Pergolakan bathin , antara dendam dan kebenaran seorang anak manusia di masa itu.
Dengan segala kelemahan nya yg membuat diri nya terasa begitu di rendahkan oleh orang sekelilingnya.
Bahkan tanpa kemampuan apa pun , ia amat begitu menderita.
Hingga pada waktu nya , diri nya menemukan keberuntungan yg tidak terhingga,.
Apa yg selanjut nya terjadi ,,..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakaria Faizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#1 Sebuah rahasia.
Aneh!
Itulah yg ada di dalam hati Danurwedha, bocah berusia empat belas tahun ini memang merasa aneh dengan sikap dari pemimpin gerombolan alap-alap hitam yg tiba-tiba saja ngacir meninggalkan tempat tersebut tanpa menoleh lagi.
Bahkan putra dari Nyi Sumi ini masih sempat mendengar teriakan dari Ki Surojiwo yg memerintahkan seluruh anak buah nya untuk segera meninggalkan tempat tersebut.
Tanpa banyak bicara lagi Ki Surojiwo langsung menggebrak kuda tunggangan nya meninggalkan kademangan Prambanan bersama semua anak buah nya.
Memang, baik Tobar maupun Ragil sempat juga bertanya-tanya di dalam hati nya akan perihal dari sikap pemimpin nya ini yg tiba-tiba saja menarik diri dari medan pertempuran , padahal sebenar nya mereka masih dalam keadaan yg cukup baik, bahkan sudah banyak juga pengawal kademangan yg menjadi korban dari senjata mereka.
Tetapi tidak menunggu lama , semua gerombolan alap-alap hitam berlompatan ke atas punggung kuda nya dan ikut meninggalkan tempat itu.
Keadaan menjadi sepi dari hiruk pikuk pertarungan yg tadi sempat berlangsung cukup lama.
Adalah Danurwedha lah yg sempat bingung, di pandangi nya senjata yg ada di tangan nya ini sambil berujar,
Hanya dengan sebuah batang lompong , Ki Surojiwo menjadi sangat ketakutan !
Aneh, hal ini harus ku tanyakan kepada guru, berkata lagi ia di dalam hati nya.
Bocah remaja ini pun memasuk kan batang lompong tersebut ke balik baju nya.
Ia pun meminta ke beberapa orang pengawal kademangan untuk membantu mengangkat tubuh dari Ki Jagabaya ini.
Orang tua Parta itu masih dalam keadaan pingsan, sehingga oleh empat orang pengawal kademangan tubuh nya di gotong masuk ke dalam rumah Ki Demang.
Sedangkan Parta yg pada saat bersamaan telah pulih sedia kala , sangat terkejut melihat keadaan orang tua nya ini.
Bapak !
Parta berteriak agak keras menyebut nama orang tua nya itu, di lihat nya bapak nya itu masih dalam keadaan pingsan dan di baringkan di ruang tengah dari rumah Ki Demang ini, bersama dengan beberapa orang yg menjadi korban akibat serangan gerombolan dari si Alap-alap hitam tersebut.
Ki Demang dan juga lima orang prajurit Pajang yg ikut dalam pertarungan tadi turut pula masuk ke dalam ruangan tersebut guna melihat Ki Jagabaya.
Tidak terlalu lama , Ki Jagabaya pun tersadar dari pingsan dan ia pun sudah bisa untuk duduk.
Sedangkan di pendopo rumah Ki Demang, Rangga Bantasena dan juga Rangga Jumawa masih memperbincangkan mengenai keadaan yg sedang terjadi.
Mereka tidak mengira bahwa Ki Surojiwo akan segera meninggalkan tempat itu dengan sangat tergesa-gesa sekali , padahal ia tadi telah berhasil membuat beberapa orang dari mereka yg terluka , bahkan ki Jagabaya pun berhasil ia buat menjadi pingsan.
" Ini sangat aneh Kakang !, padahal aku tadi melihat sendiri ia telah berhasil melakukan serangan terhadap Ki Jagabaya hingga mambuat nya terlempar cukup jauh, bahkan dengan satu gerakan yg sangat ringan ia langsung menyusul tubuh Ki Jagabaya itu, tetapi sesudah nya mengapa ia malah lari terbirit-birit seperti sedang melihat hantu saja?!" ungkap Rangga Jumawa.
Salah seorang perwira Pajang ini pun sudah merasakan kesaktian dari pimpinan alap-alap.hitam tersebut, senjata tombak andalan nya tidak berhasil menembus kulit orang itu.
" Entah lah adi Jumawa, seperti nya ada sesuatu yg telah terjadi sehingga membuat nya harus meninggalkan tempat ini " balas Rangga Bantasena.
" Tetapi apa, aku sendiri pun tidak tahu !" kata.nya lagi.
Memang mereka tengah berpikir keras dengan apa yg telah terjadi, padahal gerombolan itu masih dalam keadaan unggul saat melawan para pengawal kademangan yg di bantu oleh beberapa prajurit Pajang ini, di tambah lagi kemampuan dari Ki Surojiwo yg sangat sulit untuk di tandingi itu, beberapa kali ajian gelap ngampar nya hampir saja mengalahkan mereka semua nya , beruntung memang Rangga Bantasena mampu mengurangi kekuatan dari ilmu itu , kalau tidak entah apa lah yg akan terjadi di kademangan ini , mungkin akan terjadi banjir darah.
Di saat para pimpinan keprajuritan Pajang ini tengah bingung dengan keadaan yg terjadi, tiba-tiba saja Ki jagabaya turut bergabung di ruang pendopo rumah Ki Demang ini.
" Ki Demang, siapa kah yg telah menyelamatkan ku ?" tanya Ki Jagabaya setelah ia mengambil tempat duduk.
Hahhhh !
Semua orang yg berada di pendopo ini menjadi sangat terkejut mendapati pertanyaan dari pemimpin keamanan dari kademangan Prambanan ini.
Mereka.memang seolah terlupa dengan seorang yg telah berhasil menyelamatkan Ki Jagabaya tersebut.
" Aku tidsk tahu pasti Ki!, adalah para pengawal lah dengan di bantu oleh seorang bocah yg telah membawa mu masuk tadi " jelas Ki Demang.
" Seorang bocah ?" tanya Ki Jagabaya.
" Iya, sebelum nya pun telah membawa putra mu yg hampir sempat jatuh pingsan karena ilmu yg di lepaskan oleh Ki Surojiwo, ia membawa nya lewat pintu dapur " terang Ki Demang.
" Jadi maksud Ki Demang , nak Danur lah yg telah menolong ku, dimana ia sekarang ?" tanya Ki Jagabaya.
Ki Demang mengangkat bahu nya dengan di ikuti oleh gelengan kepala.
" Aku tidak tahu , Ki " jawab Ki Demang.
Ki Jagabaya pun masuk kembali ke dalam.rumah Ki Demang dan mencari anak nya Parta dan seorang teman nya, Danurwedha.
" Apakah kalian tidak melihat anak ku dan teman nya ?" tanya nya kepada beberapa orang pengawal kademangan yg berada di bagian belakang rumah Ki Demang ini.
" Tadi Parta sudah pamitan pulang begitu melihat Ki Jagabaya telah siuman, ia dengan di temani oleh seorang bocah yg telah menolong Ki Jagabaya saat di serang oleh Ki Surojiwo " jelas salah seorang pengawal kademangan yg memang turut membawa masuk Ki Jagabaya di saat pingsan tadi.
Danurwedha!
Ki Jagabaya bergumam.
Ia pun kembali lagi ke ruangan pendopo, disana masih tampak para prajurit Pajang dengan di temani oleh Ki Demang sendiri.
" Bagaimana ?" tanya Ki Demang.
Sesaat ia melihat Ki Jagabaya kembali lagi ke ruangan tersebut.
" Mereka sudah pulang Ki Demang '' sahut Ki Jagabaya.
Kemudian Ki Jagabaya pun menanyakan apa yg sebenar nya telah terjadi, mengapa gerombolan alap-alap hitam itu telah pergi.
" Apa penyebab nya Ki Demang ?" tanya Ki Jagabya yg memang tidak tahu sebab saat itu masih dalam keadaan pingsan.
Ahhh !
Ki Demang pun mendesah agak panjang, ia mulai menceritakan apa sebenar nya telah terjadi.
" Jadi setelah tubuh ku pingsan ,Ki Surojiwo masih memburu ku dan berniat untuk menghabisi ku, begitu maksud Ki Demang ?"
Ki Jagabaya tampak bersungguh-sungguh bertanya kepada orang nomor satu di kademangan Prambanan ini.
" Benar Ki!, namun aneh nya ,sesaat setelah nya ia pun lari ketakutan seperti sedang melihat hantu, apa yg jadi penyebab nya kami semua tidak ada yg tahu, karena tempat nya pun terlalu gelap di tambah lagi kami pun masih harus melayani gerombolan rampok yg lain " terang Ki Demang.
" Maaf Ki Demang, aku memotong pembicaraan mu, apakah tidak mungkin ada hubungan nya dengan bocah yg bersama putra Ki Jagabaya itu, sebab ia lah yg paling dekat dengan tubuh Ki Jagabaya yg tergeletak pingsan itu ?" tanya Rangga Bantasena yg menyela perkataan dari Ki Demang ini.
Hahh !
Keadaan menjadi agak lebih tegang, setelah Rangga Bantasena mengatakan hal tersebut.
" Siapakah bocah itu Ki , ?" tanya Ki Demang kepada Ki jagabaya.
Lalu Ki Jagabaya pun menjelaskan siapa sebenar Danurwedha yg merupakan sahabat karib dari putra nya itu, tidak ada yg ia tinggalkan semua nya di jelaskan secara rinci.
" Jadi ia adalah anak seorang perwira Jipang yg bernama Rangga Wanara ,?" ucap Ki Demang.
" Benar Ki Dsmang " jawab Ki Jagabaya.
Rangga Wanara !
Para prajurit Pajang yg ada di situ pun menjadi saling pandang setelah mendengar asal usul bocah yg bersama putra ki Jagabaya itu.
Kembali mereka larut dengan pikiran nya masing-masing, memang Pajang telah menjadi penguasa atas nama kerajaan Demak dalam perebutan tahta guna menjadi pengganti yg syah dari kesultanan demak itu , Pajang harus melawan Jipang.
Dan sejarah pun berpihak terhadap Pajang , yg mampu menundukkan kadipaten Jipang yg pada saat itu di pimpin oleh Kanjeng Pangeran Haryo Penansang.
Tetapi hingga kini masih banyak juga sisa-sisa prajurit Jipang yg berkeliaran di Pajang ini.
Umum nya mereka masih belum bisa terima dengan keadaan yg telah terjadi , termasuk pula di dalam nya gerombolan rampok asal mentaok yg di pimpin oleh Ki Surojiwo itu.
Jadi pandangan kelima prajurit Pajang ini menilai bahwa , bocah yg masih memiliki darah Jipang itunpun tentu memiliki kemampuan seperti orang tua nya sendiri.
dan pada akhirnya jadi prajurit mataram
nggak sabar juga nunggu kedatangan si alap alap hitam dan ingin tahu bagaimana aksinya