Godaan Pelakor

( POV Syahnaz )

"Sayang, bangun....Sholat dulu," Mas Raja membangun aku yang masih sangat mengantuk. Walau terasa sangat malas untuk bangun, aku tetap harus memaksakan diri untuk bangun, untuk menunaikan kewajiban ku kepada sang pencipta.

Dengan langkah gontai aku berjalan kekamar mandi membersihkan diri dengan segera.

Setelah selesai sholat aku melihat sudah tidak ada mas Raja didalam kamar, mungkin keluar mencari angin seger.

Aku turun kebawah ingin membuat sarapan rasanya perut ku sangat lapar, karena tadi malam benar-benar gak ada makanan apapun yang masuk kedalam perut ini.

"Eh, Mbak Syahnaz....Sini Mbak, sarapan bareng kita," Ajak Lily begitu aku turun kebawah, terlihat dimeja makan sudah penuh sama makanan. Dan juga sudah ada mas Raja disana.

"Ayo, Mbak....Ini makanan yang diantar supir Tante Lidya tadi, aku sudah siapin semuanya untuk kita makan." Ucap Lily lagi.

Mama mertua ku mengirim makanan kesini, dalam rangka apa? Gak pernah sebelumnya Mama seperti ini. Apa karena ada Lily disini? Seperti nya mama mertua itu begitu menginginkan Lily untuk jadi menantu nya.

"Mbak, kok malah bengong sih?" Suara Lily membuyarkan lamunan Ku.

"Iya sayang, sini sarapan dulu...Kamu gak perlu masak lagi pagi ini, Mas juga sebentar lagi mau berangkat kerja." Timpal mas Raja, entah kenapa aku gak berselera sama sekali melihat makanan itu. Atau mungkin aku sudah tau kalau makanan itu memang bukan di kirim untuk aku, tapi hanya untuk Lily dan mas Raja.

Ah, iya benar, aku harus tau diri, aku memang menantu yang tidak diharapkan disini.

"Gak usah, lagian makanan itu dikirim kan buat kalian, bukan buat aku. Kalian makan saja berdua, aku mau masak sendiri," Balas ku Acuh.

"Sayang, kok gitu ngomong nya? Mama sudah capek-capek Lo bikinin makanan buat kita, tolong lah hargai niat baik Mama." Mas Raja seperti nya tidak suka mendengar apa yang aku katakan tadi. Tapi memang benar kan apa yang aku katakan.

"Loh, aku bicara apa adanya Mas, apa selama ini Mama pernah mengirim makanan seperti buat kita? Enggak kan? Bahkan Mama gak pernah mau mengakui aku sebagai menantu nya. Apa mas lupa akan hal itu?"

Mendengar ucapan ku raut muka mas Raja berubah memerah, seperti nya dia kesal sama aku.

"Kenapa sih, kamu selalu saja mencari masalah, pantes saja kamu gak pernah akur sama Mama aku. Ayolah Syahnaz, setidak nya kamu itu harus lebih banyak mengalah sama yang tua." Ucap Mas Raja terang-terangan menyalahkan aku.

Dada ku bagai dihantam batu besar mendengar ucapan suami ku itu. Padahal selama ini aku gak pernah sekalipun melawan Mama bahkan di saat Mama nya menghina dan mencaci aku sekali pun, aku hanya diam saja, Kurang sabar apalagi aku selama ini.

Aku menggeleng tidak percaya kata-kata itu akan keluar dari mulut suami ku sendiri. Air mata ku sudah menganak sungai, namun aku tahan agar tidak tumpah. Aku gak boleh terlihat lemah.

"Yang aku bicarakan itu kenyataan Mas, bahkan mas Raja tau gimana perlakuan mama sama aku selama ini, dan sekarang kamu malah menyalahkan aku___

"Cukup Syahnaz, kamu kenapa sih? kenapa masalah nya jadi kemana-mana? Jangan kayak anak kecil bisa gak?"Bentak mas Raja.

"Kamu sudah berubah Mas," Lirihku hampir tak terdengar.

Brakkk

Mas Raja menghentak kan meja, membuat aku dan Lily tersentak kaget.

"Mas Raja mau kemana?" Tanya Lily memegang pergelangan tangan suami ku yang hendak pergi.

"Aku mau kekantor, malas lama-lama di sini. bikin pusing," Balas mas Raja dengan wajah datar nya.

"Tapi mas Raja belum makan, gimana kalau nanti sakit perut?" Ucap Lily sok perhatian, bahkan dia sudah tidak menghargai aku sebagai istrinya mas Raja lagi.

"Gak papa, biar nanti aku sarapan dikantor saja,"Balas mas Raja, dia sama sekali tidak melirik aku.

"Ya sudah kalau begitu, hati-hati dijalan Mas."Lily bahkan menyalami tangan suami aku. Dia berlagak seperti istri nya mas Raja.

"Makasih Lily, aku berangkat ya!" Mas Raja berlalu melewati aku yang diam berdiri mematung. Dia bahkan tidak mau berpamitan sama aku.

Tes

Air mata yang ku bendung sedari tadi akhirnya lolos juga.

"Segitu bersalah kah aku Dimata kamu mas?" Batin ku sembari menghapus air mata ini.

"Mbak lihat kan, mas Raja gak jadi sarapan gara-gara ulah mbak. Kasian sama mas Raja harus berangkat kerja dengan perut kosong," Lily berkata dengan kesal, ingin rasa nya ku tamp4r mulut lancang nya dia saking geram nya aku.