Kisah Jovanka, seorang mahasiswi cantik yang bekerja sebagai seorang pengasuh empat anak laki-laki yang usianya bukan lagi anak-anak.
Empat anak laki-laki korban broken home membuat mereka terbiasa hidup mandiri meski tergolong orang berada. Meski awalnya beberapa dari mereka tidak sepenuhnya menerima kehadiran Jovanka, gadis itu membuat semuanya perlahan berubah.
Kehidupan Jovanka berubah sejak menjadi maid dan hidup serumah bersama empat laki-laki tampan. Perselisihan, pertengkaran, asmara, kisah manis dan kekeluargaan terjalin erat tanpa disadari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Pergi
Kalingga merentangkan sebelah tangannya dengan satu tangan memeluk adik-adiknya. Laki-laki itu meminta Jojo mendekat.
"Mau apa?" tanya Jojo melotot. Apa maksud laki-laki itu.
"Tentu saja berpelukan bersama," jawab Kylan.
"Hah, yang benar saja," jawab Jojo enggan. Ia tahu jika anak-anaknya hanya bercanda. Namun meskipun benar begitu, Jojo tidak mungkin mau. Mereka semua kini memang dekat, ia menganggap ke empat anak asuhnya keluarga, namun untuk kontak fisik berlebihan, itu masih terasa kurang nyaman.
Setelah Kalingga dan ketiga adiknya berpelukan, ia menceritakan tentang planningnya ke depan untuk memperluas jaringan dengan menghentikan suplay barang ke gerai lain. Kalingga lebih memilih untuk memasarkan produknya sendiri di gerai khusus.
Keenan serta kedua adiknya setuju. Gerai yang akan mulai beroperasi bulan depan itu akan dibantu langsung oleh adik-adiknya. Setelah menunggu selama bertahun-tahun, akhirnya Kalingga siap dan percaya diri untuk membesarkan bisnis keluarganya.
Perusahaan fashion wanita yang ia kelola selalu jatuh bangun dengan omset yang naik turun. Persaingan dalam hal pemasaran menjadi cobaan terbesar saat brand dari perusahaan lain lebih merajai.
Kini adik-adiknya sudah mandiri dan sukses. Keenan dan Kylan tidak lagi bergantung padanya, dan Kalingga mulai percaya diri dengan segala resiko yang akan ia terima jika kemajuan yang ia impikan tidak sesuai kenyataan.
"Ayo makan, habiskan semuanya," ujar Kalingga.
"Yeay, pesta makan!" seru Kai. Ia bersiap dengan piring di tangan dan mengisinya dengan banyak macam makanan.
Setelah makan malam selesai, mereka berempat berkumpul di ruang tengah sambil menonton televisi.
"Bagaimana jika kita mengurus semuanya sendiri, pemasaran, penjualan, promosi?" tanya Kalingga.
"Aku bisa mengusahakannya untuk promosi," jawab Kylan. Keenan juga mengangguk setuju. Sementara Kai, ia hanya bisa memberi semangat kakak-kakaknya karena belum bisa melakukan banyak hal yang lebih berarti.
"Bagaimana Tuan Aslan begitu baik menawarkan kerjasama seperti itu, Kak?" tanya Keenan. "Setahuku, keluarga mereka memang punya gerai di Amerika. Namun semua produk yang mereka jual merupakan brand Internasional," lanjutnya.
"Kakak yakin bisa bersaing dengan brand luar negeri?" tanya Kylan.
"Kita coba saja. Gagal pun tidak masalah. Ini hanya usaha untuk merambah pasar Internasional, namun kita juga fokus pada gerai kita sendiri. Beberapa waktu terakhir permintaan pasar meningkat," jelas Kalingga. Ketiga adiknya mendukung apapun keputusan kakak mereka.
🖤🖤🖤
Seminggu berlalu, Aslan menepati janjinya untuk mengirim tiket penerbangan ke Amerika, ia juga menyediakan tempat menginap untuk Kalingga selama berkunjung.
Aslan meminta Kalingga untuk menyiapkan katalog pakaian dari gaun hingga lingerie ke kantornya. Sebelum barang dikirim, Aslan akan memastikan jika semua juga sesuai dengan keinginannya.
Setelah Kalingga menyelesaikan kunjungannya dan setuju, ia langsung bisa mengirim produknya ke Amerika.
"Lusa, apa salah satu di antara kalian ada yang menganggur?" tanya Kalingga saat sarapan pagi bersama ketiga adiknya dan Jojo.
"Kenapa?" tanya Kylan.
"Tuan Aslan memberikan dua tiket keberangkatan beserta dua voucher hotel. Aku bisa mengajak seseorang jika ada yang bersedia," jawab Kalingga.
"Ada undangan dari salah satu stasiun televisi, Kak. Aku sudah setuju dan berjanji untuk datang," tolak Keenan.
"Akhir-akhir ini job pemotretan sangat padat. Jangan mengajakku," sela Kylan. Kalingga menarik nafas panjang, ia melirik Kai.
"Tidak mungkin aku ikut. Kalian tahu sendiri, bulan depan aku ujian tengah semester. Aku akan diskorsing lagi kalau membolos beberapa hari," ucap Kai.
Kalingga terlihat kecewa saat ketiga adiknya benar-benar sibuk, namun ia tidak ingin memaksa.
"Bagaimana denganmu, Jo?" tanya Kylan.
"Aku? kenapa?" tanya balik Jojo.
"Benar, ajak saja Jojo, Kak," sela Keenan. Kalingga diam, ia nampak berpikir.
"Ya, dia bisa membantumu, Kak." Kai pun setuju dengan pendapat Keenan.
Awalnya Jojo menolak karena ia tidak punya banyak uang untuk pergi bersama Kalingga. Namun Kai terus memaksanya untuk ikut. Kalingga pun menjelaskan jika Jojo tidak perlu mengeluarkan biaya perjalanan mereka. Untuk tiket penerbangan hingga tempat menginap sudah di sediakan.
Kalingga akan sangat senang jika ia memiliki teman bertukar pikiran. Jika Jojo ikut, gadis itu bisa memberinya saran.
"Ikut saja, Jo. Kau tidak pernah pergi ke luar negeri, 'kan?" tanya Kai. Bocah laki-laki menyunggingkan senyum ejekan.
"Kenapa seakan kau memaksaku pergi. Jangan-jangan, kau punya rencana."
"Hei, pikiranmu buruk sekali padaku. Aku kan menyuruhmu pergi supaya kau bisa merasakan rasanya naik pesawat, memangnya apa yang akan aku lakukan," ujar Kai dengan wajah cemberut.
Jojo menyipit, menatap Kai dengan pandangan menyelidik.
"Aku senang jika kau bersedia ikut, Jo. Aku akan punya teman mengobrol," ujar Kalingga.
"Baik, tapi apa kalian tidak apa-apa jika aku pergi?" tanya Jojo sambil menatap Keenan, Kylan serta Kai bergantian.
"Tentu, kami akan baik-baik saja." Kylan tersenyum.
Akhirnya Jojo pun setuju. Lagi pula kegiatan di kampusnya kini memang tidak sepadat sebelumnya. Ia bisa libur selama tiga sampai empat hari untuk menemani Kalingga pergi.
Setelah sarapan, ke empat anak asuhnya meninggalkan rumah. Jojo memasuki kamar Keenan untuk mengambil pakaian kotor laki-laki itu. Tinggal di sini dan mengurus segala kebutuhan anak asuhnya membuat Jojo bahkan bisa membedakan pakaian milik masing-masing orang hanya dengan mencium aroma parfum yang masih tertinggal.
🖤🖤🖤
"Lusa aku akan libur selama beberapa hari, Irene. Aku ada keperluan," ucap Jojo pada sahabatnya saat mereka bertemu di kampus.
"Ada apa? kau akan pulang desamu?" tanya Irene.
"Nggak, aku harus menemani salah satu anak asuhku ke luar negeri. Pekerjaan khusus," jawab Jojo.
"Wow, enak sekali. Bekerja sambil berlibur," ucap Irene takjub. Karena selama ia bekerja menjadi maid hampir dua tahun, tidak sekalipun majikannya mengajaknya ke luar negeri bahkan ke luar kota hanya untuk mengasuh anak.
Sampai saat ini, kenyataan tentang ke empat anak asuh Jojo masih menjadi rahasia. Jojo bukannya ingin menyembunyikan rahasia dari Irene. Namun ia ingin menyimpan privasi ke empat anak asuhnya sendiri. Ia bahkan tahu jika Irene juga mengenal Ken Caessa melalui film-film yang pernah Keenan perankan.
"Akhir-akhir ini Leon sepertinya nggak terlalu sering mengganggumu" ujar Irene.
"Memang. Aku sudah memberi pelajaran padanya."
"Pelajaran? jangan bilang kalau kau menghajarnya, Jo!" seru Irene.
"Dia meneleponku hampir sepuluh kali sehari. Mengirim pesan hampir setiap menit. Aku menolaknya beberapa kali dan dia bersikeras memaksaku, aku nggak tahan, Irene!"
"Tapi jangan terlalu kasar. Apa kau akan hidup menjomblo seumur hidup? Sesekali cobalah menjalin hubungan dengan laki-laki mana saja. Asal dia baik dan membuatmu nyaman." Irene memberi nasehat.
Mereka mengobrol hingga jam masuk kelas di mulai. Irene memberi saran pada Jojo untuk mulai membuka hati. Semua wanita suka di sayang dan di perhatikan. Melihat Jojo hanya memikirkan pekerjaan dan pendidikannya, Irene merasa gadis itu terlalu menutup diri.
🖤🖤🖤
terimakasih akak... 🙏🙏☺️