Diandra, gadis cantik yang dibesarkan di panti asuhan. Balas budi membawanya pada perjodohan, yang tidak diharapkan oleh suaminya.
Mampukah Diandra menaklukkan sang suami yang hatinya telah dipenuhi oleh dendam pada wanita karena sebuah perselingkuhan?
Simak, perjalanan cinta Diandra yang diwarnai tawa dan air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penggemar Kecewa
Waktu terus berjalan, hampir lima bulan Angga dan Diandra menikah. Meski mereka tidur satu kamar, namun seperti nya Angga masih belum bisa membuka hati seutuh nya untuk istri belia nya itu.
Walaupun Angga sudah mulai sedikit terbuka dan sering memulai percakapan terlebih dahulu, bahkan terkadang juga memberikan perhatian kecil,, tapi hubungan yang mereka jalani masih selayak nya hubungan pertemanan biasa yang jauh dari kata intim.
Tak jarang Angga juga mengirimkan pesan pada sang istri untuk di bawakan makan siang, sehingga Diandra harus ke showroom untuk mengantarkan makan siang bagi suami nya. Atau terkadang, Diandra yang berinisiatif sendiri untuk pergi ke showroom membawakan sesuatu untuk suami nya dan di sore hari nya mereka akan pulang bersama-sama.
Seperti hari ini, di sela-sela kesibukan Diandra membuat tas rajut yang sudah memiliki pelanggan dan pangsa pasar tersendiri,, juga kesibukan nya di kampus baru nya saat ini, Diandra masih menyempatkan diri akan membawakan suami nya makanan sepulang nya dari kampus.
"Rin,, aku nanti pulang duluan ya dan maaf enggak bisa ikut belajar kelompok, soal nya mau bawain suami ku makan siang," ucap Diandra lirih pada sahabat baru nya di kampus, setelah mereka berdua keluar dari kelas di jam kedua.
Sudah hampir satu bulan ini Diandra mulai masuk kuliah, dia diterima di perguruan tinggi negeri dan mendapatkan beasiswa. Diandra mengambil jurusan management bisnis, karena dia punya keinginan untuk bisa mengembangkan kegemaran nya membuat tas dan sepatu rajut.
Dan di kampus baru nya, Diandra bertemu dengan Airin yang kemudian menjadi sahabat nya. Airin adalah putri salah satu dosen di kampus tersebut, selain itu orang tua nya juga memiliki usaha mini market yang punya banyak cabang. Namun meski pun berasal dari keluarga menengah ke atas, Airin tidak sombong dan hal itu lah yang membuat Diandra nyaman bersahabat dengan Airin.
Diandra dan Airin sama-sama cantik dan sama-sama cerdas, sehingga tak heran banyak cowok yang ingin mendapatkan perhatian lebih dari mereka berdua. Bukan hanya teman baru nya yang seangkatan, namun juga senior-senior nya banyak yang berlomba untuk menjadi kekasih salah satu dari dua gadis cantik tersebut tak terkecuali Thomas teman satu kelompok mereka dan juga Senopati, senior mereka yang tampan dan tajir serta digilai oleh cewek-cewek kampus.
Dan Airin seperti nya menyukai Seno, sedangkan Seno cenderung lebih menyukai Diandra dari pada Airin. Dan untuk menghindari kesalahpahaman antara dirinya dan Airin, Diandra kemudian menceritakan tentang status nya yang sudah menikah kepada sahabat baru nya itu.
"Iya, enggak apa-apa Di.. nanti biar gue bilang sama temen-temen yang lain," balas Airin santai.
"Kita ke kantin dulu yuk Di, gue lapar..." ajak Airin sambil menyeret pelan lengan sahabat nya itu hendak menuju kantin.
"Hayuk, aku akan bawain suami ku gado-gado aja dari kantin. Gado-gado buatan bu Tari kan terkenal enak," balas Diandra dengan antusias.
Kedua nya pun berjalan dengan bergandengan tangan menuju kantin.
"Di,, nanti sepulang belajar kelompok gue anterin yah pulang nya," ucap Thomas yang tiba-tiba muncul dihadapan kedua nya, dan menghentikan langkah Airin serta Diandra.
"Maaf, aku siang ini gak bisa ikut belajar kelompok bareng kalian karena ada urusan keluarga yang lebih penting," tolak Diandra dengan halus.
"Yah,, penggemar lu kecewa deh Di,," timpal Rieke yang juga tiba-tiba muncul mengagetkan mereka. "Lagian urusan keluarga apa sih Di,, kayak emak-emak aja deh lu?" Tanya Rieke penasaran.
"Udah,, jangan pada kepo ma urusan orang," ucap Airin menyudahi obrolan mereka, "gue sama Didi mau ke kantin, mau pada ikut enggak?" Tanya Airin, menatap Thomas dan Rieke bergantian.
"Ikut dong,, masak ada bidadari-bidadari cantik mau jalan enggak ada yang ngawal, benar enggak bro?" Ucap Thomas pada Andrew, yang juga merupakan teman satu kelompok mereka yang baru saja keluar dari kelas dan langsung menyusul mereka.
Andrew hanya mengangkat kedua alis nya, dan kemudian langsung ikut berjalan beriringan dengan sahabat satu kelompok nya menuju kantin.
Mereka memesan makanan sesuai kesukaan masing-masing, sedangkan Diandra hanya memesan minuman dan tiga bungkus gado-gado. Dia berniat untuk makan bersama suami nya nanti.
Sambil menunggu pesanan nya, Diandra ikut duduk bergabung bersama keempat sahabat nya dengan membawa jus jambu di tangan nya.
"Di, tumben enggak makan.. lagi diet?" Tanya Andrew merasa heran, pasal nya dia tahu persis Diandra tak pernah melewatkan makan setiap ke kantin rame-rame.
"Hehe,, enggak kok, aku cuma pengin makan nanti aja. Makanya, aku pesan gado-gado untuk di bungkus saja," balas Diandra sambil tersenyum.
Tak berapa lama, pesanan Diandra datang. "Guys,, aku pulang duluan ya, maaf loh kali ini aku bolos," ucap Diandra sambil nyengir dan kemudian segera berlalu, yang diiringi lambaian tangan dari sahabat-sahabat nya.
"Di, tas yang buat sepupuku udah jadi kan? Besok bawain ya.." Seru Airin kepada Diandra yang sudah berjalan menjauh dari kantin.
"Oke,," balas Diandra sedikit berteriak dengan menoleh ke belakang, dan langsung meneruskan langkah nya kembali.
Sambil menunggu taksi online yang sudah di pesan nya di gerbang kampus, Diandra memainkan ponsel nya. Tiba-tiba saja, ada mobil sport berhenti tepat di hadapan nya.. "hai Di,, mau mas anterin?" Tanya seseorang yang duduk di belakang kemudi, pemuda tersebut membuka pintu mobil nya.
"Eh,, mas Seno.. enggak perlu mas, makasih. Didi sudah pesan taksi kok, bentar lagi juga datang," tolak Diandra dengan sopan.
"Yah,, padahal mas pengin banget bisa main ke rumah kamu," ucap Seno kecewa.
"Maaf ya mas,, Didi tidak bisa membawa teman laki-laki ke rumah." Balas Diandra jujur.
Diandra memang membatasi pergaulan nya dengan teman laki-laki, karena dia tahu status nya saat ini.. meskipun pernikahan nya dengan sang suami belum bisa dikatakan bahagia, setidaknya Diandra bersyukur karena suami nya sedikit banyak telah mulai berubah.
Hanya dengan teman laki-laki satu kelompok nya Diandra mau bebas bergaul, itupun harus rame-rame bersama teman wanita nya yang lain. Lebih baik menghindar daripada menimbulkan fitnah di kemudian hari, begitu pikir Diandra.
"Mas antar sampai depan gerbang rumah kamu juga enggak apa-apa kok, habis ngantar mas langsung pulang deh,,," kekeuh Seno.
"Itu taksi Didi udah dateng kok mas, Didi duluan ya,,," pamit Diandra dan langsung berjalan menghampiri taksi nya.
"Yah,, penggemar kecewa deh,," gumam Seno tersenyum kecut, "susah banget sih ngedeketin gadis itu," lanjut nya sambil menutup kembali pintu mobil nya.
Setelah Diandra duduk dengan nyaman di kursi belakang, sopir taksi online tersebut segera melajukan kendaraan nya dan membawa Diandra menuju alamat yang tertera dalam aplikasi.
Tak berapa lama taksi yang membawa Diandra sampai di showroom milik sang suami, dia segera membayar ongkos taksi dan kemudian segera turun. Dengan langkah pasti Diandra berjalan menuju showroom, namun di pintu masuk langkah nya di hadang oleh Aditya yang baru saja akan keluar.
.tp ak ky blum bca yng ini ap sudh lupa soalny..hp kmren rusk.ini hp bru jd crta yng sudh prnh ak bca mlah d ulang tp klo dh inget crtanya ak lwti..tp klo kluarga alamsyah smua sudh ak bca..