, Diana memutuskan untuk menciptakan alur yang baru untuk kisahnya sendiri. Dia akan membuat Kaisar Ashlan jatuh cinta terhadapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gangguan sebelum pesta

Hari besar yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba. Diana sejak pagi buta telah bersiap-siap untuk menghadapi hari yang akan menjadi debut pertamanya menjamu tamu dari negara lain. Tentu bukan perkara mudah. Apalagi, rasa gugup dan kekhawatiran jelas tak mudah untuk di singkirkan.

"Ratu terlihat hebat," puji Mulanie dengan senyum mengembang.

Diana tersenyum menanggapi pujian sang pelayan pribadi. Memang benar, dirinya tampak luar biasa dengan gaun berwarna hijau tua yang melekat sempurna di tubuh rampingnya. Bagian bawah gaun tersebut sedikit mengembang. Kedua lengannya membentuk terompet. Sementara, bagian leher tampak sedikit lebar hingga memperlihatkan proporsi bahunya yang simetris. Meski tak mempunyai banyak pernak-pernik yang mencolok, namun gaun tersebut tetap memberi kesan mahal pada diri Diana.

"Apa Kaisar sudah berangkat?" tanya Diana sambil memperbaiki sedikit riasan bibir yang menurutnya terlalu mencolok.

"Yang Mulia bilang, Anda bisa menemui beliau tepat di acara pesta nanti."

Diana mengangguk. Ia tak ingin memperpanjang pembicaraan lagi dan bersiap-siap menuju ke aula utama untuk memeriksa segala persiapan pesta.

Sementara itu, Ashlan sedang berdiri di depan pintu kamar Ksatria Bennett. Sudah sekitar 15 menit lelaki itu berdiam di sana dan masih gamang untuk mengambil keputusan. Haruskah ia menuruti kata hati atau malah logika? Seketika, sekelabat ingatan tentang percakapan dirinya dengan Diana beberapa hari yang lalu kembali terngiang di benaknya.

"Apa Ratu percaya pada Ksatria Bennett?" tanya Ashlan dengan segenap keraguan di matanya.

Diana tersenyum menatap wajah yang meski tertutup topeng tetap tak mampu menyembunyikan kesempurnaan nya itu. Ia meraih tangan Ashlan yang seketika terkesiap. Mengelus punggung tangan lelaki itu dengan lembut sambil menjawab, "Pertanyaan itu seharusnya Yang Mulia tanyakan pada diri sendiri. Apa Yang Mulia percaya pada gosip yang belum jelas kebenarannya atau pada seseorang yang selama puluhan tahun sudah membersamai Anda?"

Ashlan tak menjawab. Lelaki itu mencoba untuk percaya bahwa Ksatria Bennett tak mungkin berkhianat. Tapi, trauma yang dulu pernah ia alami selalu berhasil membentuk jurang agar Ashlan tak bisa melaluinya.

Ia masih diam tak bereaksi. Matanya terpejam sembari mengingat-ingat semua kenangan yang pernah ia alami bersama sang sepupu. Berkali-kali Ksatria Bennett nyaris mati karena melindunginya. Berkali-kali adik sepupunya itu bersedia menerima hujaman pedang bahkan serangan sihir demi memastikan Ashlan tak terluka. Lalu, benarkah sosok yang selalu menemaninya di saat ia menangis karena mimpi buruk tersebut benar berkhianat? Pada akhirnya, Ashlan berani mengambil resiko untuk pertama kali. Jurang itu berusaha ia langkahi walau kemungkinan Ksatria Bennett yang ia tuju memang benar berkhianat.

"Si..apa?" Suara Ksatria Bennett tertelan diujung kata kala ia melihat siapa yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya setelah beberapa kali mengetuk pintu dengan tak sabaran.

"Kau belum siap juga?" tanya Ashlan setelah memindai penampilan Ksatria Bennett yang sepertinya baru saja bangun tidur.

"Hah?" Ksatria Bennett terperangah mendengar pertanyaan sepupunya. Dan, sebelum ia sempat mencerna apa yang baru saja terjadi, Ashlan sudah lebih dulu menerobos masuk ke dalam kamar dan membuka lemari pakaian miliknya.

"Cepat bersiap, Rick! Ratu pasti akan membunuh kita jika kita terlambat datang," kata Ashlan sembari mengeluarkan setelan seragam formal Ksatria Bennett dan melemparnya ke atas tempat tidur.

"Ya-Yang Mulia?"

Ashlan menatap Ksatria Bennett dengan tatapan merasa bersalah. Ia tak bisa menyembunyikan rasa sedihnya akan keadaan mereka yang kini terasa sangat jauh setelah puluhan tahun yang terlewati dengan penuh suka duka.

"Sebelum semuanya jelas, aku tidak akan menyalahkan atau mencurigaimu lagi, Rick! Kita akan beraktivitas bersama seperti biasa mulai hari ini."

"Itu artinya...,"

"Hubungan kita akan tetap seperti biasa sampai Ayahmu benar-benar bisa membuktikan semua perkataannya padaku," sambung Ashlan yang membuat perasaan Ksatria Bennett jadi terbagi dua. 50 persen senang, dan 50 persen lagi merasa sedih. Ashlan masih belum sepenuhnya benar-benar mempercayainya.

*

"Yang Mulia!" Count Hardy, pria yang bertanggung jawab pada dekorasi pesta hari ini berlari senang menghampiri Diana yang baru saja memasuki aula utama.

"Bagaimana?" tanya Diana singkat.

"Saya melakukan semuanya seperti yang Yang Mulia inginkan."

Diana mengangguk. "Kerja bagus, Count Hardy!" puji Diana dengan senyum tipis nyaris tak terlihat.

Count Hardy mengangguk sumringah. Ia sangat senang mendengar pujian dari Sang Ratu untuk kerja kerasnya. Meski pada awalnya ia termasuk yang paling meremehkan sang Ratu, namun kini justru dirinyalah yang paling membanggakan Diana dikalangan para bangsawan.

Setelah memastikan seluruh persiapan pesta sesuai dengan rencananya, Diana pun kembali bergabung dengan beberapa petinggi penting Kerajaan untuk menyambut rombongan duta negara lain yang kabarnya telah tiba di gerbang utama. Terdapat 7 orang yang hadir dari 3 benua yang berbeda. Namun, yang paling mencolok tentu perwakilan dari negara Nam yang terletak di benua Tran.

Negara Nam merupakan negara dengan komoditi pangan yang paling berpengaruh bagi negara dan benua sekitarnya. Hampir seluruh tanaman yang bermanfaat dengan harga mahal tumbuh dengan subur di negara tersebut. Namun, Negara Nam juga terkenal sebagai negara yang tak mudah menerima hubungan kerja sama begitu saja dengan negara lain. Mereka cenderung selektif bahkan tak segan menolak negara besar sekalipun jika penawaran mereka di rasa tidak menarik sama sekali bagi mereka.

Hari ini, perwakilan negara Nam kabarnya masih orang yang sama dengan tahun lalu. Seorang pria muda yang seumuran dengan sang Kaisar serta memiliki jabatan yang cukup tinggi di negara Nam. Namanya, Grand Duke Windsor. Sosok pria bangsawan yang independen karena tak bekerja dibawah perintah sang Raja dan lebih terikat akan kecintaannya pada negara. Dengan arti lain, meski sang Raja memerintahkan melakukan sesuatu dan ia tak mau, maka tak ada kewajiban baginya untuk melakukan hal tersebut. Berbeda dengan 'Duke' yang memang berkerja di bawah perintah sang Raja langsung. Para Duke harus patuh pada perintah Raja dan itu bersifat mutlak.

"Hormat kami Yang Mulia Ratu!"

Sapaan dari seseorang yang tak ingin Diana lihat seketika membuat mood wanita itu hancur. Duke Hendrick datang bersama istri dan anak perempuannya sambil tersenyum penuh kelicikan ke arah Diana. Karena banyak bangsawan lain yang memperhatikan, maka Diana mau tak mau harus menerima penghormatan manusia-manusia ular itu dengan etika yang seharusnya.

"Seharusnya, Anda tetap diam di kamar saja Yang Mulia. Berinteraksi dengan orang baru apalagi orang-orang penting yang berbeda bahasa dengan kita tentu akan membuat kepala Anda pusing. Dan, pada akhirnya Anda hanya akan mempermalukan diri Anda dan juga kami semua," ucap Duke Hendrick lantang seraya menatap bangsawan yang lain.

"Iya, Yang Mulia!" Duchess Levrina tak mau kalah. Ia pun menghampiri Diana lalu menggenggam tangan keponakannya seolah mereka begitu dekat. "Jangan permalukan keluarga Pamanmu, Di! Jika kau tetap di sini, orang-orang akan tahu bahwa kau seumur hidupmu tak pernah belajar bahasa asing meski statusmu seorang putri mahkota kerajaan besar."

Diana menyamarkan kedongkolan di hati dengan tetap menerbitkan senyum. Duchess Levrina memang berucap lembut dengan mimik wajah memelas, namun kata-katanya jelas ingin menjatuhkan harga Diana di mata bangsawan lain.

"Terimakasih atas perhatian keluarga Bibi." Diana balas menggenggam tangan Duchess Levrina. Sedikit jahil, ia sengaja meremas kuat tangan sang Bibi hingga wanita tua itu tampak meringis kesakitan namun tak berani mengeluarkan suara. "Tapi, aku harus tetap disini. Karena, aku adalah Ratu sekaligus tuan rumah. Bukankah begitu, Yang Mulia?" tanya Diana pada seseorang yang baru saja tiba dan muncul tepat dibelakang keluarga Duke Hendrick tanpa mereka ketahui.

"Ya, Ratu benar. Dan, andai dia tak mampu bahasa asing sekalipun, ada aku dan Ksatria Bennett yang akan menemani."

Wajah keluarga Duke Hendrick langsung berubah masam. Putrinya yang telah berdandan heboh seperti toko perhiasan berjalan nyatanya bukan menjadi pusat perhatian sang Kaisar saat ini. Sebaliknya, tatapan sang Kaisar hanya terpatri di satu tempat. Yaitu, pada sosok sang Ratu yang sialnya meski berdandan sederhana tetap menarik perhatian seluruh orang-orang.

1
Bzaa
hadirrrrr....
semangat diana
Sufiaa Ulfaa
Luar biasa
sunflower01
marathon baca novel mu 2 hari Thor baru nemu kemarin ya di gass terus Thor 🔥😀 karyanya bagus..🌟👍. happy ending... 🥰❤️makasih Thor...🙏 lanjut baca karya mu yg lain ...🏃🏃
Anonymous
Suka ma ceritanya kereeenn
Uci Umami
bagus ceritanya suka....akhir nya juga pass
gaby
Intinya Ashlan anak pelakor kalo di dunia nyata. Emaknya Ashlan menikahi pria beristri
gaby
Jgn mau disentuh dulu dong sblm tau apa alsan Kaisar membunuh Diana dulu sblm Diana dr masa dpn dtg.
gaby
Kaisar bukannya menolak Verona, tp baru mau buka baju, dah kburu kegep sm bininya🤣🤣
gaby
Yah, masa kaisar takut sm bawahannya, sampe2 berani ngamuk ke istri. Masih mending suamiku dong, walau kluarganya menghinaku, suamiku langsung pasang badan. Bahkan adik perempuannya ditampar karena menghinaku
Oi Min
aq penasaran ma jati diri nenek Anneth......
Oi Min
wah..... ternyata Vanya itu Verona
Oi Min
Erick ma Lanie...... sprt dulu
Oi Min
gembor donk...... terkedjoet donk.....
Oi Min
hloooo..... nenek Anneth apa moyangnya Diana???
Oi Min
ikut g sabar aq ma pertemuan mereka
Oi Min
apa Erick=Alarick???
Oi Min
kuwapuwok...... dasar benalu, parasit menjijikkan
Oi Min
tenang Di...... tunggulah Ashlan akan datang padamu
Oi Min
apa Diana kmbali ke dunia modern nyusul Ashlan???
Oi Min
Ashlan kek nya jg ada di dunia modern dan koma. apa Ashlan akan kmbli sblm Diana??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!