Arra sangat tahu bahwa pernikahannya dengan Erzan Harold hanyalah sebuah kontrak pernikahan.
Untuk mendapatkan kehidupannya kembali, dia meninggalkan putrinya yang baru lahir dan mengganti wajah serta identitasnya.
Arra kira hubungan mereka berakhir malam itu, namun siapa sangka tuan muda Harold terus mencarinya.
Mampukah Erzan menemukan Arra? bukan hanya demi Eleanor anak mereka, tapi juga dia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FLW BAB 4 - Operasi Plastik
"Arght!! tolong saya dok!" teriak Arra saat merasakan sakit luar biasa di wajahnya.
Darah mengalir tanpa henti, bahkan hingga menetes jatuh ke bajunya.
Sampai di rumah sakit Royal Dude, Arra langsung mendapatkan penanganan di ruang IGD, pemeriksaan fisik dilakukan langsung oleh dokter spesialis.
"Dok, tolong operasi wajah saya, saya tidak ingin wajah ini rusak," ucap Arra lirih, satu tangannya merogoh 4 ikat uang di saku jas berwarna putih yang dia kenakan.
Jas milik dokter baik di rumah sakit Medistra.
Setelah mengatakan itu Arra menutup matanya dan tidak sadarkan diri.
Dia tidak sadar saat beberapa jam berada di ruang operasi. Luka di wajahnya cukup parah, akhirnya sang dokter pun memutuskan untuk operasi wajah.
Melihat kartu identitas ini di saku Jas nya yang lain, terbaca nama Selena Maiden.
Saat operasi itu berlangsung, Erzan berdiri tepat di depan rumah sakit Royal Dude. Merasakan hatinya yang berdesir tidak menentu.
Setelah melahirkan dia tahu Arra masih dalam keadaan yang lemah. Kemungkinan dia terjatuh di jalanan dan ditolong orang, lalu dibawa ke rumah sakit jauh lebih besar daripada wanita itu pergi ke luar negeri.
Namun langkah Erzan yang hendak masuk ke rumah sakit itu terhenti saat seorang pengawal menginterupsi langkahnya.
"Tuan!" panggil seorang pengawal, dia berlari kearah Erzan.
"Baby Eleanor terbangun dan terus menangis!" ucapnya lagi dengan suaranya yang tergesa. Sejak awal Erzan sudah mengatakan jika kondisi anaknya adalah yang utama, setelah Eleanor baru Arra.
Dan mendengar itu Erzan langsung bergegas kembali ke rumah sakit Medistra. Sebagian anak buahnya ikut dia, sementara sebagiannya lagi diminta Erzan untuk tetap tinggal di rumah sakit Royal Dude. Awasi semua pintu masuk dan keluar.
Sampai di rumah sakit Medistra, langkah kaki Erzan yang tergesa akhirnya berubah jadi lari. Dengan segera dia mendatangi ruang inkubator sang anak, melihat bayinya yang hendak dibenahi selang makannya oleh beberapa perawat.
"STOP!" ucap Erzan dengan suaranya yang menggelegar, seketika para perawat itu terkejut. Namun tidak dengan anaknya yang jadi sedikit tenang.
Seolah suara Erzan adalah sesuatu yang Baby Eleanor rindukan.
Bayi mungil ini memang masih menangis, namun tidak semeronta-ronta seperti tadi.
"Berikan dot susu padaku! aku akan menyusuinya langsung!"
Salah satu perawat langsung bergerak cepat untuk menuruti perintah Erzan.
Pria bertubuh besar ini melepas jas hitamnya, tanpa canggung sedikitpun, Erzan lalu menggendong tubuh kecil Baby Eleanor.
Mengambil dot pemberian perawat dan menyusui baby Eleanor. Awalnya baby Eleanor kesulitan untuk menyesap dot itu, hingga beberapa detik kemudian dia berhasil.
"Anak pintar," ucap Erzan dengan suaranya yang lembut, dia bahkan tersenyum saat mengatakan itu.
Dalam hatinya masih tak habis pikir, bagaiamana bisa Arra dengan tega meninggalkan anaknya.
Erzan terus menatap Eleanor yang sedang lahap menyusu, bahkan hingga isinya habis Eleanor masih ingin lagi.
"Beri aku susu lagi!"
"Baik Tuan!"
Lagi, Erzan memberikan botol dot baru untuk anaknya. Dan saat susu di botol dot kedua habis, barulah Eleanor tertidur.
Erzan sadar satu hal, anaknya tidak ingin dia tinggal.
"Bisakah Elea tidur sambil ku gendong terus?"
"Sebaiknya dibaringkan saja Tuan."
"Di box bayinya saja, tidak perlu di inkubator."
"Maaf Tuan, lebih baik di inkubator."
"Tapi tidak perlu disuntik atau apalah itu."
"Baik Tuan."
Pelan-pelan Erzan kembali meletakkan baby Eleanor, namun ketika tangannya benar-benar terlepas dari sang anak, baby Eleanor menangis.
"Hais! bagaimana kamu ini! tahu begini lebih baik aku gendong!" kesal Erzan pada perawat itu.
Erzan kembali mengambil anaknya dan Eleanor langsung tenang lalu tidur.
Sementara perawat itu tidak bisa berkata apa-apa.