Misteri Kematian Para Wanita Hamil

Rombongan besar para warga datang untuk menjenguk istri nya Jhon yang saat ini ada di ruang icu setelah di operasi akibat rahim nya yang rusak, terpaksa rahim Ratih di angkat karena bila tidak maka akan jadi infeksi yang membahayakan nyawa. Jhon cuma pasrah saja karena memang itu yang terbaik, dari pada istri nya tidak selamat.

"Jadi sekarang Ratih nya belum sadar, Jhon?" tanya Pak Lurah.

"Belum, Pak! tolong doa kan agar istri saja sehat dan baik baik saja ya." pinta Jhon memelas.

"Mudah mudahan sebentar lagi Ratih akan bangun, kamu banyak berdoa sama Allah." Pak Lurah menepuk pundak Jhon.

"Yang sabar ya, semoga Ratih akan bangun sebentar lagi." Tamrin juga ikut sedih melihat Jhon.

Siapa yang tidak sedih mengalami nasib begini, anak mati di makan entah apa dan sama sekali tidak tau bentuk anak nya bagai mana, di tambah kemudian sang istri yang sekarat karena mengalami luka serius di tubuh bawah. Jhon merasa dunia berhenti berputar dan menimpa kepala nya, sungguh ia merasa amat bersalah.

Ratna juga ada di sana dan menangis pilu melihat keadaan sang adik, selain sedih dia juga bertanya tanya tentang apa yang dia lihat tadi malam di rumah Jhon dan Ratih. ini dia sedang menunggu Purnama, ia ingin bercerita agar Purnama bisa mencari tau siapa pelaku yang sudah membuat keributan besar di desa ini.

"Aku kok merasa ada seseorang yang sedang menuntut ilmu sehingga butuh memakan janin." tebak Umar.

"Jangan bicara begitu, nanti timbul nya malah jadi fitnah." sela Pak Lurah.

"Tapi yang di bilang Umar memang masuk akal, Pak! siapa tau saja memang ada yang sedang menuntut ilmu sehingga membutuhkan janin untuk menyempurnakan nya." Eko pun ikut setuju.

"Omongan yang begini nanti nya akan saling lempar sana sini, yang tidak salah pun kena tuduh!" kesal Pak Lurah karena mereka ngeyel soal orang yang menuntut ilmu.

"Assalamualaikum!" Zidan dan istri nya datang dengan mobil sendiri.

"Walaikum sallam." semua menjawab salam serentak.

Ratna yang melihat Purnama datang jadi semangat, rasa nya sudah tidak sabar mau cetita soal kejadian aneh yang dia lihat di rumah Ratih dan Jhon. kalau berurusan dengan setan maka sudah pasti Purnama jago nya, oleh sebab itu banyak yang minta tolong.

Walau pun kadang memang agak lama baru terungkap, sebab memang membutuhkan waktu untuk mengusut masalah demi masalah. itu pun kadang masalah nya malah melebar kemana mana, apa lagi yang minta tolong adalah tipe orang yang tidak sabaran sehingga dapat di pastikan bakal ada serang satu sama lain masalah di ucapan tentu nya.

"Mbak Pur, tolong selidiki lah masalah yang sudah terjadi pada istriku! malam itu aku mengalami hal yang tidak biasa, ada yang menyerupai Ratna saat aku mau pergi memanggil Bidan." Jhon mendekati Purnama.

"Duduk lah, cerita kan dengan tenang." suruh Purnama pelan.

"Kan tadi malam banjir sehingga aku tidak bisa membawa Ratih sehingga bidan nya yang harus ku panggil, tapi baru mau keluar aku melihat Mbak Ratna datang dan dia masuk kedalam rumah. tapi di jalan aku malah ketemu dia!" cerita Jhon.

"Mbak memang tidak kerumah Jhon?" tanya Purnama memastikan dulu agar lebih jelas.

"Tentu saja tidak, aku keluar karena melihat dia lari lari dan ku panggil." jelas Ratna pula.

"Kami akhir nya pulang kerumah dan aku melihat Ratih sudah pendarahan serta bayi kami tidak ada lagi." Jhon lemas sekali.

"Sebelum masuk kedalam rumah, aku melihat mahluk hitam besar tinggi di bawah pohon rambutan! dia juga melihat ku sambil tersenyum, menampakan gigi nya yang runcing hitam." Rayna merinding lagi mengingat nya.

"Nah kan sama, itu sama dengan yang ku lihat!" seru Eko.

Purnama berpikir keras untuk mencari tau ini sebenarnya mahluk apa, apa yang warna hitam dan besar tapi makan bayi pula, itu jelas bukan genderuwo. selama ini genderuwo memang menculik anak anak, tapi bukan untuk di makan begini dan bukan bayi pula yang di ambil nya.

"Apa dia punya payudara besar?" tanya Purnama karena kepikiran wewe gombel.

"Tidak, dia laki laki!" Ratna menjawab cepat.

"Udah asli ini, memang sama dengan yang ku lihat malam kemarin!" Eko yakin sekali.

"Apa yang bentuk nya hitam besar tapi makan bayi, Mbak Pur?" tanya Pak Lurah hati hati.

"Aku juga belum tau itu jenis apa, kalau genderuwo tidak makan bayi." jawab Purnama kebingungan.

"Memang kita tidak pernah dengar yang nama nya genderuwo makan bayi, mana di ambil pula dari dalam rahim." Pak Lurah berucap pelan.

Kini semua bingung dan Purnama yang dedengkot nya iblis saja sampai tidak tau juga, maka dapat di pastikan ini iblis jenis baru yang belum seberapa terkenal sehingga banyak yang tidak tau dengan dia. iblis baru tapi sudah membuat ulah begini, maka dapat di pastikan kekuatan nya juga besar.

"Nanti saat Ratih bangun dia bisa menjelaskan lebih jelas, sebab dia pasti melihat bentuk nya." ucap Purnama.

"Waktu aku masuk kedalam, di sana ada sisa plasenta juga." tambah Ratna.

"Ih Ya Allah, di makan semua berarti dengan dia! bagai mana perasaan Ratih saat itu." Kinan berseru merinding.

"Iya ya, sudah lah kesakitan dan juga di tambah takut melihat bentuk iblis itu." Bu Lurah juga setuju.

Semua memang jadi iba dengan Ratih yang mengalami nasib buruk di hidup nya, entah bagai mana nanti reaksi dia saat bangun karena ini menjadi pukulan yang sangat berat untuk seorang Ibu. anak di makan di depan mata, menahan rasa sakit pada tubuh dan sekarang juga tidak punya rahim lagi karena harus di angkat oleh dokter agar tidak infeksi.

Semua wanita pasti tidak akan sanggup menerima cobaan yang sangat berat ini, namun mau bagai mana lagi karena memang sudah nasib nya demikian sehingga mau tak mau ya di terima. walau pun menerima nya juga harus setengah mati, trauma nya itu yang pasti akan sangat lama baru bisa sembuh.

"Pakai jubah nya itu hitam dan ada robekan di kepala, mata nya merah pekat." Ratna mengingat wujud dia.

"Sampean melihat rupa nya ya, Mbak?" tanya Eko karena dia tidak bisa melihat wajah saat itu.

"Melihat, maka nya aku bisa tau kalau dia tersenyum dengan mulut penuh darah." angguk Ratna.

Purnama menarik nafas berat karena ini tugas nya cukup rumit untuk di pecahkan, mau di selidiki dari mana lagi, tadi malam memang rumah Jhon kelewatan karena dia tidak tau atau bisa di bilang kurang kenal dengan Jhon.

Selamat siang besy, ngantuk ini kalau udah jam segini dan enak nya ya molor dah. Jangan lupa like dan comen nya, othor mau ajukan kontrak nih.