NovelToon NovelToon
Rahim Sewaan

Rahim Sewaan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:4.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nana Hutabarat

Raina harus rela menyewakan rahimnya demi membiayai pengobatan putranya yang menderita gagal ginjal pada seorang konglomerat bernama Adry dan istrinya Nita.
Selidik punya selidik ternyata pria itu adalah ayah dari anaknya. Leon akhirnya diperebutkan oleh Adry dan Raina hingga akhirnya Raina mengalah untuk memberikannya seorang bayi lagi asal Leon tidak diambil Adry.
Menukar seorang anak, demi kehidupan satu anaknya yang lain. Akankah seorang ibu tega melakukannya?

Area dewasa...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Hutabarat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terbawa Arus

Setelah mandikan Leon Adry pergi menemui Dokter sedangkan Raina menyuapi Leon dengan makanan yang Adry bawa tadi. Setelahnya, pria itu kembali ke ruangan Leon.

"Om aku sebenarnya ingin ikut pulang, di sini sepi jika malam," celetuk Leon.

"Sabar, kau sudah mendapatkan donor jantung dan operasinya akan dilaksankan dua hari lagi. Besok kau akan dicek kesehatannya secara keseluruhan sebelum menjalani operasi itu."

Raina membuka mulutnya lebar dan memeluk Leon. "Selamat, Sayang."

Leon hanya terdiam saja tidak merespon ucapan Raina. Raina lalu merenggangkan pelukannya.

"Kenapa?" tanyanya. Bukannya tersenyum mata Leon malah berkaca-kaca.

"Aku takut," kata Leon. "Aku takut jika tak selamat saat sedang operasi, seperti kawanku dulu," Leon mengusap air matanya. "Aku takut jika tidak bisa melihat ibu lagi ketika aku mulai menutup mata."

Raina memeluk erat anaknya. "Kau anak yang kuat, sekuat singa si raja hutan. Ini bukan masalah untukmu. Kau harus percaya jika kita bisa melalui ini bersama."

Adry lalu berdiri di dekat mereka memegang dagu Leon.

"Kau ingin berlari-lari bersama Ibumu kan? Ingin menemaninya hingga Ibumu tua dan tiada?" Leon menganggukkan kepalanya. "Karena itu kau harus mulai berani untuk melangkah maju ke depan, salah satunya kau harus yakin jika bisa melalui operasi ini dengan baik. Hanya ini cara kita meraih impian bersama."

Leon melepaskan pelukannya pada Raina dan bergantian memeluk erat Adry.

"Om, akan menemaniku kan?" tanya Leon.

"Tentu saja aku akan menemani setiap langkah yang kau lakukan," kata Adry parau.

"Ayah tidak ada di sini. Jika dia sayang aku maka dia pasti menemaniku. Sekarang, aku marah padanya. Namun, Om ada di sini, menggantikan ayahku yang tidak pernah mau menemuiku atau sekedar membelikan es krim untukku," ucap Leon. "Terima kasih."

"Aku tidak sebaik itu, Sayang."

"Om sangat baik. Sangat baik. Aku jadi tahu bagaimana rasanya dipeluk oleh pria dewasa yang menyayangiku seperti anaknya. Jika Om punya anak dia pasti akan senang mendapatkan Ayah seperti Om," ujar Leon.

Adry mengusap air matanya yang terlanjur keluar bibirnya bergerak ingin mengatakan bahwa dia ayah Leon namun Raina menggelengkan kepalanya.

"Om, juga senang jika punya anak seperti dirimu?" ucap Adry gemetar seraya memejamkan matanya, sakit. Anaknya dalam pelukannya namun dia tidak jujur padanya. Semua karena perjanjian breng... sek itu.

"Om, bolehkah jika nanti operasiku berjalan baik dan aku tidak mati ...."

"Hush, jangan bicara soal mati!" ucap Raina.

"Jika aku sadar nanti, aku ingin memanggil Om dengan sebutan Ayah?"

"Itu keinginan Om dari awal kan?" Adry mengusap pipi Leon yang basah dengan kedua tangannya.

"Iya, kita tidak perlu meminta ijin Ayah kandungku, karena ayah belum juga menelfonku. Dia tidak peduli padaku sekarang!" rutuk Leon kecewa.

"Khusus hal ini aku akan menanyakannya pada mu!" bisik Adry menatap Raina tajam. Raina hanya mengedikkan bahunya santai.

"Ibumu harus menjelaskan pada Om, mengapa Ayahmu tidak menelfon," kata Adry agar Leon tidak curiga.

"Tapi jangan memarahinya," kata Leon. Adry sekarang tahu bahwa Leon sangat menyayangi ibunya dan tidak ingin melihatnya bersedih barang sedikitpun.

Mereka akhirnya berpamitan pada Leon. Walau berat akhirnya Leon melepaskan mereka.

Selama dalam perjalanan Raina dan Adry hanya terdiam saja. Tidak ada yang membuka suara atau mengatakan sesuatu.

Dua jam kemudian Adry dan Raina telah sampai ke apartemen mereka. Raina sedang di dapur memasak untuk makan malam mereka. Sedangkan Adry tidak tahu apa yang dia lakukan di kamarnya.

Sebuah panggilan video dari handphone pemberian Jonathan terdengar. Raina lalu menyalakan speaker dan membesarkan volume handphonenya agar memudahkan dia menjawab tanpa harus memegangi handphone itu.

"Hai, Jo," sapa Raina.

"Hai juga, Cantik, kau sedang apa?"

"Memasak," jawab Raina.

"Memasak? Apakah kau sudah pandai memasak?" terdengar kekehan dari seberang.

"Ish! Kau itu."

"Bukankah kau dulu itu sukanya hanya makan, terutama makan bakso milik Mang Udin di sekolah. Kau suka mengambil bakso milikku yang besar dan memakannya," tutur Jonathan mengingat kebiasaan mereka.

Raina tertawa. "Kau masih mengingat hal itu saja."

"Aku selalu mengingat semua hal tentangmu, bahkan hal terkecil. Seperti kulitmu yang akan memerah dan gatal jika terkena udara dingin."

Raina menghela nafasnya.

"Jo, semua sudah berubah tidak sama seperti dulu lagi."

"Walau tidak sama aku akan menunggumu kembali. Kata orang walau tidak dapat perawan nya jandanya pun tidak apa."

"Gombal! Sudah aku jadi tidak masak-masak jika kau menghubungiku saja."

"Raina ada salam dari Kaira. Dia akan menikah satu Minggu lagi di sini lho. Dia ingin mengundangmu datang ke pesta pernikahannya."

"Kaira? Lama sekali aku tidak mendengar kabarnya."

"Kau saja yang bersembunyi dari kami. Aku sudah memberikan nomer teleponmu. Katanya dia sendiri yang akan menghubungimu terlebih dahulu."

"Ya, sudah. Nanti aku akan datang ke acara pernikahannya."

"Jika tidak bersama suamimu, aku yang akan menjemputmu datang."

"Jo, aku masih menjadi istri orang tidak seharusnya kau mengatakan itu. Kau harus menghormati statusku dan suamiku," kata Raina.

"Ya, Cantik. Aku tidak akan merayumu hingga ketuk palu berbunyi dan kau telah sendiri."

"Jo...."

"Okey... bye selamat malam."

Panggilan lalu diakhiri.

Tanpa Raina sadari, Adry mendengarkan pembicaraan mereka dan berdiri di pinggir meja sudut dapur bersandar di tembok.

"Dari kekasihmu?" tanya Adry.

"Mantan," jawab Raina terus terang.

"Sepertinya penggemarmu banyak." Adry lalu berjalan mendekati Raina. Wanita itu menghentikan mengiris bawang dan menghadap Adry.

"Itu benar, hanya saja tidak ada yang bisa meluluhkan hatiku. Jo memang pernah bersamaku dulu, tetapi itu ketika kami masih remaja," kata Raina.

"Lalu bagaimana cara meluluhkan hatimu?" tanya Adry.

"Aku juga tidak tahu." Raina hendak menyelesaikan potongannya tetapi Adry malah meraih pinggangnya.

Pisau di tangan Raina berada di antara keduanya.

"Jangan mendekat jika tidak mau terluka," kata Raina.

"Kau atau aku yang terluka!"

"Kedua-duanya."

"Kalau begitu kita singkirkan dulu penghalangnya." Adry menarik tangan Raina ke belakang tubuh wanita itu dan menekan tubuhnya mendekat ke arah Raina lalu menyambar bibir merah alaminya.

Tadinya Adry hanya ingin memberi pelajaran pada Raina karena mengatakan hal yang tidak disukainya ketika bersama Jonatan tetapi ketika merasakan manisnya ciuman Raina dan penyerahan wanita itu membuat Adry larut dan tenggelam menikmati gelombang hasrat itu.

Dia menyapu bibir bawah wanita itu, mengusutnya perlahan dan menelusupkan lidahnya ke dalam mulut wanita itu. Seperti sedang mencari madu di dalamnya.

Menggelitik dan menggoda, hal itu memercik gairah dalam dirinya sendiri. Dia pikir akan sulit melupakan Nita ketika bersama Raina nyatanya dia tidak teringat akan istrinya dan mulai terbawa arus permainannya sendiri.

1
Syahna Amira sy
Raina Mao lahiran kali ya.... Karena terlalu stres akibat kelakuan kluarga Adry....
Syahna Amira sy
rasa benci dan cinta beda tipis.... walaupun Raina bilang benci pada Adry tp rasa cinta itu masih ada...tp rasa sakit dan kecewa pada Adry yg bikin Raina jadi harus lebih menjaga hatinya agar tidak mudah terbuai dgn Adry
Syahna Amira sy
miris bgt nasib Raina.... nggak tega Thor kasian bgt...ini semua ulah mertua'a si Janet....oh kezel bgt bacanya
Syahna Amira sy
diaduk aduk perasaan ku Thor...baca cerita ini gregetan bgt emosiku terbawa😭😭😭
Syahna Amira sy
ibunya blm berubah ya...
Syahna Amira sy
terkuras emosi Thor bacanya
Syahna Amira sy
mulai drama
Syahna Amira sy
waduh... mertua'a ternyata jelek jg ya pemikiran'a... kasian Raina... semoga km kuat dan terus berjuang... syeru Thor👍🏻👍🏻
Syahna Amira sy
sabarlah Raina.... semoga kelak dpt kebahagiaan...hanya masalah waktu kya'a..
KL terungkap si Nita nggak bner maka Raina akan menjadi ratu buat Adry
Syahna Amira sy
bagus Raina...berani dan tegas lah... walaupun hatimu sakit dan perih...jgn tunjukkan kelemahan mu tp berjuang dan tegarlah agar jadi kuat melawan apapun
Syahna Amira sy
berad
Syahna Amira sy
syedih thor
Syahna Amira sy
syeru Thor..
mengharu biru bacanya
Syahna Amira sy
ternyata Raina jg menginginkan Adry...
kasian Raina harus menahan diri karena dia merasa pihak ketiga dan tidak ingin menyakiti orang Laen... semoga kalean bisa bersama dlm ikatan cinta yg sebenarnya
Syahna Amira sy
nyesek jg Raina...KL terbawa perasaan dan mulai ada rasa suka dan cinta ke Adry
Syahna Amira sy
bagus Rina km harus kuat....jgn lemah... apalagi di depan orang kaya yg biasa berbuat semaunya....
Syahna Amira sy
kontak batin seorang ayah mungkin ya????
AGNES BENGA LASAN
lanjut semoga Ardy menyesal selamanya
Musyarofah Salim
salah ketik ya Thor ginjal apa jangtung ya
Elyani Yani
semoga d dunia nyata g ada orang KY Roy.......
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!