NovelToon NovelToon
Rahasia Chen Xi(Jiwa Yang Terjebak Di Tubuh Budak)

Rahasia Chen Xi(Jiwa Yang Terjebak Di Tubuh Budak)

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Pengganti / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Romansa / Reinkarnasi
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anastasia

Di malam yang sama, Yu Xuan dan Chen Xi meregang nyawa. Namun takdir bermain jiwa Yu Xuan terbangun dalam tubuh Chen Xi, seorang budak di rumah bordil. Tak ada yang tahu, Chen Xi sejatinya adalah putri bangsawan Perdana Menteri, yang ditukar oleh selir ayahnya dengan anak sepupunya yang lahir dihari yang sama, lalu bayi itu di titipkan pada wanita penghibur, yang sudah seperti saudara dengan memerintahkan untuk melenyapkan bayi tersebut. Dan kini, Yu Xuan harus mengungkap kebenaran yang terkubur… sambil bertahan di dunia penuh tipu daya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 32.Gang sepi.

Malam menjelang di ibu kota.

Udara dingin turun perlahan, menyelimuti jalan-jalan batu yang masih ramai oleh para pedagang yang menutup lapak dan lampu-lampu minyak yang berkelip seperti bintang kecil di tanah.

Chen Xi berjalan cepat menyusuri gang sempit bersama Lian, tudungnya kembali ia kenakan untuk menutupi wajah.

Namun langkah kakinya sedikit goyah. Sejak pertemuan tadi, napasnya terasa berat bukan karena lelah, melainkan karena sesuatu yang jauh lebih berbahaya dari sekadar tatapan Xiao Long.

Aku takut sekali paman mengenaliku, bagaimanapun juga dia orang yang dekat dengan ku daripada keluarga ku yang lain.

Sejak jiwanya masuk ke tubuh Chen Xi,sejak ia menjadi Xu Yuan yang terjebak di tubuh gadis dari Yue Zhi itu semesta seakan tak henti mengujinya dengan kehadiran orang-orang dari masa lalunya yang mestinya ia jauhi.

Xiao Long… pamannya.

Orang yang dulu menemaninya saat sendiri, melindunginya di istana… saat para saudaranya menjahili dirinya.

“Cepat, Nona,” bisik Lian sambil menarik tangannya. “Kita hampir sampai. Kalau Nyonya Heng melihat kita tidak dirumah,saya yang kena marah!”

Chen Xi mengangguk pelan, mencoba menenangkan diri. Namun sebelum mereka sempat membelok ke gang kecil menuju kediaman mereka, suara derap kuda dari arah belakang membuat Chen Xi spontan menoleh.

Tiga kuda hitam melaju pelan di bawah cahaya rembulan, di depan mereka berdiri seseorang berpakaian hitam dengan lambang naga perak di dada lambang istana timur, tempat Xiao Long memimpin.

Lian menahan napas. “Sepertinya kita sedang diikuti,nona.”

“Kau benar. ”

“Terus bagaimana?. ”

“Sebaiknya kita berpencar, di perempatan jalan yang sepi itu kita berpisah dan ketemu di rumah.”

Lian pun mengangguk, akhirnya mereka berdua berpencar untuk mengecoh orang yang mengikuti mereka.

Angin malam membawa aroma besi dan debu. Di bawah cahaya rembulan yang pucat, Chen Xi terus melangkah cepat, memastikan setiap langkahnya tidak meninggalkan jejak mencolok. Ia menatap ke belakang tidak ada siapa pun. Napasnya mulai tenang.

Sepertinya aku berhasil menghindar… pikirnya lega.

Namun baru saja ia hendak berbelok ke jalan kecil yang menuju rumah penginapan, suara tawa kasar terdengar dari arah depan.

“Wah, siapa ini?”

Seorang pria berpakaian compang-camping melangkah keluar dari bayangan gang. Dua orang lainnya mengikuti, membawa tongkat dan botol arak di tangan. Wajah mereka kusam dan mata mereka liar.

“Seorang gadis sendirian malam-malam begini… tidak takut tersesat, nona manis?” goda salah satunya dengan suara parau.

Chen Xi mundur setapak, matanya tajam tapi tubuhnya tegang. “Minggir. Jangan halangi jalan ku!.”

“Hah!” si pria yang paling tinggi tertawa keras. “Kami juga tidak ingin menghalangi mu cantik, kami cuma ingin… sedikit kehangatan di malam dingin ini.”

“Kalian.. kalian mau uang akan aku berikan, tapi biarkan aku pergi.”

“Uang ya!. ”ucap salah satu dari mereka sambil tersenyum kecil. “Tentu saja. ”

Chen xi pun merasa lega, lalu saat mau mengeluarkan kantong uangnya. Tangan pria tadi memegang tangan Chen xi. “Aku belum selesai bicara nona, kami ingin malam ini kamu menemani kami. ”

Chen xi menarik tangannya dari pria tadi, tapi pria itu bersikeras menahannya dan Chen xi mendorongnya sampai terjatuh.

Chen xi pun berbalik, tapi lagi-lagi kawan pria itu mencoba menghalangi jalannya.

Tawa mereka memantul di dinding batu sempit gang itu, menyesakkan dada. Chen Xi ketakutan, ia berpikir seharusnya tidak melewati jalan ini.

“Minggir kalian!” serunya marah, namun salah satu dari mereka justru mendekat, tangannya terulur berusaha menarik tudung dari kepala Chen Xi.

Refleks, Chen Xi menepis tangan itu dan menendang lutut pria tersebut. Pria itu meringis, namun yang lain segera menangkap pergelangan tangannya.

“Berani juga, ya!” desisnya.

Chen Xi menggeliat berusaha melepaskan diri, namun kekuatan mereka jauh lebih besar. Tudungnya terlepas, menampakkan wajah cantik yang berkilau di bawah cahaya bulan. Itu justru membuat para pria itu terdiam sesaat dan terpesona.

“Cantik sekali… kalau dijual ke rumah hiburan, harganya bisa tinggi sekali,” ucap salah satu dengan tawa rendah.

Chen Xi menendang lagi, tapi kali ini satu dari mereka menampar keras ke arah wajahnya—

BRAK!

Sebelum tangan itu menyentuh kulitnya, suara logam beradu memecah udara. Sekejap kemudian, tubuh pria itu terlempar ke belakang, darah menyembur dari bahunya.

Chen Xi terperanjat. Suara langkah berat bergema di gang sempit itu.

Dari balik bayangan, muncul sosok berpakaian hitam dengan lambang naga perak di dadanya. Di tangannya tergenggam pedang panjang berlumur darah. Mata keemasannya berkilat dingin.

“Beraninya kalian menyentuh wanita itu,” suara itu rendah, tapi cukup membuat udara terasa berat.

Para pengemis itu terdiam, gemetar melihat siapa yang berdiri di depan mereka. Salah satunya berbisik, “I-Itu… Raja long… Jenderal Xiao Long!”

Xiao Long melangkah maju tanpa ekspresi. Pedangnya menari cepat yang suara besi melesat, diikuti jeritan singkat. Dalam hitungan detik, semua pria itu tumbang, berguling di tanah, tak sanggup berdiri lagi.

Chen Xi mematung.

Udara berbau darah. Detak jantungnya tak terkendali. Xiao Long berdiri hanya beberapa langkah darinya, bayangannya menutupi tubuhnya yang gemetar.

“Apakah kau baik-baik saja?” tanya Xiao Long pelan, matanya tajam tapi suaranya… lembut.

Chen Xi mengangguk kaku, tapi suaranya nyaris tidak keluar. “Saya… tidak apa-apa.”

Xiao Long memandangi wajahnya lama, lalu mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri tegak. “Kau seharusnya tidak berjalan sendirian malam-malam seperti ini,” katanya datar, namun nada khawatir tak bisa disembunyikan.

Chen Xi tiba-tiba memeluk dirinya, “Paman.. untung kamu datang. ”

Xiao long pun menjadi bingung, kenapa setiap bertemu Chen xi menyebutnya dengan sebutan paman.

Xiao Long tertegun.

Kata itu lagi paman yang terdengar begitu lembut, namun juga mengguncang sesuatu jauh di dalam dadanya.

Tatapannya membeku sesaat, memandangi gadis yang kini memeluk dirinya erat, tubuhnya gemetar hebat seperti anak kecil yang baru saja lolos dari bencana. Ia bisa merasakan jantung Chen Xi berdetak kencang di dadanya.

Paman lagi? dia sebut aku lagi seperti itu.

Xiao Long menurunkan pandangannya perlahan, menatap wajah pucat gadis itu. Ada air mata yang berkilau di ujung matanya, menetes tanpa sadar. Bukan air mata ketakutan lebih seperti air mata seseorang yang akhirnya bertemu orang yang dirindukan setelah sekian lama.

Namun itu mustahil. Ia baru mengenalnya.

“Paman?” ulang Xiao Long pelan, nadanya datar tapi matanya memantulkan rasa ingin tahu yang dalam.

Chen Xi tersentak sadar. Ia buru-buru melepas pelukannya, menunduk dalam, kedua tangannya meremas rok panjangnya dengan gugup. Astaga… apa yang barusan kulakukan?!

“S-saya maksudnya… tuan! Tuan… datang tepat waktu,” katanya cepat, suaranya bergetar. “Saya hanya… terlalu panik jadi salah sebut.”

Tapi tatapan Xiao Long tidak beralih sedetik pun.

“Tidak. Kau jelas memanggilku paman.”

Nada suaranya tenang, tapi di baliknya tersimpan ketegangan yang samar seperti seseorang yang sedang menahan sesuatu yang tidak ia pahami.

Chen Xi menggigit bibir bawahnya, pikirannya berpacu. Sial! Kenapa aku bisa terpeleset begitu saja?

Tubuh Chen Xi menggigil, bukan karena dingin, tapi karena sadar kesalahannya hampir membuka rahasia besar yang ia simpan.

“Bukankah tuan pria dewasa,” katanya terbata, mencoba mencari alasan, “jadi apa salahnya aku menyebut tuan paman?.”

Xiao Long menaikkan alisnya. “Maksudmu aku sudah tua?”

Ia berjalan mengitari Chen Xi perlahan, seperti seekor serigala yang mengelilingi mangsanya, menatap dari ujung rambut hingga ke ujung jari. “Umur kita juga tidak terpaut jauh.”

Chen Xi menunduk makin dalam, jantungnya hampir melompat keluar. “Memangnya umur tuan berapa?.”

“Tahun ini menginjak kepala tiga, terus?. ”

“Bukankah terpaut jauh dengan ku, aku masih delapan belas tahun. ”

Xiao long menjawabnya terbata-bata, “Kau.. beraninya!. ”

Chen xi mengalihkan pembicaraan mereka, “Hari sudah malam aku harus pulang. ”

Xiao long pun tidak memperpanjang perdebatan mereka, dan mengantarkan Chen xi pulang dengan keretanya.

1
RiNdaNi Poetrie
Thor kalau update jangan lah 1 halaman. coba 3 halaman kali-kali kan🤭
Iin Wahyuni
lanjut thor💪
SecretS
Sungguh kisah tragis, tapi kakak apa boleh kasih saran buat cerita kakak ini menjadi yang lebih menarik seperti akhir tak selalu harus menikah terkadang kembali merasakan hidup damai itu yang terpenting kak. Tolong buat yang berbeda dari punya tetangga ya karena kebanyakan sih selalu berakhir dengan fulgar atau menikah itu membosankan kak, tapi cerita kakak ini sudah menarik kok lanjutkan terus ya 💪💪 semangat 👍👍👍
Kitty: boleh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!