Pregnant Kendra'S Baby
“Selamat pagi Bunda.” Ujar Kendra mencium pipi Bunda Sya yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga mereka.
“Selamat pagi juga Bang. Mas sama adek belum pada turun?” Tanya Bunda Sya kepada Kendra.
“Belum.” Jawab Kendra singkat.
“Ya udah, Abang duduk dulu, sebentar lagi nasi gorengnya siap.” Ujar Bunda Sya kepada putra sulungnya itu.
Kendra menuruti perintah Bundanya, dengan tenang dia duduk di kursinya sembari mengecek jadwal pekerjaannya dan juga menunggu Rendra, Sandra, dan tentunya Ayah Radit yang belum turun.
“Sayang, dasi aku yang warna item dimana?” Terdengar suara Ayahnya yang memanggil sang Bunda.
“Di laci khusus dasi Yah.” Jawab Bunda Sya dengan suara yang terdengar lebih keras dari biasanya. Mungkin agar Ayahnya mendengar.
“Nggak ada Bund, Ayah udah cari tapi nggak ketemu juga.” Terdengar balasan dari Ayah Radit.
“Sebentar Yah, Bunda nyelesain masak dulu.”
Kendra tersenyum, selalu seperti ini. Pasti ada saja barang Ayahnya tidak ketemu dan membuat sang Bunda harus turun tangan. Meskipun sebenarnya Kendra juga tau kalau itu hanyalah modus Ayah Radit saja.
“Bunda tuh suka heran sama Ayah kamu, kok ya setiap hari ada aja barang yang nggak ketemu. Padahal udah Bunda siapin semuanya.” Ujar Bunda Sya menggerutu.
“Udah sana Bunda bantu Ayah cari dasinya dulu. Itu biar Abang yang terusin.” Ujar Kendra kepada Bunda Sya.
“Makasih ya Bang,itu tinggal di taruh di mangkok aja kok.” Ujar Bunda Sya menunjukkan mangkok besar untuk nasi goreng.
Kendra hanya menganggukan kepalanya.
Tidak lama kemudian Princess keluarga Santoso turun dengan anggunnya, siapa lagi kalau bukan Alvira Aleesandra Putri Santoso.
“Selamat pagi Abangnya Sandra yang paling ganteng.” Ujar Sandra menyapa Kendra seraya mencium pipi kakak pertamanya itu.
“Selamat pagi dek.” Jawab Kendra seraya menampilkan senyum manisnya.
“Ooo jadi sekarang yang paling ganteng Bang Kendra. Kemarin adek bilang Mas yang paling ganteng.” Terdengar suara seorang laki-laki lain menyahuti ucapan Sandra. Ya dia adalah putra ke dua keluarga Santoso, Alvino Narendra Putra Santoso.
“Abisnya Mas Rendra nyebelin.” Jawab Sandra santai.
Rendra hanya tersenyum melihat Sandra yang mulai merajuk.
“Selamat pagi Bang.” Ujar Rendra menyapa Kendra.
“Selamat pagi Ndra.”
“Kali ini apalagi barang Ayah yang nggak ketemu Bang?” Tanya Rendra kepada sang Abang.
“Dasi.” Jawab Kendra singkat.
“Kemarin kaos kaki, sekarang dasi. Emang deh Ayah tuh kayak anak SD.” Sahut Sandra.
“Kayak kamu nggak aja dek, kamu aja apa-apa masih minta di cariin Bunda.” Ujar Rendra menggoda Sandra.
“Ya tapi kan aku nggak setiap hari Mas, nggak kayak Ayah. Iya kan Bang?” Ujar Sandra meminta pembelaan dari Kendra.
Kendra hanya menganggukan kepalanya seraya tersenyum. Tidak mungkin dia mengatakan tidak kepada adik bungsunya itu.
“Ini princess Ayah pagi-pagi udah gosip aja.” Ayah Radit turun bersama Bunda Sya seraya bergandengan tangan.
“Siapa yang gosip, Sandra nggak lagi gosip kok.” Ujar Sandra kepada Ayah Radit.
Ayah Radit dan Bunda Sya hanya tersenyum melihat putri bungsu mereka.
“Gemes deh Ayah sama adek.” Ujar Ayah Radit seraya mencium puncak kepala Sandra.
“Udah ayo sarapan, nanti kesiangan loh.” Ujar Bunda Sya mengingatkan.
Berbeda dengan Kendra dan Rendra yang sudah bekerja, Sandra si bungsu yang saat ini baru berusia 20 tahun masih kuliah semester 4.
“Adek jadi berangkat sama Abang kan?” Tanya Kendra kepada Sandra.
“Iya, hari ini kelas pertama adek kan Abang yang ngajar.” Jawab Sandra.
Kendra mengajar di kampus Sandra? Iya, selain bekerja di perusahaan Santoso, Kendra juga bekerja sebagai dosen tamu di kampus Sandra untuk mengajar mata kuliah Pengenalan Bisnis dan Managemen. Hanya untuk 1 semester ini saja.
Sedangkan Rendra, laki-laki yang memiliki wajah dan tubuh mirip dengan Kendra ini memilih untuk bekerja sebagai Arsitek. Role modelnya adalah kedua Omnya, yaitu Om Fardan yang merupakan kakak dari Bunda Sya dan Om Raga yang merupakan adik ipar Ayah Radit.
Sarapan pagi mereka diwarnai dengan candaan dari Sandra dan Rendra, sedangkan Kendra, laki-laki itu lebih pendiam dibandingkan dengan saudaranya yang lain.
“Ngomong-ngomong Yah, adek kan udah 20 tahun nih, udah bolehlah bawa mobil sendiri.” Ujar Sandra kepada Ayah Radit.
“Noo…”
“Tidak…”
“Jangan…”
Ketiga laki-laki di rumah ini dengan serentak mengatakan kata penolakan mengenai keinginan Sandra untuk membawa mobil. Selalu seperti ini setiap Sandra ingin membawa mobil sendiri.
“Bunda…” Sandra menatap dengan pandangan memelas kepada sang Bunda.
“Bunda nggak mau ikut-ikutan dek.” Jawab Bunda Sya seraya tersenyum.
“Nggak usah ya dek, kamu naik taksi atau nggak pakai supir aja.” Ujar Ayah Radit.
“Iya, kalau perlu biar Mas yang anter jemput kamu.” Sambung Rendra.
“Kalau Mas nggak sempet kan Abang juga bisa anter jemput kamu dek.” Ujar Kendra kepada Sandra.
‘Tapi kan adek pengen mandiri, temen-temen adek juga banyak yang bawa mobil sendiri, bahkan bawa motor. Dulu juga Bunda bawa motor kan, kenapa adek nggak boleh.” Ujar Sandra kesal.
“Itu kan waktu Bunda belum kenal sama Ayah, setelah sama Ayah, Bunda udah nggak pernah bawa motor lagi.” Ujar Ayah Radit beralasan.
Sebenarnya bukan tanpa alasan mereka melarang Sandra untuk membawa mobil atau moto., Hanya saja sejak kejadian Sandra terserempet mobil saat mengendarai sepeda waktu kecil dulu membuat ketiga laki-laki yang pada dasarnya memang posesif kepada para wanita di keluarga Santoso ini menjadi semakin bertambah posesif.
Sandra hanya bisa memanyunkan bibirnya karena kesal.
“Bulan ini uang saku adek Ayah tambahin deh, tapi jangan cemberut gitu dong.” Ujar Ayah Radit berusaha membujuk putri semata wayangnya ini.
“Adek minta apa nanti pulang kerja Mas bawain?” Ujar Rendra kepada Sandra.
Sandra tersenyum mendengar itu, uang saku bertambah dan kakaknya akan membawakan apa saja yang dia inginkan.
“Kalau Abang mau kasih penawaran adek apa? Tanya Sandra kepada Kendra.
Kendra tersenyum mendengar pertanyaan adiknya.
“Adek maunya apa?” Tanya Kendra dengan lembut.
Lagi-lagi Sandra tersenyum mendengar ucapan Abangnya.
“Baiklah, deal…Ayah, bulan ini uang saku adek harus tambah. Mas Rendra, nanti sepulang kerja adek pengen Mas bawain album BTS yang terbaru. Dan buat Abang Kendra, nanti anterin adek sama Aleera ke Mall buat belanja, plus tentunya bayarin juga belanjaannya.” Ujar Sandra seraya tersenyum penuh kemenangan.
“Adek…”Bunda Sya terlihat ingin menegur Sandra, tapi di larang oleh Ayah Radit yang menggelengkan kepalnya. Memang diantara mereka hanya sang Bunda yang tidak terlalu memanjakan Sandra.
“Oke setuju.” Jawab Rendra.
“Nanti siang Ayah transfer uang saku tambahannya.” Ujar Ayah Radit.
“Abang anterin ke Mall, tapi Abang nggak mau ikut kalian belanja. Nanti bawa aja kartu Abang.” Tambah Kendra.
Dan hari ini terjadilah sebuah kesepakatan yang sangat menguntungkan princess dari keluarga Santoso itu.
.
.
.
Hey, aku datang lagi dengan kisah dari Abang Kendra😍
Semoga temen-temen suka🤗
Jangan lupa kritik dan sarannya 😊
*Terima Kasih 😘**💕*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
Wawa sakura Lavender
kendra (ken),rendra( ren),dan sandra( san).
2024-09-08
0
Nunik Wahyuni
Sandra bnr bnr beruntung punya kakak dan ayah yg begitu perhatian dan memanjakan nya.....onty ikut iahhh ke mall 😂😂😂💃💃💃
2024-02-25
1
aira aira
seru
2023-11-15
0