WARNING. Bijaklah dalam membaca ada dua satu plus plus nya di sini. 📣
Yumna gadis muda yang tinggal seorang diri di sebuah desa.
Terpaksa harus menikah dengan laki-laki yang tidak dia kenal.
Hanya karena salah paham, warga memaksa Yumna untuk menikah dengan david, laki-laki yang dia tolong semalam.
Bagaimana kah kisah Yumna dan David selanjutnya?.
Akankah benih-benih cinta hadir di hati mereka?.
Lalu akankah pernikahan mereka di terima oleh keluarga David??.
Sedangkan David sendiri sudah di jodohkan oleh orang tuanya.
penasaran???
yuk tambahkan ke favorit jangan lupa like and komen nya juga ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M.J.M, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
aku tak bisa tanpamu
Saat ini Yumna dan David sedang menunggu dokter kandungan untuk melakukan USG.
Sedangkan Ajeng, Panji, Brian dan Diana sudah pulang, karena ini sudah malam.
David yang merasa sangat bahagia, berkali-kali menciumi pucuk kepala Yumna yang sedang duduk di kursi roda dengan penuh cinta.
Jangan tanya kenapa Yumna duduk di kursi roda, itu semua karena David.
David memaksa Yumna untuk memakai kursi roda padahal Yumna sudah merasa lebih baik, tapi David tetap saja memaksa Yumna memakai kursi roda.
"Ibu Yumna Saputri?" panggil perawat.
"Saya," sahut Yumna.
"Ibu sudah sehat?"
"Sudah Sus."
"Baiklah, mari masuk Pak, Bu," ajak perawat tersebut.
"Tiduran di sini Bu!" tunjuk perawat itu pada brankar yang ada di dalam, sedangkan dokter kandungannya sedang mencuci tangan setelah memeriksa pasien sebelum Yumna.
David membantu Yumna naik ke atas brankar, dia menggendong Yumna dan menaruh Yumna di atas brankar dengan sangat hati-hati, dokter obgyn dan perawat pun tersenyum melihat David yang begitu menjaga Yumna.
"Hallo Ibu, ada keluhan lagi atau tidak?" tanya dokter obgyn tersebut.
"Tidak dok," jawab Yumna tersenyum.
"Oh, syukurlah kalau begitu."
"Sus tuangkan Ultrasound gel nya!" perintah dokter obgyn itu, dan dia pun mulai menaruh alat USG tersebut ke perut Yumna.
"Nah ini anak bapak, keliatan nggak?" ucap dokter obgyn itu dengan memperlihatkan buah hati Yumna dan David.
"Usia di sini sudah sepuluh minggu, jangan terkejut karena itu biasa terjadi, yang di hitung tetap dari HPHT atau USG yang pertama kali, karena kesini nya janin bisa tumbuh lebih cepat dan lebih lambat, ini termasuk cepat seminggu ya, karena di usia sembilan Minggu kondisinya sudah seperti usia sepuluh Minggu lebih," terang dokter obgyn itu.
David menatap layar yang ada di depannya itu tanpa berkedip, dia sama sekali tidak menyangka jika di perut Yumna saat ini ada buah cinta mereka, tanpa sadar saking bahagianya David pun menitikkan air mata.
"Mas kenapa?" tanya Yumna saat melihat David menitikkan air mata, David tersenyum dan menghapus air matanya kasar.
"Nggak apa-apa."
"Tapi mas nangis."
"Itu karena aku terlalu bahagia sayang," ucap David tersenyum dengan mata yang terlihat sangat bahagia.
"Dok, ada kah larangan untuk istri dan anak saya?" tanya David antusias, dia ingin menjadi suami dan ayah yang baik.
"Tidak ada, hanya saja jangan terlalu capek, makan yang banyak dan bernutrisi, serta istirahat yang cukup," jawab dokter obgyn itu.
"Kalau melahirkan biasanya di usia berapa dok?" tanya Yumna.
"Maksimal empat puluh dua Minggu, minimal tiga puluh tujuh Minggu, di bawah itu bisa di katakan prematur, tapi kebanyakan orang melahirkan di usia tiga puluh delapan Minggu," jawab dokter itu sambil membersihkan alat USG tersebut.
"Besok pagi ibu sudah boleh pulang, ini saya buatkan resep obat dan vitamin untuk satu bulan ke depan, bulan depan harus kontrol lagi ya Bu, semoga sehat selalu," pungkas dokter itu, Yumna dan David pun mengangguk lalu keluar dari ruangan itu.
David mendorong kursi roda Yumna dengan memegangi hasil USG buah hatinya, dia merasa sangat bahagia.
"Sayang kira-kira anak kita cewek atau cowok ya?" tanya David sambil membukakan pintu ruang rawat Yumna.
"Aku nggak tau mas, kalau aku mah yang penting anak kita sehat," jawab Yumna.
"Aamiin, tapi kalau aku pribadi pinginnya anak pertama cowok dulu, biar dia bisa jagain adik-adiknya nanti," harap David dengan mata yang berbinar.
David pun mengangkat Yumna ke brankar, David membelai rambut Yumna lembut dengan tersenyum.
"Makasih ya sayang, hadirnya kamu dalam hidupku, membuat hidupku lebih berwarna," ucap David tulus, Yumna hanya tersenyum.
David mengelus perut Yumna, lalu menempelkan telinga di sana seolah sedang mendengar sesuatu.
"Dia sedang tidur sayang," ucap David membuat Yumna langsung tertawa.
"Kenapa ketawa?" tanya David heran.
"Ya mas aneh-aneh aja, emangnya mas bisa denger anak kita apa?"
"Kalau kamu mau tau aku sama dia itu best friend, jadi dia aku bisa mendengar kan suaranya di dalam sana," tutur David.
"Terserah mas aja lah."
"Yumna," panggil David.
"Ya," sahut Yumna dan dia mendongak menatap David,
David mendekatkan wajahnya dan langsung menci*um dan Melu*mat bibir Yumna lembut, Yumna memejamkan matanya dan mengikuti permainan bibir David, Yumna memegang tengkuk David agar memperdalam ciu*man mereka.
David tersenyum di tengah-tengah ciu*man mereka, karena Yumna semakin berani dan pandai dalam mengikuti permainan nya.
David yang memang sudah lama tidak merasakan nikmatnya ber*cinta merasa sangat haus, dia ingin Yumna menghilangkan dahaganya itu.
Tangan David bergerak nakal meraba dan mere*mas gunung kembar, membuat Yumna mende*sah, mendengar desa*han Yumna David semakin terbakar, tangannya mengusap bagian bawah Yumna dengan lembut.
"Masss, aahh," Yumna ingin memperingati David kalau ini di rumah sakit, tapi perkataan nya terpotong karna David mulai memainkan puti*Ng kembarnya.
"Masss, ini rumah sakittttt," dengan susah payah Yumna berucap karena David membuat dia hampir kehilangan akal juga, David yang mendengar kata rumah sakit langsung mengakhiri ciu*man dan gerayanga nya.
"Maaf, mas kelupaan, habisnya kamu pergi terlalu lama," ucap David dengan napas tersengal-sengal karena menahan ha*sratnya.
"Maafin aku ya mas, waktu itu aku pikir mas akan menerima pertunangan mas dengan Diana," Yumna merasa tidak enak hati, dan merasa jadi istri yang tidak patuh pada suami.
"Iya, nggak apa-apa, yang penting kamu udah kembali dan memberikan aku hadiah yang sangat berharga di bulan ulang tahun ku ini," jawab David tersenyum.
"Mas bulan ini ulang tahun?" tanya Yumna.
"Iya, kamu ini gimana sih, masa ulang tahun suaminya nggak tau," sindir David, padahal dia sangat memakluminya.
"Maaf mas," ucap Yumna sambil menunduk, dia merasa menjadi istri yang bodoh karena ulang tahun suaminya pun dia tidak tau.
"Hey kenapa murung? aku nggak apa-apa kok," tutur David dengan memeluk dan mencium pucuk kepala Yumna.
"Boleh minta cium lagi nggak?"
"Nggak boleh."
"Yaudah minta cium sama suster di sini aja lah," goda David.
"Aww sakit," ucap David saat Yumna mencubit perutnya.
"Biarin," ketus Yumna, dia melirik David yang sedang tersenyum.
Yumna langsung menarik kerah baju David lalu menci*um dan melu*mat bibir David lembut, lalu melepaskannya.
"Awas ya kalau mas minta cium sama orang lain, aku bakal kabur dan nggak akan kemba----" David langsung membekap bibir Yumna dengan tangannya.
"Jangan ngomong soal kabur atau pergi dariku Yumna, aku nggak akan sanggup hidup tanpamu," tutur David, Yumna tersenyum dan mengangguk.
BERSAMBUNG...
