Perjuangan Abimanyu untuk mendapatkan kembali cinta Renata, sang istri yang telah berulang kali disakitinya.
Tidak mencintai gadis yang menjadi wasiat terakhir ibunya membuat Abimanyu seringkali menyiksa dan menyakiti hati Renata hingga berkali-kali.
Akankah Bima bisa kembali mendapatkan cinta istrinya? Sementara hati Renata telah mati rasa akibat perbuatan Abimanyu yang telah menyebabkan buah hati dan ibunya meninggal dunia.
"Mas Bima-"
"Panggil aku Tuan seperti biasanya, karena kau hanyalah seorang pembantu di sini!"
"Ta-tapi Mas, kata Nyonya-"
"Ibuku sudah meninggal. Aku menikahimu karena keinginan ibuku, jadi kau jangan berharap dan bermimpi kalau aku akan menuruti keinginan ibuku untuk menjagamu!"
"I-iya, Tu-Tuan ...."
Yuk! Ikutin ceritanya, jangan lupa siapin tisu karena novel ini banyak mengandung bawang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nazwa talita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 BRENGSEK!
"Apa saat ini Renata tinggal bersamamu?" ulang Bima. Kedua tangannya terkepal erat.
"Apa maksudmu?"
"Tidak usah berpura-pura, Aldrian. Apa saat ini kau tinggal bersamanya?"
Aldrian menghela napas panjang. Kedua tangannya terkepal erat.
"Apa kau pikir Renata itu sama dengan kamu dan Shinta?" Aldrian menatap Bima dengan tajam.
"Renata itu wanita baik-baik. Kamu harusnya bersyukur karena mempunyai istri seperti dia, Bima. Bukannya malah membuatnya menderita."
"Mungkin memang benar, Renata adalah perempuan baik-baik, tapi tidak dengan dirimu, Aldrian!"
"Aku tahu kalau saat ini kau masih tinggal bersama Vanya bukan?" Suara Bima terdengar penuh penekanan. Ada aura permusuhan saat Bima menyebut nama perempuan itu.
Vanya ... model cantik yang mengkhianatinya dan lebih memilih tidur bersama Aldrian.
"Kau benar. Aku memang bukan laki-laki baik. Tapi setidaknya, aku lebih bisa menghargai wanita. Tidak seperti dirimu, Bima." Aldrian menatap Bima dengan tajam. Rahangnya mengeras karena mulai terpancing emosi.
"Aku tidak akan membiarkanmu mengambil Renata dariku seperti kau merebut perempuan itu!"
"Aku tidak merebut siapapun darimu, Bima. Vanya datang padaku karena keinginannya sendiri bukan karena aku yang merayunya!"
Bima tersenyum smirk.
"Kalaupun benar, dia yang datang padamu, seharusnya kau menolak perempuan itu bukannya malah menidurinya!"
"Kau sangat tahu kalau saat itu dia adalah milikku bukan?" lanjut Bima. Kedua netranya menatap tajam ke arah Aldrian.
"Kalau aku tahu dia adalah milikmu aku tidak akan mau menidurinya, brengsek!"
Aldrian mencengkeram kerah baju Bima.
"Asal kamu tahu, dia yang memaksaku untuk menidurinya bukan aku!"
"Kalau saat itu dia jujur kalau dia adalah kekasihmu, aku pasti tidak akan pernah menyentuhnya!" Napas Aldrian naik turun menahan amarah yang siap meledak.
Ingatannya kembali ke masa lalu. Vanya, model cantik yang dulu menjadi kekasih Bima, tetapi memilih bersamanya.
Aldrian tidak pernah tahu kalau Vanya adalah kekasih Bima, seandainya saja dia tahu dari awal, dia pasti tidak akan menerima perempuan itu sebagai kekasihnya.
Aldrian adalah pengusaha muda yang sukses. Wajahnya sangat tampan dan berkharisma. Banyak perempuan yang mengejarnya, tetapi sayangnya Aldrian bukanlah tipe orang yang suka gonta-ganti wanita.
Pria itu hanya akan berhubungan dengan perempuan yang disukainya saja. Secantik apa pun wanita itu, jika Aldrian tidak menyukainya, dia pasti tidak akan pernah tertarik untuk menidurinya.
Ya! Aldrian dan Bima memang sama-sama penganut hubungan bebas tanpa pernikahan. Sebagai pria dewasa dan mapan, mereka lebih suka dengan hubungan tanpa ikatan yang nantinya hanya akan membuat hidup mereka tidak bebas.
Sampai sekarang, Aldrian bahkan masih tinggal bersama Vanya, perempuan yang saat ini sedang di perdebatkan oleh dirinya dan Bima.
Kalau Bima lebih memilih menikahi Shinta karena sangat mencintai gadis itu, tetapi tidak dengan Aldrian. Pria itu masih belum memikirkan pernikahan, tetapi dia masih tinggal di apartemen dan kamar yang sama dengan Vanya.
"Lepaskan tanganmu, Adrian!"
Aldrian dengan kasar melepaskan cengkraman tangannya pada kerah baju Bima. Gara-gara ucapan Bima, laki-laki itu terbakar emosi.
"Jauhi Renata, jangan kau coba-coba mendekatinya, Aldrian, karena dia adalah istriku!"
"Kalau kau masih saja membuatnya menderita, aku tidak akan segan-segan merebutnya darimu, Bima!"
"Kau ...!" Wajah Bima memerah menahan amarah.
"Kenapa? Bukankah kau tidak mencintainya?"
"Kalau kau tidak bisa memenuhi keinginan ibumu untuk menjaganya, biarkan aku saja yang menjaga Renata."
"Gadis itu berhak bahagia, Bima. Aku akan memberikan padanya kebahagiaan yang diinginkan oleh semua perempuan di dunia ini. Bahkan jika dia mau, aku akan memberikan seluruh duniaku padanya."
"Brengsek!" Sebuah pukulan melayang pada wajah tampan Aldrian. Bima dengan penuh amarah meninju laki-laki di hadapannya itu.
Sementara dari balik mobil Aldrian, Renata mengepalkan kedua tangannya dengan rahang mengeras.
"Brengsek!"
Ternyata semua laki-laki sama saja. Sial!
Bersambung ....