NovelToon NovelToon
Oh My God, Aku Punya Harem

Oh My God, Aku Punya Harem

Status: sedang berlangsung
Genre:Zombie / Sistem
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: samsuryati

lili ada gadis lugu yang Bahkan tidak pernah punya pacar. tapi bagaimana Ketika tiba di hari kiamat dia mendapatkan sebuah sistem yang membuatnya gila.

bukan sistem untuk mengumpulkan bahan atau sebuah ruang angkasa tapi sistem untuk mengumpulkan para pria.

ajaibnya setiap kali ke pria yang bergabung, apa yang di makan atau menghancurkan sesuatu, barang itu akan langsung dilipatgandakan di dalam ruangan khusus.

Lily sang gadis lugu tiba-tiba menjadi sosok yang penting disebut tempat perlindungan.

tapi pertanyaannya Apakah lili sanggup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29

Teriakan, derap langkah berat, dan suara letusan senjata kembali menggema. Aroma mesiu dan daging busuk bercampur dalam udara pengap supermarket itu. Mayat-mayat zombie bertumpuk, namun jumlah mereka tak berkurang. Mereka terus datang, seperti arus banjir yang tak kenal lelah.

seperti itu lah kondisinya, tapi ada hal lain yang sangat kontras di sini.

Kenyataan nya Lili masih dalam posisi berjongkok di sudut ruangan, lengkap dengan sarung tangan plastiknya yang penuh darah hitam, beberapa darah sudah mulai mengering. Beberapa butir kristal berkilau ia letakkan dengan hati-hati dalam wadah logam kecil,semuanya memiliki nuasa bening yang indah dengan beberapa warna berbeda seperti batu permata langka yang tak ternoda.

Ukuran mereka juga seperti nya agak unik.

Mata lili berbinar terang sekali, dia seolah-olah sudah menemukan harta karun dari dunia yang sudah hancur.

Namun kilatan cahaya itu tiba-tiba memudar di matanya ketika terdengar dentuman keras di belakangnya.

Dia menoleh.

“Real...?”

Kapten Real terguncang ke belakang, tubuhnya hampir jatuh akibat cakar zombie yang berhasil menembus celah pertahanannya. Tameng energinya goyah, dan luka di bahunya mulai mengucurkan darah.

luka ini bukan di akibatkan dari cakaran zombi tapi lebih seperti luka dalam karena kehabisan tenaga.Beberapa goresan dari jatuhnya tadi membuat kesalahan fatal.

Ketika Lili melihatnya, itu karena real lengah dan ada satu zombie yang sedekat sepuluh inci saja dari real.

Segera seorang prajurit militer menerjang dan menahan zombie itu sebelum sempat menerkam Real sepenuhnya.

"Kapten...

"Minggir lah...

seb..

Begitu prajurit menarik tangannya,real langsung menebas dengan kemampuan yang tersisa.Kepala zombie langsung jatuh ketanah begitu juga dengan tubuhnya beberapa detik kemudian.

Jantung Lili mencelus.

Untuk pertama kalinya sejak pertempuran ini dimulai, matanya menjauh dari kristal-kristal di tangannya. Seolah dunia kembali menjelma menjadi tempat yang keras dan brutal, bukan sekadar arena berburu batu indah.

“Aku... terlena,” gumamnya pelan, hampir tak percaya.

Tangan kirinya masih memegang pisau bedah, tangan kanan menggenggam satu kristal yang belum sempat ia simpan. Tapi kini matanya kembali penuh kesadaran. Ia melompat berdiri, menginjak mayat zombie di bawah kakinya, dan menyusup ke sisi Real.

“Real, kau baik-baik saja?” serunya, wajahnya lebih tegang dari biasanya.

Real menyeka darah di pelipisnya, matanya tetap menatap ke depan. “Kau baru sadar, huh? Dunia ini belum berubah jadi ladang emas, Lili. Masih neraka yang sama.”

Lili mengangguk, napasnya cepat. “Maaf, aku terlalu fokus.”

Real menoleh padanya dengan satu senyum miring, meski wajahnya pucat. “Kau ahli di bidangmu. Tapi jangan lupakan satu hal... tanpa kami bertahan di garis depan, kristal-kristal itu cuma sampah di tumpukan daging busuk.”

Lili menggenggam pisau lebih erat.Memang dia salah, Lili tidak seharusnya terlena dan lupa akan situasi “Aku mengerti real .”

"Bagus...

Real tidak punya waktu untuk berbicara,dia langsung memusatkan pertarungan nya dengan zombie.

Kembali ada suara tembakan dan ledakan kembali memenuhi udara.Kali ini Lili masuk ke dalam arena.

Dia tidak bisa membunuh banyak tapi beberapa zombie lemah masih jatuh ke tangan nya.

Ini memberi kan real waktu untuk bernafas.

karena staminanya telah mengalami peningkatan,real dengan cepat bisa mengumpulkan tenaga lagi.

Tapi ada beberapa menit sebelum staminanya pulih jadi senjata api nya terus berderak.

Pada saat yang bersamaan,ada selembar api biru yang menyala.

Di tengah kobaran api biru Tang Mian yang melahap puluhan zombie sekaligus.Kelompok kingdom langsung mengambil alih tanpa sadar.

Jumlah Zombie berkurang banyak karena kelompok ini.

Dengan kehadiran mereka, real bisa menumbuhkan kemampuan nya kembali.Segera suara petir dariReal yang menyambar gerombolan yang datang seperti gelombang air pasang, saat itu Lili sudah kembali ke barisan awal.

Namun kali ini bukan untuk sekadar mencari kristal.

Dia ikut bertarung.

Menyayat leher zombie yang mendekat dengan presisi, menusuk tengkorak dengan ketepatan mengerikan. Walau tubuhnya tak sekuat lainnya, ketenangan dan kecepatannya adalah senjata tajam tersendiri.

Pengalaman adalah guru yang terbaik.

Ia tak akan lagi membiarkan Real atau siapa pun terluka karena kelengahannya sendiri.

" kapten Tang, gunakan api mu untuk memblokir jalan masuknya..

Tang mian cepat tanggap.Menyebarkan kemampuan akan lebih menguras energi, jadi dia setuju.

Ambil saja sedikit energi untuk memblokir jalan masuknya , bentuk seperti tali yang tidak lebih besar dari jempol mu.

Meskipun hanya seperti ini tapi setiap kali ada zombie lain yang ingin masuk ke arena, mereka akan langsung mencicipi api biru seperti warna kompor gas di era modern.

Bagian yang terkena langsung hangus terbakar.

Duar... ledakan.

Suara ledakan mengguncang lantai dua supermarket.

Api menyembur dari tangan Tang Mian, membentuk jalur membara yang memotong barisan zombie seperti sabit surgawi. Setiap makhluk busuk yang menginjak jejak api birunya langsung menjerit dan meleleh menjadi tumpukan abu hitam berbau menyengat.

"Terobos! Jangan berhenti!" teriak Tang Mian, tubuhnya dilumuri percikan darah dan abu terbakar.

Di sisi lain, Real melompat ke depan dengan gerakan cepat, kedua tangannya meluncurkan semburan petir yang menjalar dari tubuh satu zombie ke zombie lain. Listrik menghanguskan organ dalam, membakar mata busuk mereka menjadi bubur, dan membuat tubuh-tubuh mengerikan itu kejang lalu jatuh.

Sementara itu, para prajurit militer menembak dari berbagai sudut, membentuk setengah lingkaran yang mendukung taktik api Tang Mian. Peluru-peluru tajam menembus tengkorak dengan suara "retak! yang keras, menyemburkan cairan hitam kental bercampur gumpalan otak busuk ke dinding, lantai, dan tubuh rekan mereka sendiri. Darah zombie begitu pekat dan asam hingga melelehkan lapisan permukaan logam di tempat-tempat tertentu. Udara menjadi panas dan bau menyengat, seperti daging dibakar di atas sampah yang membusuk.

Tapi ketika semua orang berkerja sama,ada juga yang lengah.

"Awas kanan!" teriak salah satu prajurit, mendorong Evan Qi mundur dari serangan mendadak zombie gemuk dengan tubuh penuh nanah. Seketika makhluk itu meledak dihantam peluru api, cairan busuk dan lengket memercik ke dinding menghiasi tempat itu seperti lukisan neraka.

Evan Qi menelan ludah,ini sudah kesekian kalinya dia di selamatkan.

"Sial..aku selemah itu?"

Bahkan Lili saja tidak terexpos seperti dia.

Di sisi lain Tang Mian meluncur di antara mayat-mayat zombie yang separuh terbakar. Api birunya menjalar seperti lidah iblis, mengejar sisa-sisa zombie yang mencoba melarikan diri. Beberapa makhluk itu mencoba memanjat rak-rak tinggi, namun Real mengayunkan petirnya, membakar mereka dalam posisi tergantung.

Pertempuran terus berlangsung. Mereka bertarung dalam formasi, lalu terpisah, lalu bersatu lagi. Masing-masing tim saling menutup celah, saling membunuh dalam irama nyaris seperti simfoni maut. Suara senapan, ledakan, jeritan zombie, dan raungan api bercampur menjadi satu.

Lili, yang kini tak lagi hanya mengumpulkan kristal, telah berubah menjadi bagian dari pertempuran. Dengan pisau di tangan dan tatapan dingin, ia menusuk tengkorak dengan presisi, seolah sedang membedah pasien di ruang operasi.

Satu jam berlalu, atau mungkin lebih. Napas mereka tersengal. Suara peluru semakin jarang, api mulai mereda, dan petir pun tak lagi menyambar.

Dan akhirnya—hening.

Tubuh zombie bertumpuk sampai setinggi dada. Lantai supermarket berubah menjadi kolam darah hitam dan abu. Bau amis, asam, dan daging terbakar membuat siapa pun yang menghirupnya merasa akan muntah. Dinding penuh dengan percikan darah kental, beberapa bagian bahkan lengket karena campuran nanah dan cairan otak. Udara panas, pengap, dan menjijikkan.

Dari ribuan zombie, hanya ratusan yang tersisa sebelum akhirnya tergeletak tanpa nyawa.

Akhirnya...

Tim militer dan Kingdom berdiri diam, terengah-engah.

Beberapa prajurit jatuh terduduk, mencengkeram dada dan menatap langit-langit seperti baru bangkit dari neraka. Yang lainnya hanya berdiri kaku, terlalu lelah untuk bicara.

Tang Mian menghapus darah di wajahnya dengan punggung tangan yang juga kotor. "Selesai..." gumamnya pelan.

tang mian ingin tertawa, sebenarnya menghabiskan zombie sebanyak ini, tidak terlalu merepotkan.Tapi dia juga kehilangan lima anggota nya,ini cukup merugikan sih tapi lumayan lah mengingat jumlah zombie yang ada.

Real berdiri di sampingnya, tubuhnya dipenuhi luka kecil dan gosong. Ia menatap lantai penuh mayat, lalu menoleh pada Tang Mian. "Kita selamat... terima kasih atas kerjasamanya"

"Oh jangan lupa, inti kristal itu harus di bagi sama rata"

"Inti kristal?"

Tang mian terkekeh-kekeh," jangan pikir aku bodoh,aku melihat lili mengambilnya tadi.Jika tidak salah, barang ini akan jadi mata uang nanti"

Real pikir juga begitu, tapi dia tahu dan tidak serakah " kita punya cukup inti kristal , jangan khawatir.”

Keduanya segera berkompromi.

Setelah istirahat, semua orang bekerja lagi.Kali ini untuk inti kristal.

Lili menunduk, mengumpulkan satu per satu kristal dari tengkorak yang retak. Kali ini, ia melakukannya sambil menghela napas panjang. Kini, ia tahu harga dari setiap batu kecil itu.

Harga yang dibayar dengan darah, api... dan bau kematian yang tak akan pernah hilang dari ingatan mereka.

Pertempuran telah usai, namun debu dan bau busuk yang tertinggal masih menggantung di udara. Mayat zombie menumpuk di segala sudut, menghitam dan meleleh perlahan seperti lilin tua yang dibiarkan terbakar terlalu lama.

Lili menarik napas dalam-dalam, lalu mendekat ke arah Real yang berdiri . Wajahnya tetap tenang, meski keringat dan darah menodai seragam tempurnya.

Tanpa berkata apa-apa, Lili menyentuhkan tangannya ke lengan Real, lalu bersandar perlahan di bahunya. Gerakannya lembut, nyaris tak terdengar, seolah dunia di sekeliling mereka tak lagi penting.

“Kau baik-baik saja?” bisiknya, suaranya pelan, seakan hanya ingin didengar oleh Real saja.

Real menoleh sedikit, tak langsung menjawab. Namun matanya, yang tadi tajam dan serius saat bertarung, kini terlihat sedikit melembut. “Tidak separah kelihatannya. Hanya tergores... kau sendiri?”

Lili mengangguk, lalu tersenyum tipis. “Aku terlalu lama menatap kristal itu... hampir lupa dunia masih bisa menyakitkan.”

"Hem yakinlah, semua nya akan baik baik saja" ujar real menepuk pundak lili.

Lili patuh tanpa suara,dia jelas lelah secara fisik dan secara mental.

Yang tidak di sadari oleh keduanya,dari kejauhan, Evan Qi berdiri kaku.

Matanya tertuju pada kedekatan dua orang , dadanya sesak oleh rasa yang sulit dijelaskan. Bukan karena cinta, mungkin, tapi karena rasa terpinggirkan yang semakin nyata. Ia hanya berdiri diam, berusaha berpura-pura sibuk membersihkan pisaunya dari darah zombie, meski matanya tak lepas dari punggung Lili.

Namun tatapan lain menghantam dirinya jauh lebih keras,Tatapan Tang Mian.

Kapten Tim Kingdom itu berdiri dengan tubuh penuh luka tempur, tapi sorot matanya tajam menembus seperti pisau. Dia tak bicara, tapi cukup jelas kemarahan yang muncul di matanya saat menatap Evan... dan Lili yang berdiri tak jauh darinya.

Lili adalah Salah satu gadis kampus yang selalu diam-diam mengikuti Evan seperti bayangan.

Kenapa tang mian tidak kenal dengan Lili.Sungguh menyebalkan,dia sudah sejauh ini tapi Evan masih harus melihat gadis lain.

Dasar sial.

Evan tersentak saat menyadari pandangan dingin dari tang mian . Ia menunduk cepat, wajahnya memanas karena malu. Dia tidak melakukan apa-apa,memang tidak. Tapi entah kenapa, perasaan bersalah menelannya dalam diam.

Tang Mian mendengus pelan dan berjalan pergi, meninggalkan Evan dalam kesunyian yang aneh.

Evan mengepalkan tangan. "Sial..." gumamnya lirih, lalu menatap Lili dan Real lagi—masih dalam posisi yang sama. Meski tak ada yang salah secara resmi, rasa cemburu itu seperti bara kecil yang tumbuh dalam diam. Dan ia tahu... suatu saat, bara itu bisa jadi api.

1
Afriatus Sadiyah
ceritaanya bagus..👍👍 autornya semangat...💪💪
samsuryati
ok
yanthi
niat hati tuh pingin Tek kumpulin banyak biar bisa maraton, tp keppo, JD g bisa
thor Doble up ya /Grin/
Rani Muthiawadi
kocak bgt
Rani Muthiawadi
cepet lili cari pasangan
Rani Muthiawadi
hhhhh
Rani Muthiawadi
,hadir
Rani Muthiawadi
ya woy
Rani Muthiawadi
ikut deg" an
Rahmat Rahmat
tegang
Rani Muthiawadi
tetap semangat thor
Rani Muthiawadi
semangat thor
yanthi
Tek tunggu Doble nya ya thor
samsuryati: oke tapi nggak sekarang ya say.
total 1 replies
yanthi
bisa jadi rekomendasi ini cerita
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Dewiendahsetiowati: ok deh
samsuryati: makasih tetep dukung aku ya paling tidak komen terus dan beri ide berharga dalam novel ini ,yang kita bentuk bersama-sama.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!