NovelToon NovelToon
Guru Dingin Itu Adalah Ayahku

Guru Dingin Itu Adalah Ayahku

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Anak Kembar / Anak Yatim Piatu / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Gywnee

"Untuk sementara waktu menyamarlah jadi guru disana, entah kenapa aku merasa orang itu juga berada di sekolah itu." Ucap seorang pria 35 tahun, dia bernama Leon, dia adalah ketua kepolisian.
"Tenang saja Axel, tidak ada yang mengenalimu aku akan mengganti identitasmu. Namamu akan aku ubah menjadi Gavin Alexander." Jelas Leon sambil menyentuh pundak Axel, lalu Axel menatap Leon dengan tatapan dinginnya.

"Tujuanku bersembunyi dari orang-orang, kenapa malah menyuruhku jadi guru disana?" Tanya Axel dengan kesal.
Leon menatap Axel dengan kesal, "Aku tidak mau membicarakan ini tapi putra dan putrimu sekolah disana, apa kau tidak takut jika terjadi sesutu dengan mereka?" Tanya Leon.
"Ini saatnya kau bekerja sebagai polisi sungguhan bukan polisi bayangan lagi Axel." Ucap Leon sambil tersenyum.

Axel hanya diam, dia sebenarnya lebih memikirkan tentang kedua anaknya daripada orang itu.

"Leon, apa kau tahu siapa nama anak-anakku?" Tanyaa Axel dengan raut wajahnya yang sedih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gywnee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24

Axel memperhatikan sekitar parkiran, dia memastikan jika tidak ada orang disini, dan dengan cepat Axel memukul pria di belakangnya, dan pria itu pun balik menyerang. Mereka saling serang, dan pria itu mau menusukkan pisau itu ke dada Axel tapi dengan cepat Axel menghindarinya, dan Axel berhasil mengambil pisau itu, dia ganti menyodorkan pisau itu di leher pra tadi. Dia pun juga menyekap pria itu dengan tangannya.

"Anakmu masih 7 tahun dan istrimu hamil 3 bulan, apa kau tidak apa-apa melukai ku disini, aku bisa melaporkanmu dan menuntutmu. Lalu bagaimana dengan anak dan istrimu, kau tidak kasihan dengan mereka?" Tanya Axel.

Pria itu terkejut karena Axel tahu tentang keluarganya.

"Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya Pria itu dengan heran.

"Mudah saja, aku sudah terbiasa." Jawab Axel.

"Setelah aku lepaskan kau kabur dan jangan kembali lagi atau aku melaporkanmu, kau tidak tahu ada kamera dasbor di mobil itu sudah merekam semua. Bukti yang cukup kuat kan," Ucap Axel sambil tersenyum. Pria itu baru sadar kalau Axel menyeretnyadi depan mobil agar terekam kamera.

"Baiklah aku menyerah!" Ucap pria itu, lalu Axel melepaskan sekapannya dan menjauhkan pisaunya.

"Pulanglah....dan bersiap bekerja besok disini." Ucap Axel.

"Maksudnya apa ya?" Tanya pria itu dengan heran.

"Kau pengangguran kan, kau butuh uang buat keluargamu. Daripada dapat uang dari kejahatan seperti ini lebih baik kerja menjadi OB disini, lumayan kan pendapatan ada setiap bulan." Jawab Axel.

Pria itu sontak terkejut mendengar ucapan Axel, dia senang dan haru dengan tawaran Axel itu.

"Apa saya boleh..." Tanya pria itu dengan pelan.

"Tentu saja. Jangan hiraukan wanita itu, dia orang yang mudah aku lawan. Pulanglah jangan lupa besok kerja," Ucap Axel sambil menepuk pundak pria itu. Pria itu meneteskan air matanya karena dia terharu dengan kebaikan Axel padahal dia hampir mau membunuhnya.

"Terimakasih pak...terimakasih.." Ucap pria itu.

Axel menepuk-nepuk pundak pria itu, lalu dia pergi dan masuk ke dalam mobilnya.

"Kenapa aku bodoh sekali," Gumam pria itu dengan menyesal lalu dia mengusap air matanya.

Axel memikirkan sesuatu saat dia mengemudi. Dia masih yakin ada beberapa orang lagi yang belum muncul. Tapi dia juga sudah menyelidiki beberapa dari mereka.

.

Vyan keluar dari restoran setelah selesai membayar. Dan saat Vyan keluar dia terkejut melihat Vani yang sedang diomeli oleh pria yang terlihat mabuk itu.

"Matamu hilang ha??? dasar jalang!!!!" Teriak pria itu dengan kesal.

"Kau menabrakku kenapa malah marah denganku?" Tanya Vani dengan kesal.

"Dasar jalang!!" Geram pria itu dengan kesal, dia mau memukul Vani dengan botol winenya itu tapi dengan cepat Vyan menghempaskan tangan pria itu dari Vani.

"Siapa yang kau sebut jalang??" Geram Vyan dengan kesal.

"Vyan..." Lirih Vani dengan terkejut.

"Siapa ini kau pacarnya kah...oyy boleh enggak aku tidur sama gadis ini dia cantik banget.." Ucap pria itu sambil tersenyum, Vyan mengepalkan tangannya lalu dia memukul pria itu sampai tersungkur di jalan.

"Vyan kau gila ya," Omel Vina dengan kesal.

Vyan masih terlihat kesal dengan pria itu, dia mau memukul lagi tapi Vina menariknya pergi sebelum keadaan semakin memburuk. Pria itu berdecih kesal.

"Dasar anak-anak nakal." Gumamnya dengan kesal, pria itu sebenarnya adalah Dito. Paman mereka sendiri.

"Yang tadi jangan bilang mama." Ucap Vyan dengan kesal.

"Iya." Jawab Vani.

Vyan mendengus kesal, "Siang begini kenapa bisa dia itu mabuk," Gumam Vyan dengan kesal.

"Tidak jadi ke toko buku?" Tanya Vyan dengan heran.

"Tidak." Jawab Vani dengan singkat.

"Kau di lukai sama dia kah?" Tanya Vyan dengan heran.

"Tidak. Aku ingin pulang saja," Jawab Vani. Vyan menghela nafas dengan lega karena Vani baik-baik saja.

.

Malam harinya.

Axel pergi ke rumah papanya, sampai disana dia disambut oleh Ratih dengan hangat.

"Tuan..." Sapa Ratih sambil tersenyum.

Axel tersenyum.

"Bibi," Jawab Axel.

"Berani sekali kau menginjakkan kaki disini?" Tanya Rose yang turun dari tangga itu. Dia berjalan menghampiri Axel.

"Dimana papa?" Tanya Axel dengan nada datar.

"Untuk apa kau mencarinya?" Tanya Rose dengan kesal.

"Pergi kau, aku tidak mau melihatmu." Ucap Andre yang keluar dari lift. Mereka menoleh ke Andre.

Lalu Dito ikut keluar dari lift dan dia terkejut melihat Axel berada di sini.

"Papa....ayo ikut aku saja, jangan tinggal disini." Ucap Axel.

Rose mengerutkan keningnya dengan heran.

"Wanita ini akan menyakiti papa, papa tahu dia menyuruh orang untuk membuntutiku. Aku takut jika papa menjadi korbannya seperti mama dulu jadi-"

PLAAKKKKK!!!!!

Ratih sontak terkejut karena Andre menampar Axel dengan keras, bahkan sampai Axel terdiam.

"Anak tidak tahu diri!!!!!!! mamamu meninggal karena kau!!! harusnya kau saja yang mati!!!!!" Teriak Andre dengan kesal.

Axel terdiam, dia masih syok saat di tampar papanya.

"Kau menyakiti adikmu sendiri apa kau pikir kau tidak jahat???" Tanya Andre dengan kesal.

Dito tersenyum kecil, dia merasa senang melihat Axel yang terpojokkan seperti ini.

"Apa didikan papa kurang darimu, harusnya papa mengurung binatang seperti mu saja!" Ucap Andre dengan kesal.

"Anjing saja lebih baik dari pada dirimu." Ucap Andre.

Axel meneteskan air matanya, dia masih tertegun dan tidak bisa bergerak.

"Jangan menginjakkan kaki disini lagi." Ucap Andre.

"Tuan..." Lirih Ratih dengan sedih.

"Papa jijik melihatmu." Ucap Andre dengan kesal lalu dia masuk ke lift lagi.

"Kakak makanya jangan besar kepala dulu, sudah tahu kan pada akhirnya aku yang akan menang." Ucap Dito dengan senang.

Axel hanya diam, dan air matanya tidak bisa berhenti mengalir.

"Kau tahu sendiri kan...seberapapun kau memberontak tetap papamu membela ku. Bahkan saat dia sudah tahu kalau aku yang bunuh mamamu." Ucap Rose sambil tersenyum.

Axel hanya diam.

"Cambukan di punggung kakak masih ada kan, tidak mungkin luka separah itu bisa hilang. Anggap saja itu dosa kakak karena berani memberontak. Aku saja tidak pernah dapat..." Ucap Dito dengan senang.

"Ayo Dito, tinggalkan binatang ini." Ajak Rose lalu mereka masuk ke dalam lift.

"Tuan..." Ucap Ratih dengan sedih.

Axel berbalik badan dan dia pergi keluar tanpa mengatakan sepatah kata untuk Ratih. Dan Ratih membiarkan Axel pergi karena dia tahu Axel masih butuh waktu sendiri.

.

Axel duduk di depan kedai Keara, dia jongkok dan menundukkan kepalanya. Dia menangis di depan kedai Keara sendirian. Tangan Axel gemeteran dan nafasnya menjadi tidak beraturan. Dia meremas kepalanya dengan frustasi, dia kesal dengan semua orang di rumahnya.

Lalu Axel mengeluarkan kunci mobilnya, dan dia mengeluarkan cutter. Kunci mobil Axel sebenarnya cutter hanya bentuknya kecil. Dia membawa itu untuk berjaga-jaga jika ada orang suruhan Rose menyerangnya.

Axel meremas cutter itu sampai tangannya berdarah, dia kesal karena tangannya masih tetap gemeteran.

"Sial..." Geram Axel dengan kesal, dia memukuli kepalanya dengan keras.

Dan tiba-tiba....

"Tenanglah Axel....."

1
Mbak Thia
cerita nya bagus tapi tolong di tetap kan namannya Vina apa vani
Gywnee: namanya vina, kadang salah ketik ☺🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!