Last Punishment : DEATH

Semenjak Rasika menjadi istri Abimanyu, dia selalu mendapatkan perlakuan yang baik. Abimanyu sangat menjaganya dan mengurus semua keperluan Rasika. Abimanyu bahkan tidak mempermasalahkan kalau dia harus mengerjakan tugas kelompok di luar rumah. Ibu Abimanyu bahkan selalu memberikan perhatian layaknya seorang ibu pada putrinya. Ayah dan paman Abimanyu juga begitu baik pada Rasika. Bahkan mereka sering bergantian membantu tugas kuliah Rasika. Suatu hari, tetangga mereka membicarakan Rasika yang dinilai tidak bertanggung jawab sebagai istri.

“Nyonya Chetna. Apa kau tidak takut, kalau menantu mu itu membawa bala buruk dalam keluargamu karena tidak menjalankan tugasnya sebagai istri, “

“Menurut kalian apa tugas seorang istri di rumah?”

“Melayani suami, membantu mertua, membersihkan rumah, dan mengurus anak. Dengan begitu keberkahan akan datang di keluarga kita. Suami semakin lancar, dan anak-anak kita menjadi sukses, “

“Lalu kenapa sampai sekarang keluargamu melarat?” Ketus Chetna membela menantunya itu. Mendengar itu, Rasika terkejut dan sedikit merasa takut. “Tenanglah. Ibu mertua mu itu benar. Tidak usah takut, “ bisik Gayatri.

Setelah di balas oleh Chetna, tetangga itu langsung pergi karena merasa dipermalukan. Chetna yang kesal menghampiri Gayatri dan Rasika yang sedang duduk di halaman depan rumah sambil mengupas beberapa bahan dapur untuk stok sayur di rumah.

“Rasika, jika kau bertemu dengan tetangga yang mempermasalahkan gaya hidup dan jalan mu, abaikan saja mereka, “ ucap Chetna menasihati Rasika. Mendengar itu Rasika tersenyum dan lanjut membantu Chetna serta Gayatri.

Keesokan harinya di kampus, Rasika sedang duduk makan di kantin kampus bersama sahabatnya bernama Gita. Terlihat Rasika sedang fokus menonton tutorial masak di ponselnya.

“Ternyata benar ya, kalau sudah jadi seorang istri kita harus pintar masak, “ ucap Gita sambil membersihkan sendok makannya.

“Tidak harus Gita. Masak itu bisa dikerjakan bersama, tidak harus seorang istri saja masak, “

“Lalu kenapa kau tiba-tiba sekali ingin memasak? Bukankah kau bilang keluarganya pak Abimanyu tidak mengharuskan kamu untuk masak, “

“Gita. Setelah kamu menikah, dan menemukan keluarga baru seperti keluarga ku yang sekarang, kau akan mengerti, “ ucap Rasika sembari mengingat kembali perbincangan Abimanyu dan ayahnya Thapar malam itu.

“Abi. Maaf ayah mempertanyakan ini, kenapa kau tidak meminta Rasika belajar memasak?”

“Ayolah ayah. Kenapa tiba-tiba ayah berpikiran seperti orang tua jaman dulu, “

“Abi, maksud ayah di sini, agar Rasika terbiasa. Walaupun hanya sekedar mengadon paratha, “

“Ayah hanya ingin menikmati masakan menantu ayah, itu saja, “ sambung Thapar.

“Ayah tau, sebenarnya Abi juga ingin merasakan masakan Rasika. Jangankan masakan, Abi saja ingin sekali merasakan meminum teh hangat buatannya, “

“Tapi lupakan itu ayah. Untuk sekarang biarkan Rasika fokus pada kuliahnya dulu, “ sambung Abimanyu. Mendengar percakapan antara Abimanyu dengan ayahnya, Rasika berpikiran untuk mulai belajar masak dari sekarang.

...***...

Malam harinya, Abimanyu baru pulang kerja. Dia melihat ibunya dan juga bibinya sedang menyiapkan makan malam. Namun di sini Abimanyu justru bingung melihat Rasika tidak ada di dapur membantu ibunya dan bibinya menyiapkan makan malam. Abimanyu tau Rasika tidak bisa memasak, setidaknya sesekali turun ke dapur membantu ibunya menyiapkan piring dan sayur ke meja makan. Abimanyu langsung naik ke kamarnya untuk meminta Rasika turun sebentar. Namun saat berada di depan pintu, Abimanyu melihat Rasika tidur dengan menggunakan pakaian yang sama saat berangkat kuliah. Abimanyu menduga kalau sepulang dari kampus, Rasika tertidur sampai malam. Baru saja Abimanyu ingin masuk, namun ibunya menahan langkahnya.

“Jangan bangunkan dia!” perintah Chetna.

“Tapi bu, seharusnya dia ikut bantu kalian walau hanya sedikit saja, “

“Dia tidur karena kewalahan belajar memasak dari pulang kampus sampai menjelang petang, “

“Ma─maksud ibu?”

Chetna lalu menceritakan kejadian tadi siang. 20 menit sebelum Rasika pulang, seorang kurir mengantarkan banyak sekali bahan dapur dan juga sayur mayur segar. Chetna menanyakan asal muasal semua pesanan itu, rupanya itu dari Rasika yang dia beli menggunakan uang tabungannya. Tak berselang lama, Abimanyu tiba mengantarkan Rasika pulang. Abimanyu tidak singgah sebentar, dia hanya menyapa ibunya lalu kembali ke kantor.

“Rasika, ibu mau bertanya, “

“Iya ibu?”

“Kenapa kau membeli semua sayuran ini nak? Bukankah sayur di rumah masih banyak?”

“Ibu. Rasika mau belajar memasak, agar bisa memasak masakan yang disukai seluruh anggota keluarga. Seperti masakan ibu, “

“Nak. Kau sempat emangnya memasak? Kau baru pulang kuliah, apa kau tidak capek?”

“Ayolah kakak ipar. Biarkan menantu kita belajar masak sejak saat ini, aku ingin sekali menikmati masakan menantu kita, “ sahut Gayatri.

“Dia menantu ku, “

“Biarkan dia menjadi menantu ku juga, Abimanyu juga sudah seperti putra ku, “

“Ibu mertua, bibi. Aku adalah menantu kalian, “

“Manis sekali. Baiklah, kita akan mengajarimu memasak hari ini. Kita ajari kau memasak masakan yang sangat enak, “

“Kakak benar. Buat suamimu itu lupa dengan nikmatnya masakan di luar, “ ucap Gayatri menggoda Rasika. Untuk pertama kalinya Rasika tersenyum bahagia seperti ini. Gayatri meminta Rasika untuk meletakkan tas dan buku-bukunya terlebih dahulu. Setelahnya mereka mulai mengajari Rasika memasak. Nampak keseruan antara mereka bertiga, yang memasak dengan bercampur sedikit candaan. Bahkan saat mengadon paratha, Gayatri dan Rasika harus perang tepung saling coret mencoret satu sama lain. Kehebohan mereka sampai di rekam oleh Karan, suami Gayatri. Bahkan dalam rekaman itu, terlihat Rasika begitu akrab dengan keluarga Abimanyu. Terlihat keceriaan yang selama ini tidak pernah terlihat di wajah Rasika.

“Kenapa kau ingin memasak nak?” Tanya Karan.

“Tidak apa-apa paman, aku hanya ingin memasak, “

"Dasar anak muda. Kau ingin menyenangkan suami mu kan?” Ejek Karan. Mendengar itu, Rasika tersipu malu dan langsung memeluk Chetna. Terlihat dari video rekaman itu juga, seluruh anggota keluarga menertawakan Rasika yang nampak malu-malu. Abimanyu setelah mendengar cerita dari ibunya, dan melihat rekaman itu langsung tersenyum.

“Jangan bangunkan dia ya nak, istrimu sudah sangat lelah hari ini. Kau ganti pakaianmu lalu turunlah, kita makan ber─”

“Tidak ibu. Rasika memasakkannya untukku, dan aku akan memakannya bersamanya, “

“Tapi dia sedang tidur nak, “

“Aku akan menunggunya bangun, “ ucap Abimanyu dengan senyum manisnya. Chetna pun turun meninggalkan Abimanyu. Sementara itu Abimanyu masuk ke kamar, dan perlahan mendekati Rasika yang sudah tertidur pulas. Abimanyu menatap lama wajah Rasika yang tertidur dengan wajah polos nan cantik rupawan. Sekilas Abimanyu terfokus pada ponsel Rasika yang masih menyala. Abimanyu mengambilnya guna memastikan ponsel itu, tapi perhatian Abimanyu teralihkan setelah melihat pesan singkat dari Rasika untuk dirinya yang belum di kirim.

“Kapan kau pulang? Aku sudah memasakkan mu makan malam. Cepatlah pulang, aku menunggumu, “ ucap Rasika lewat pesan tersebut. Selain itu, Abimanyu terfokus pada nama kontak dirinya di ponsel Rasika.

“Myhusband” begitulah nama kontak Abimanyu yang ditulis oleh Rasika. Melihat itu, Abimanyu jadi salah tingkah sendiri. Dia tidak bisa mengontrol diri bahkan ingin sekali memeluk Rasika. Namun niatnya di urungkan karena dia takut Rasika terbangun dan memarahinya.