NovelToon NovelToon
Menikahi Tunangan Adikku

Menikahi Tunangan Adikku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest / Perjodohan / Cintamanis / Patahhati / Balas Dendam
Popularitas:69M
Nilai: 4.9
Nama Author: Suesant SW

Sarah dipaksa orangtuanya menikahi tunangan adiknya Sally, hanya karena Sarah seorang anak angkat yang terikat balas budi.

Sally adiknya yang selalu dimanja membuat kesalahan besar, berselingkuh dengan mantan pacarnya yang telah menikah berujung lari dari rumah bersama selingkuhannya.

Sementara itu, untuk menutupi aib keluarga dan menjaga hubungan baik dengan partner bisnis sang ayah, Sarah harus bersedia menikahi tunangan adiknya bernama Raka, seorang laki-laki dingin yang bahkan tidak tertarik dengannya.

Kehidupan rumah tangga mereka yang tanpa dilandasi cinta itu tentu saja menuai banyak konflik. Sampai kemudian Sarah menyadari bahwa diam-diam dirinya mencintai Raka.

Masalah lain bertambah saat kemudian Sally muncul kembali dan berusaha merebut kembali Raka darinya.

Apakah Sarah bisa mempertahankan suaminya dan mendapatkan cinta dari Raka ataukah Sarah harus menyerah kepada pernikahan dan cintanya?

Semoga di sukai, ya...🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suesant SW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 32 TERLAMBAT MENYADARI

Sarah baru saja sampai rumah orangtua Raka. Mama sudah sudah berdiri di teras rumah, sepertinya menunggu dengan tak sabar.

"Apa kabar, sayang...?" sebuah pelukan hangat menyambutnya. Mama begitu sehat, bahkan lebih bugar dari pertama kali mereka bertemu.

"kabar baik, ma..." Sarah membalas pelukan mama dengan hati yang tiba-tiba terasa mengharu biru.

"Senang sekali, liat mama sudah tidak lagi di kursi roda" Sarah merasakan ciuman mendarat di pipinya. Penuh dengan kasih sayang.

"Iya, sayang...mama sekarang bisa berjalan-jalan sampai depan komplek, lho"

"Syukurlah, ma...tapi mama tidak boleh terlalu capek, nanti sakit lagi seperti kemarin."

"Eh, kalian berdua Raka ini memang sehati," mama mencubit pipi Sarah lembut.

"Hah...kok sehati? memangnya kenapa, ma?" Sarah menenteng tas pakaian yang tak seberapa besarnya ditangannya, mengikuti langkah mama.

"Kemarin malam waktu mama VC sama Raka, dia juga ngomong begitu sama mama" mama tertawa kecil.

Bi asih muncul di depan pintu dengan wajah yang riang.

"Nak Sarah, lama tidak pulang..."

Betapa kata-kata bi Asih terasa menusuk hatinya ketika mengatakan kalimat itu.

Semua orang di dalam rumah ini selalu menganggapnya bagian dari rumah ini, tapi Sarah sendiri tidak pernah merasakannya.

Dia tidak pernah berani membuat ikatan yang dengan rumah ini, karena jika dia melakukannya, dia kuatir semakin terluka ketika saat perceraiannya dengan Raka tiba.

"Maafkan sarah, bi...Sarah ini memang tidak pandai membagi waktu. Selalu sok sibuk" Sarah terkekeh.

"Bi asih, kamarnya sudah siap?" tanya mama.

"Sudah, bu...kamar den Raka sudah bi Asih bersihkan."

"Makasih bibi, Sarah antar tas dulu ya ke atas, nanti tunggu aku di dapur aku mau masak makan malam buat mama. "

Mama menatap Sarah dengan begitu sayang, membuat Sarah disergap rasa bersalah di dalam hati.

"Istirahat saja dulu sayang, ini masih sore juga..."

"Sarah naik dulu ya, ma"

Mama melempar senyum sambil mengangguk, ketika Sarah pamit menaiki tangga menuju lantai atas.

Saat Sarah membuka pintu, dia merasa begitu akrab dengan bau maskulin di dalam kamar itu. Seolah-olah ada Raka menunggu di sana dengan tatapan acuh dan dinginnya.

Wajah itu dulu kerap membuat dia kesal luar biasa, tapi betapa sekarang Sarah merasa sangat merindukannya.

Tangan Sarah menyentuh sofa bed di bagian kaki tempat tidur yang biasa menjadi tempat Raka tidur jika dia sedang menginap di rumah ini.

Sofa bed itu terasa lembut tapi dingin, seolah bercerita entah berapa lama tidak pernah di tiduri.

Sarah meletakkan tasnya di atas meja dan duduk tercenung di sana, memandang sekeliling dengan dada yang terasa mulai sesak.

Sarah berharap menemukan sedikit bayangan Raka di sana, dan matanya kemudian tertuju pada dinding di atas kepala tempat tidur.

Di sana tergantung sebuah figura besar dengan frame dari kayu yang di cat bening, memberi warna kayu yang alami.

Di dalam frame itu, terpampang foto pernikahan Sarah dan Raka.

Di foto itu Sarah dan Raka sedang tersenyum sambil melihat ke sebuah arah.

Sarah terpana, entah kapan foto itu di ambil tapi pose itu sungguh seperti benar-benar foto sepasang pengantin yang sedang bahagia.

Tanpa sadar, dua buliran bening jatuh di sudut matanya.

Dada Sarah terasa seperti dihimpit batu besar, membuatnya tak bisa menahan lagi perasaannya.

Sarah beranjak menuju tempat tidur, kemudian jemarinya meraba kaca figura itu, matanya terpejam membayangkan semua hal yang pernah dilewatinya bersama Raka. Dia tidak tahu jika akhirnya dia menjadi begitu merindukan laki-laki itu, yang baginya dulu serupa pajangan saja, ada di dekatnya tapi hanya untuk dipandang saja.

sarah terduduk diatas tempat tidur yang empuk dan lembut itu saat tangan kirinya menyentuh sebuah benda kecil diatas meja lampu tidur.

Sebuah foto, milik Raka. Raka yang sedang tertawa lebar. Sarah mengambilnya, dan memandanginya. Memandangi wajah yang sekarang baru disadarinya begitu tampan.

Sarah menatap foto itu, begitu lama. Sampai-sampai rasanya matanya perih.

Dipeluknya foto itu, dan menangis tanpa suara.

Dia tidak bisa berbohong lagi, dia telah jatuh cinta pada Raka, dia menginginkan Raka, dia sangat rindu bertemu dengan laki-laki itu.

Dia tidak perduli apakah Raka menginginkannya atau tidak, dia hanya ingin memeluk Raka dan mengatakan bahwa dia sangat sakit selama ini tanpa kehadiran Raka.

Dia seperti anak kucing yang bersembunyi di balik punggung Dion, berharap bisa melupakan Raka dengan menerima laki-laki lain sebagai kekasihnya.

Tapi dia salah besar, semakin dia berusaha memberikan perasaannya pada Dion semakin besar pula rasa bersalah dan bayangan Raka berputar-putar di dalam kepalanya.

Sekarang aku harus bagaimana? Sekarang aku harus berbuat apa? Aku tidak bisa harus terus begini, Raka...

Sarah memeluk foto Raka sambil meringkuk dan terisak dengan perasaan yang bercampur baur tidak menentu.

"Sayang..." tiba-tiba sebuah tangan menyentuh bahunya. Sarah mendongakkan kepala, mama berdiri di depannya dengan pandangan yang begitu teduh.

"Mama." sarah menghapus air matanya dengan punggung tangannya dan segera meletakkan foto Raka ke atas meja.

"Kamu menangis, sayang?" pertanyaan Mama membuat Sarah tersadar dengan apa yang sedang dilakukannya. Kedua tangannya segera menghapus sisa-sisa basah pada wajahnya.

"Maafkan Sarah, ma. Sarah tidak dengar mama datang" desah Sarah sambil berdiri dari duduknya berusaha tersenyum.

Mama meraih tangan Sarah, kemudian membimbing Sarah kembali duduk diatas tempat tidur.

"Mama tahu pasti ada yang tidak beres antara kalian berdua Raka" desah mama.

"Raka benar-benar menyakitimu, sayang? Raka sungguh tak berperasaan sampai anak mama ini menangis begini..." mama membelai rambut Sarah dengan penuh kasih sayang, seketika Sarah merasakan kesesakan dadanya semakin membuncah.

Tak dapat lagi dia menahan perasaannya. tangisnya pecah di pelukan wanita setengah baya yang sangat lembut hati itu.

Mama memeluk Sarah, menepuk-nepuk punggungnya perlahan seolah memberi gadis itu kekuatan. Dibiarkannya Sarah menangis di dalam pelukannya beberapa saat.

Sarah menangis dalam rasa bersalah yang sangat luar biasa, telah membohongi orangtua ini begitu banyak.

Sarah menangis dalam rasa takut, telah terlambat untuk mengatakan bahwa dia sangat menyukai Raka dan sekarang dia sangat merindukan laki-laki itu.

Sarah menarik tubuhnya ketika tangisnya mulai mereda. Wajah cantiknya sekarang begitu basah. Dengan kedua ibu jarinya, mama menyeka air mata Sarah.

"Kamu benar-benar sedang sangat sedih, sayang. katakan pada mama apakah Raka sudah sangat keterlaluan padamu?" suara lembut itu semakin mengiris-iris perasaan Sarah

"Maafkan Sarah, Ma...maafkan Sarah."

"Kamu minta maaf untuk apa Sayang?"

"Sarah dan Raka telah banyak menyakiti mama." jawab Sarah tersendat.

Mata mama memicing, menatap Sarah yang masih sesenggukan.

"Mama yang seharusnya meminta maaf kepadamu, sayang. Raka telah berbuat hal yang sangat memalukan..." tangan mama mencengkeram lengan Sarah dengan sedikit gemetar.

Sarah terdiam, mulutnya mengatup dengan tegang

Apakah Raka benar-benar telah menceritakan semuanya kepada mama?

"Raka telah tega mengkhianatimu, dengan menjalin hubungan dengan perempuan itu!"

Bibir Sarah seketika terbuka, seperti telah teraliri arus listrik ribuan volt. Dia tak tahu apa yang dibicarakan mama, tapi yang pasti kalimat itu menyakitinya sampai ke ubun-ubun.

1
Nengsih17
Luar biasa
Nengsih17
Buruk
ros
Luar biasa
Jetty Eva
kembali k masa kecilx...
Jetty Eva
kata bukan mata..
Jetty Eva
KEREEEN...TRIKX KEREN...
Jetty Eva
KANKER bukan KANGKER..
Jetty Eva
koq terlukaaa...??? bukanx kamu yg menjajakan diri pd setiap lelaki hidung belang..??jalang koq teriak jalang👿👹
Jetty Eva
Betuuul....
Jetty Eva
😘😘😘😘😘😘bwt Raka...LAKI SEJATI...
Jetty Eva
mama Raka bukan mama Sarah...
Jetty Eva
typo...papa dan mama Raka bukan Sarah...
Jetty Eva
naaah ini baru LAKI...gentleman...aq padamu Raka🤩
Jetty Eva
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Widelia 7Naga
Finish 🍓 #20.02.25
Riska Afzal
luar biasa ceritanya sampai mewek aku thorr😭😭😭
Riska Afzal
/Heart//Heart/
Riska Afzal
takut di ganggu Selly lagi si Raka , makany langsung plng ktemu istri
Jetty Eva: Raka, sebaikx kamu cerita secara detail ttg Sella yg nyusul k Leiden...drpd Sella yg cerita dgn bumbu terasi, kau apes...
total 1 replies
Dewi Hutabarat
Luar biasa
☠🌼ꪻ🍾⃝ ͩʟᷞɪͧʟᷡʏͣˢᵗᵃʳ💫
duh, kalau gak salah si Tania2 ni ntar coba2 jadi PELAKOR.
masih ingat aku.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!