Sampai Akhir Nanti

Hati Bima berdesir mendengar ucapan mesra istrinya, sejujurnya mungkin benar hatinya telah berpaling dari renata, namun entah mengapa mulutnya sulit untuk mengakui nya. Bima memandang punggung istrinya yang menghilang dari pandangannya.Andika tiba-tiba muncul dan tersenyum memandang bos nya.

"kau melihat apa? ketika disini kau abaikan, ketika pergi kau perhatikan, kau itu benar-benar seperti pecundang tuan Bima"

mendengar ucapan Asisten pribadinya itu membuat darahnya mendidih, Bima melemparkan bantal sofa pada Andika. Andika tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan atasanya.

"tuan, masakan istrimu enak sekali, sayang sekali kau tidak memakannya, padahal dia memasakkan masakan favoritmu tadi, aku tau tadi kau hanya berpura-pura ada janji..jika besok besok kau tak mau memakannya, panggil saja aku, aku siap menemani istrimu"

Bima melirik asisten nya .

"sudahlah dika jangan menggodaku, sudah berapa kali aku bilang padamu, aku tidak tertarik membicarakan gadis itu"

Bentak Bima, Andika terkejut, senyum tipis terbit dari mulutnya.jikalau Bos nya itu tidak cemburu, tidak akan mungkin Uring-uringan seperti ini.

"pergilah, kau harus mengikuti meeting jam 2 siang nanti, mood ku lagi jelek, aku tidak bisa konsentrasi"

"baik tuan. aku sarankan lebih baik anda pulang, temui istri anda tuan, mood anda jelek mungkin karna anda benar-benar merindukan nya. "

"Andika......!!!!!!!!?!" teriak Bima.

Andika tertawa,, masih saja dia menggoda bosnya yang emosinya ada di ubun-ubun itu. Bima benar-benar pusing hari ini, iapun melangkah pergi, ia menuju ke apartemen.

ia melangkah kearah kamar,namun netranya mendapati bingkai foto dirinya dan Zahira, foto diacara pernikahannya, Zahira begitu mempesona dengan senyuman nya, juga dengan dirinya yang terlihat tampan berkarisma.

hari ini adalah tepat satu bulan pertemuannya dengan Zahira saat pertama kali, wanita yang saat itu menolaknya mentah-mentah,wanita galak yang mengibarkan bendera perang padannya,kini berubah menjadi wanita yang pandai menggoda dirinya.wajah yang terlihat semakin cantik tanpa penutup kepala itu benar-benar membuatnya gila. Bima tersenyum.

" Apa iya aku jatuh cinta kepadamu nona galak?"

tanyanya, sambil membelai wajah Zahira di bingkai foto itu. kemudian menuju kamarnya membersihkan diri. setelah selesai membersihkan diri, Bima melihat jam yang melingkar ditanganya, menunjukkan pukul 17.00.

"kenapa dia belum pulang?

Bima mengambil ponselnya diatas meja, ada pesan masuk dari Zahira 10 menit yang lalu.

" Mas,, disini hujan lebat, aku tunggu sampai reda dulu ya, aku takut petir mas,"

Bima tak membalas pesan dari Zahira, iapun menancap gas mobilnya menuju kearah rumah mertuanya, yang hanya menempuh perjalanan satu jam dari apartemen nya, entah mengapa hatinya gelisah.

😌😌

Zahira yang telah berpamitan pada kedua orang tua serta adiknya pun segera menancap gas mobilnya, hari sudah mulai petang, iapun sudah selesai sholat magrib, hujan juga telah reda,Zahira memutuskan segera pulang, sebenarnya Deren ingin mengantarkan nya, namun Zahira menolak. ia melirik ponselnya Bima hanya membacanya, tanpa membalasnya.

"mas, apa kamu tidak merindukan ku?

ditengah sepinya jalanan, Zahira merasakan tak nyaman, ia menambah kecepatan nya. yang benar saja, dia dihadang 2 orang laki-laki ditengah jalan. Zahira terpaksa mengentikan mobilnya. salah satu dari mereka mengetok kaca mobil. Zahira begitu ketakutan. ia mencoba menghubungi Bima, namun hanya berdering saja. Orang itu semakin memaksa membuka kaca mobil. Zahira sudah tampak gelisah. dengan keberaniannya Zahira menancap gas mobilnya mau tidak mau orang didepannya menghindari Zahira, tetapi tidak sampai disitu, kedua preman itu mengejar Zahira dengan motornya. Zahira terus melaju melafalkan doa pada sangat pencipta.hingga tak tau kenapa ban Zahira terasa kempes. sehingga mobilnya tidak bisa berjalan cepat. kedua laki-laki itu berhasil menghadang mobil Zahira. Zahira melirik ponselnya. Bima benar-benar tak menghiraukan nya.

" YaTuhan tolong hambamu"

kedua orang itu berada disisi kanan, dan kiri mobil Zahira, mereka memukul kaca berharap dibuka namun Zahira tak memperdulikan nya. salah satu dari mereka memecahkan kaca dengan balok kayu.

"au... "

Zahira terkejut. air matanya begitu saja mengalir.