Hallo guyss ini novel aku tulis dari 2021 hehe tapi baru lanjut sekarang, yuks ikutin terus hehe.
Bagaimana jadinya jika seorang pria mengajak wanita tak dikenal membuat kesepakatan untuk menikah dengannya secara tiba tiba? ya itu terjadi dengan Laura dan Alva yang membuat kesepakatan agar keduanya menjadi suami istri kontrak, dalam pernikahan mereka banyak rintangan yang tak mudah mereka lewati namun dalam rintangan itulah keduanya dapat saling mengenal satu sama lain sehingga menimbulkan perasaan pada keduanya.
apakah pernikahan mereka akan berakhir setelah kontrak selesai atau mereka memilih mempertahankan pernikahan? yuk ikuti terus kisah Alva dan Laura
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Yulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
Ceklek
Alva tidur diposisi nya ketika menemani Laura tidur, senyum tipis pria itu muncul ketika ia bisa merasakan kehangatan dan wangi tubuh Laura masih menempel di ranjang.
"Laura," gumam Alva.
Tring!!
Maaf aku baru melihat pesan mu karena aku tertidur pulas sejak siang tadi ~ Laura.
Alva langsung mendudukkan tubuhnya ketika mendapat pesan dari Laura.
Kau dimana? Aku khawatir Laura ~ Alva.
Tadi aku melihat Aliva dirumahmu jadi aku memutuskan untuk pergi ke butik ~ Laura.
Lima belas menit ~ Alva.
Apanya? ~ Laura.
Alva keluar dan kembali mengunci kamar Laura lalu berjalan pelan menuju pintu utama, setelah berhasil Alva bergegas keluar rumah dan menyusul Laura menuju butik.
Lima belas menit berakhir Alva sudah berdiri didepan pintu butik, karena sudah larut tidak ada satu orangpun yang melewati tempat itu.
Ceklek
Alva menggunakan kunci cadangan untuk masuk kedalam butik dan langsung menuju ruang istirahat tempat Laura bermalam.
Laura sudah tau Alva datang, dia berpura-pura tidur pulas agar Alva tidak khawatir dan langsung pulang kerumahnya namun ternyata salah.
Alva malah memeluk Laura dari belakang sembari mengelus perut datar istri kontraknya sembari mencium pipi wanita itu.
"Al-Alva," ucap Laura agar Alva menjauh.
"Mm?" Alva mengambil bantal yang digunakan Laura lalu mengganti dengan lengannya agar wanita itu lebih dekat.
"Aku beristirahat cukup, kau pulang saja," kata Laura.
"Kakak dan adikku menginap di rumah jadi tidak ada kamar," ujar Alva.
"Apa mereka menggunakan kamar yang kau berikan padaku?"
"Tidak."
"Lalu kenapa tidak tidur disana?"
Aku tidak bisa tidur memikirkan keberadaan mu, aku tidak bisa menutup mata saat kau tidak ada disamping ku dan sekarang setelah kau berada di dekapan ku rasanya aku ingin menutup mata tanpa berbicara, batin Alva.
"Hmm aku ingin tidur jangan banyak bicara," jawab Alva.
Laura mengangguk pelan lalu ikut menutup mata walau tangan Alva terus mengelus perut datarnya padahal belum ada tanda-tanda pergerakan dari anak yang dikandung Laura.
Alva memutar tubuh Laura agar wanita itu menghadap padanya.
"Sebenarnya kau bisa pergi ke apartemen Tania karena dia kekasihmu dan pastinya disana lebih nyaman," ucap Laura sembari menatap Alva.
Bahkan aku lupa ada Tania saat aku bingung ingin tidur dimana, batin Alva.
"Anak ini memanggilku untuk tidur bersamanya jadi aku datang," jawab Alva datar.
Pria itu kembali memeluk Laura dengan posisi yang berbeda karena kali ini keduanya berhadapan satu sama lain.
"Bi-bisakah jangan terlalu dipeluk," ucap Laura ragu.
"Anak ini menyuruhku untuk memeluknya."
Apa tidak terbalik, harusnya orang yang hamil menginginkan sesuatu, batin Laura.
"Dan anak ini menyuruhmu untuk memeluk papanya kenapa tidak pernah kau lakukan," kata Alva.
"Mm kurasa dia tidak menginginkan itu," bantah Laura.
"Kau tidak tau ikatan seorang ayah dan anak sangat kuat, aku bisa mendengar keinginannya dari luar."
Bukankah ikatan batin seorang ibu lebih kuat, batin Laura.
"Dia menginginkan itu aku mendengarnya sendiri, peluk aku sekarang," desak Alva.
Namun Laura menggelengkan kepala karena ia masih ingat ucapan Alva.
"Tapi kau pernah mengatakan aku tidak boleh menyentuhmu dan kau boleh menyentuhku semau mu, aku tidak ingin melanggar peraturan," kata Laura.
Apa itu sebabnya dia tidak pernah membalas ciuman atau sentuhan ku, apa aku pernah mengatakan dia tidak boleh menyentuhku?, Batin Alva.
"Aku ingin tidur kenapa kau selalu mengajakku berbicara," ucap Alva mengalihkan pembicaraan lalu menarik pinggang Laura untuk mendekat agar dia lebih mudah untuk mendekap wanita itu kedalam pelukannya.