NovelToon NovelToon
Back In Time (Reinkarnasi Selir Kejam)

Back In Time (Reinkarnasi Selir Kejam)

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / TimeTravel / Petualangan / Tamat / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.5M
Nilai: 5
Nama Author: Lyana Mentari

Fiksi-Fantasy

Berkisah tentang dokter muda yang ambisius mengabdikan diri untuk kesehatan anak-anak.

Marissa Darwanti, karena sebuah kecelakaan tragis di malam yang penting. Membuatnya harus berpetualang ke dalam novel berjudul Back In Time, karya sang sahabat.

Antara nyata dan tidak, entah ini mimpi atau memang jiwa Risa merasuk ke dalam raga seorang selir, dari dinasti antah-berantah di dalam novel itu. Menjadikannya seorang selir jahat, yang haus akan cinta dan kekuasaan, Selir Agung Wu Li Mei.

Akankah Risa mampu bertahan dan menjalani hidup sebagai Wu Li Mei? Atau ia bisa terbangun sebagai Marissa suatu hari nanti?



Slow update teman-teman, up hari Senin dan Kamis yaa! Terima kasih, dukung novel ini terus ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyana Mentari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pencarian Yang Li

"Aaaaaarrggghhhh!"

"Aaaaargh, ampun."

"Ampun."

"Ampun, saya tidak bersalah."

"Ampun, Yang Mulia."

Teriakkan permohonan mengalun saling bersahutan memenuhi aula barat, lebih tepatnya aula eksekusi dan penjara. Disana, semua dayang paviliun putri duduk di sebuah kursi yang dijadikan tempat penyiksaan. Mereka dicambuk belasan kali oleh para prajurit, dipaksa mengaku dan mengatakan siapa pelakunya. Pelaku yang meracuni Putri Zhou Xie Ling dengan serbuk merkuri.

Dayang Hong menatap kosong ke arah dua prajurit yang terus mencambuk kakinya. Sang dayang tidak bisa melakukan apa-apa karena tangan dan kakinya diikat. Air mata dan darah melebur menjadi satu, sebagai bukti tidak adanya pengampunan untuk para dayang yang lalai. Dayang Hong yang biasanya tampil rapi, kini berantakan tak berseri.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Zhou Fang Yin, ia dan sang kakak mendapat perintah langsung dan Wu Li Mei untuk mengawasi eksekusi di aula barat. Mereka mengintip dari celah kecil yang ada di pagar pembatas, mereka tidak bisa masuk. karena dijaga ketat.

Zhou Ming Hao menggeleng, "Kurasa kita hanya bisa diam."

"Apa maksudmu kakak?!" tanya sang gadis muda tidak terima, "Lihatlah mereka, mereka tak bersalah."

"Tapi memangnya apa yang bisa kita lakukan? Kita hanya pangeran dan putri kecil, apa kau ingin melawan ibu permaisuri, itu ide gila."

Zhou Fang Yin dapat mengerti apa yang disampaikan sang kakak, tapi hati kecilnya menolak untuk mengerti. Ia tahu sendiri bagaimana Dayang Hong dan dayang lain merawat dan menjaga Zhou Xie Ling, sedari anak itu kecil.

Ia tak sanggup membayangkan jika Dayang Hong adalah dayang pribadinya. Pasti hatinya sangat hancur, mengingat bagaimana para dayang begitu mengasihi para putri dan pangeran.

"Apa yang kalian lakukan disini?"

Zhou Fang Yin dan Zhou Ming Hao membeku, mereka menoleh dengan takut-takut. "Salam, Yang Mulia."

"Bangkitlah!" titah Permaisuri Yang Jia Li. "Apa yang kalian lakukan disini?" tanyanya lagi.

Kedua anak itu saling tatap, lalu sedetik selanjutnya mereka menormalkan ekspresi wajahnya. "Kami hanya tidak sengaja melewati tempat ini." balas Zhou Ming Hao.

"Ya, kami ingin pergi ke aula barat." tambah Zhou Fang Yin.

Sang permaisuri mengerutkan keningnya, memicingkan matanya pada kedua anak di hadapannya itu. Yang Jia Li yakin tujuan mereka bukanlah aula barat, melainkan penjara dan tempat penyiksaan.

Entah Wu Li Mei atau sang kaisar, dua orang itu pasti mengutus mereka kemari. "Lalu, mengapa tidak ada dayang dan prajurit yang mengawal kalian?"

"Tidak perlu, Yang Mulia." jawab Zhou Fang Yin. "Kami merasa aman tanpa mereka."

"Lagipula, kami dapat menjaga diri dengan baik."

"Kalau begitu, kami pamit, Yang Mulia." Zhou Ming Hao menunduk hormat diikuti sang adik, kedua anak itu dengan santai melenggang pergi.

Yang Jia Li menatap kepergian mereka cukup lama. Tujuannya kemari adalah untuk melihat penyiksaan dayang-dayang di paviliun putri.

"Apa semuanya sudah seperti rencana awal?" tanya wanita dengan hanfu biru itu.

Dayang Yue mengangguk, "Sudah, Yang Mulia. Yang--- emmm maksud saya, dayang itu sudah pergi ke perbatasan."

"Baguslah." Yang Jia Li mengangguk sambil menghela napas lega, selama hampir seminggu ia terus gelisah memikirkan rencananya kali ini.

"Apa sebaiknya aku meminta ayah untuk berjaga-jaga?"

"Saya rasa tidak perlu, Yang Mulia." jawab Dayang Yue. "Tapi, jika anda tidak yakin, maka silahkan saja."

...****************...

Wu Li Mei masih setia di samping sang putri, menggenggam erat tangan mungil Zhou Xie Ling. Semakin hari, kesehatan sang putri semakin memburuk. Ia terus batuk darah, dan memuntahkan makanan yang ia makan.

Wu Li Mei tak hilang akal, ia membuatkan berbagai macam bubur agar bisa dikonsumsi oleh Xie Ling. Sang selir rajin memberinya susu dan jus buah-buahan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi gadis kecil itu.

Namun, Zhou Xie Ling masih tak kunjung membaik. Sejak dua minggu lalu, gadis kecil itu terbaring di ranjangnya, ia tidak punya cukup tenaga untuk bangkit.

"Bu?" panggil Zhou Xie Ling pelan, gadis kecil itu memaksa kedua matanya untuk tetap terjaga.

"Ya, sayang?" Wu Li Mei menggeser tubuhnya lebih dekat, menggenggam tangan dingin sang putri dengan kedua tanganya. "Ibu disini, nak."

Zhou Xie Ling tersenyum kecil, seluruh tubuhnya terasa lemas. Bahkan untuk sekedar tersenyum lebih lebar pun ia tak sanggup. Sang putri menatap ke jendela yang tertutup, tidak ada cahaya yang masuk ke dalam paviliunnya. Zhou Xie Ling berdecak dalam hatinya, padahal ia sangat suka sinar matahari tapi para dayang menutup semua jendela.

"Aku ingin melihat matahari." ujarnya, netra gadis kecil itu menyorot kosong pada sebuah jendela di sudut ruangan.

Wu Li Mei mengangguk, "Maka kau harus segera sembuh agar bisa melihat matahari lagi."

"Tapi, ini musim dingin bu."

"Memangnya kenapa?" tanya Wu Li Mei sambil membelai puncak kepala sang putri.

"Musim dingin tidak ada matahari, bu."

Sang selir terkekeh, musim dingin baru saja tiba, dan negeri ini sudah diselimuti kabut tebal. Terlihat seolah tidak ada matahari yang sampai ke Dinasti Ming. "Matahari itu selalu ada sayang." jawabnya. "Matahari hanya sedang bersembunyi di balik awan dan kabut sejuk itu. Nanti saat tiba waktunya, ia akan kembali bersinar terang di langit."

"Maka kau harus bertahan dan sembuh, agar bisa melihat matahari lagi." tandas sang selir.

Zhou Xie Ling hanya bisa mengangguk singkat, matanya terpejam menikmati sapuan halus di kepalanya. "Ya, ibu."

Kamar sang putri diberi banyak penghangat untuk menjaga suhu di dalam tetap hangat, aroma sedap malam bercampur dengan ramuan herbal menyelimuti ruangan kecil itu.

Wu Li Mei memperbaiki letak baju hangat yang ia kenakan, sambil perlahan melepas genggaman tangan sang putri saat Zhou Xie Ling mulai terlelap. Wu Li Mei harus kembali ke paviliunnya untuk sekedar membersihkan diri dengan berendam.

"Bu, kemana Dayang Hong?" tanya Zhou Xie Ling dengan mata yang masih terpejam, gadis itu segera bertanya saat sisi ranjangnya bergerak, itu tandanya Wu Li Mei hendak pergi.

Di tempatnya, berjarak dua langkah dari ranjang. Wu Li Mei memaku, bingung harus berkata apa lagi, karena tidak mungkin untuk mengatakan Dayang Hong sedang dieksekusi. Sang putri pasti sangat bersedih, dan kesehatannya kembali terganggu.

Zhou Xie Ling membuka matanya perlahan, mencoba menatap ke arah jendela. Dayang Hong biasa membuka jendela itu untuknya, untuk sang putri menikmati sinar matahari dan semilir angin.

"Dayang Hong ada sayang." bohong Wu Li Mei.

"Tapi mengapa ia tidak ada disini?"

Wu Li Mei membasahi bibirnya yang kering, "A-ad-ad. Tentu saja ada. Dayang Hong sedang sibuk membuat bubur untukmu, sayang."

"Agar kau cepat sembuh."

1
Putri
/Good/
Retno Nining
Luar biasa
Tiena Ismiati
peran utama booodoh
Tiena Ismiati
bodoh
Tiena Ismiati
peran utamanya bodoh
Tiena Ismiati
bodoh bodoh bodoh wu li
Tiena Ismiati
bodoh wu li mei
Maureen Aliha Srikandi
wahh akhirnya kaisar ada di pihak wu li mei
#ayu.kurniaa_
.
Jio
Luar biasa
Anna Susiana
semangat...selir wu li mei untuk membalaskan kejahatan ketidakadilan yg terjadi padamu dan anakmu
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
iya sama
Anonymous
Qok rasa2nya kaisar peran nya bodoh banget. Masa kaisar mau bicara takut di dengar tengok kanan kiri wkwkwk konyol
Anonymous
ok
Ulfa Indah Putri
ancoorrrr ini gimana siii,kenapa banyak yg di skip, awal nya ok masi di maklumi, tapi semakin kesini kek nya emang terus-terusan di skip de, ke kurang jadinya, banyak masala konflik yg belum selesai tapi kok tiba2 ber alih lagi ya, astaghfirullah tho thor
Anonymous
ok
Win Wiwin
kisah pngeran dan putri thor lanjut
Juliatni andiani Andiani
Luar biasa
Theresia Sri
lanjut tor
Rini Puspitayani
seperti disinetron kisahx kalah mulu engga asik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!