"Kamu hamil anak saya kan?" Dengan suara dingin Kendra berbicara kepada seorang gadis yang sedang berusaha memuntahkan sesuatu dari perutnya.
Mendengar suara yang sangat dia hindari, gadis bernama Aleera Qiara Sabrina itu langsung terdiam di tempatnya.
"Maksud Pak Al apa? Saya hanya sedang masuk angin saja." Jawab Aleera tegas.
Kendra tersenyum simpul.
"Baik, kalau begitu ayo kita periksakan ke rumah sakit."
Seketika Aleera memucat. Apakah kesalahan satu malam antara dirinya dengan Kendra yang merupakan kakak dari Sandra (Sahabatnya) dan juga Dosen di tempatnya kuliah akan membuat Aleera terikat dalam sebuah hubungan dengan laki-laki dingin itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Dwi Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kita pisah ranjang?
Kendra meletakkan barang-barang belanjaannya di dapur, Kendra melihat Aleera yang sedang duduk di ruang tengah sedang memainkan ponselnya.
“Ly…” Ujar Kendra memanggil Aleera.
Aleera mendongakkan kepalanya.
“Iya Bang, ada apa?” Sedari tadi Aleera hanya diam karena sedang menenangkan jantungnya yang tiba-tiba saja berdebar setelah mendapatkan perlakuan lembut dari Kendra.
“Abang kan suruh kamu bersih-bersih, ganti baju dulu sana itu kan udah kotor di bawa keluar.” Ujar Kendra dengan lembut. “Habis ini gantian Abang juga mau bersih-bersih.” Tambah Kendra.
Tanpa mengatakan apapun Aleera langsung beranjak dari duduknya untuk melakukan apa yang Kendra perintahkan.
Kendra hanya maklum saja melihat Aleera yang masih menjaga jarak dengannya. Wajar kan, karena mereka baru menikah 2 hari.
Setelah Aleera masuk ke kamar, Kendra mulai mengeluarkan satu persatu barang-barang belanjaannya. Menatanya dengan rapi ke tempatnya. Saat sedang menyusun cemilan-cemilan milik Aleera di dapur, yang punya cemilan itu keluar dengan wajah yang terlihat lebih segar dan sudah mengganti pakaiannya dengan baju tidur.
“Itu biar aku yang lanjutin aja Bang, Abang bersih-bersih dulu.” Ujar Aleera kepada Kendra. Sebenarnya Aleera tidak ingin keluar dari kamar lagi, tapi Aleera tidak enak kalau harus membiarkan Kendra menyusun barang belanjaan mereka sendirian.
Kendra membalikkan tubuhnya kemudian tersenyum. Entah hanya perasaan Aleera saja atau memang saat ini Kendra menjadi lebih murah senyum. Dulu setiap Aleera melihat Kendra, laki-laki itu selalu menampilkan wajah datarnya.
“Ya udah, kalau gitu Abang bersih-bersih dulu ya.” Ujar Kendra kepada Aleera.
Aleera hanya menganggukan kepalanya kemudian mengambil alih pekerjaan Kendra untuk menyusun barang belanjaan.
Sebagian sudah Kendra susun di tempatnya, tersisa sayuran, buah dan semacamnya. Aleera membuka lemari esnya untuk memasukkan bahan-bahan yang memang harus dimasukan disana.
Ternyata menyusun barang-barang seperti ini cukup melelahkan. Baru 10 menit saja Aleera sudah merasa sedikit lelah. Entah memang benar melelahkan atau Aleera yang daya tahan tubuhnya berubah karena kehamilannya.
“Sini biar Abang aja, kamu duduk aja disini.” Entah kapan Kendra sudah ada di dapur lagi karena Aleera tidak mendengar suara Kendra saat membuka pintu kamar.
“Ini hampir selesai kok Bang.” Jawab Aleera.
Kendra hanya diam dan memperhatikan Aleera yang tetap sibuk menyususn bahan-bahan masakan di lemari es.
Tiba-tiba Kendra teringat sesuatu, rujak buah yang tadi Aleera beli masih ada di mobil. Tanpa mengatakan apapun Kendra langsung mengambil kunci mobilnya dan pergi ke garasi untuk mengambil.
“Ly, ini rujak buah kamu belum di makan.” Ujar Kendra kepada Aleera.
Aleera menolehkan kepalanya, dia benar-benar lupa soal rujak buah itu karena tadi sempat terdistrek dengan soto ayam. Tanpa sadar Aleera tersenyum melihat kantung kresek berwarna hitam di tangan Kendra itu.
“Ambil piring Ly, taro di piring aja biar lebih gampang makannya.” Ujar Kendra kepada Aleera.
Untung saja Aleera sudah selesai menyusun bahan-bahan di lemari esnya. Dengan segera Aleera mengambil piring sebagai tempat potongan buah dan 2 mangkok kecil untuk saos cabe gulanya.
Dan karena rujak buah ini Aleera mendadak tidak lagi canggung dengan Kendra.
“Jangan banyak-banyak pakai saos yang pedesnya.” Ujar Kendra mengingatkan.
“Ini nggak pedes kok Bang.” Jawab Aleera santai.
“Yang kata bapaknya manis aja ini udah pedes loh Ly, apalagi yang itu. Nnati kamu sakit perut.” Ujar Kendra kepada Aleera.
“Iya Bang.” Meski mengatakan iya tapi Aleera tetap menyocolkan potongan buahnya ke saos yang pedas.
Kendra yang penasaran ikut menyocolkan buahnya ke saos yang pedas juga. Dan ini membuat lidah Kendra rasanya benar-benar seperti terbakar. Tanpa menunggu lama Kendra langsung mengambil air minum. Dan… Tentu saja menyingkirkan saos pedas itu dari hadapan Aleera.
“Bang, kok disingkirin?” Tanya Aleera seraya menatap polos Kendra.
“Ini pedes banget Ly, pakai saos yang satunya aja. Abang takut nanti kamu sakit perut.” Ujar Kendra dengan lembut. Beberapa buah yang rasanya asam di tambah saos cabe yang pedas itu bukanlah perpaduan yang baik untuk seorang wanita hamil kan? Kendra benar-benar tidak mau sampai terjadi hal buruk kepada Aleera dan calon anak mereka.
“Tapi buat aku nggak pedes kok Bang.” Jawab Aleera.
Kendra menggelengkan kepalanya sebagai kalau dia tetap melarang Aleera memakan saos cabe itu.
Hal ini membuat Aleera berkaca-kaca seolah ingin menangis. Tapi kali ini Kendra tidak luluh, menurut Kendra lebih baik melihat Aleera menangis daripada membiarkan kesehatan Aleera dan calon anaknya yang di pertaruhkan. Kalau ini memang bagian dari ngidamnya Aleera, setidaknya Aleera sudah mencicipi saos pedas ini. Jadi anaknya nanti tidak akan ileran kan?
“Nggak boleh, mungkin di lidah kamu nggak pedes. Tapi kita nggak tau efeknya di perut kamu dan di anak kita nanti Ly.” Ujar Kendra dengan tegas.
Dan ya pada akhirnya Aleera menangis karena keinginannya tidak di penuhi oleh Kendra. Melihat Aleera yang menangis seketika Kendra membawa gadis itu ke dalam pelukannya membiarkan Aleera menangis agar Aleera nantinya bisa lebih tenang. Untung saja Aleera tidak menolak pelukan Kendra.
Benar saja, setelah hampir 15 menit menangis akhirnya tangisan Aleera berhenti dengan sendirinya. Aleera melepaskan pelukan Kendra dari tubuhnya.
“Maaf karena Aleera udah nangis kayak anak kecil Bang.” Ujar Aleera dengan suara yang masih sesenggukan.
Kendra hanya tersenyum melihat hidung Aleera yang memerah.
“Nggak papa Ly. Tapi sekarang udah tenang kan? Maaf Abang bukan nggak mau nuruti keinginan kamu, tapi masalahnya ini nggak bagus buat kesehatan kamu dan anak kita. Kamu tau kan maksud Abang?” Ujar Kendra dengan lembut.
Aleera menganggukan kepalanya.
“Masih mau dimakan?” Tanya Kendra kepada Aleera.
Lagi-lagi Aleera menganggukan kepalanya.
Kendra tersenyum seraya menatap Aleera yang kembali memakan rujak buahnya dengan saos cabe yang manis. Terlihat seperti sebelumnya seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
Lucu rasanya melihat perubahan mood ibu hamil yang berubahnya begitu drastis. Kendra benar-benar harus ekstra bersabar karena ibu hamil sangat sensitif mengenai hal apapun.
15 menit kemudian Aleera menghabiskan rujak buahnya.
“Besok beli lagi boelh Bang?” Tanya Aleera dengan polos seperti seorang anak kecil yang minta di belikan permen.
“Boleh, tapi saos cabenya yang manis.” Jawab Kendra dengan lembut.
Aleera menganggukan kepalanya tanda setuju. Kemudian gadis itu beranjak dari kursi untuk mencuci tangannya yang lengket tekena tetesan saos cabe gula.
Tiba-tiba Aleera pergi ke kamarnya, dan Kendra tentu saja mengikutinya.
“Kenapa bonekanya di ambil?” Tanya Kendra kepada Aleera.
“Aku tidur di kamar Ayah sama Ibu, kalau disini takutnya nanti Abang kesempitan.” Jawab Aleera.
Mendengar ucapan Aleera, seketika Kendra terdiam. Kendra berusaha mencerna maksud dari kata-kata Aleera itu.
“Apa itu artinya kita pisah ranjang?”
kisah Sandra ❤️ Daven sudah ada
kisah Rendra bila thor bila nak buat kisah percintaan Rendra putera ke2 dari keluarga Santoso bersama pilihan hati nya
Alvaro Kendra(Al/Ken)❤Areel Qiara(Ly)
Aidan(Aian)
Ariel(Arie)
Arzan(Arz)
Arora(Aora)
Alvaro Kendra(Al/Ken)❤Areel Qiara(Ly)
Aidan(Aian)
Ariel(Arie)
Arzan(Arz)
Arora(Aora)